Gairah sepak bola di Vietnam seakan tidak pernah mati. Segala aktivitas terhenti sejenak ketika timnas Vietnam berlaga. Sepak bola seperti jantung dan hati bagi masyarakat Vietnam.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Sebagaimana di Indonesia, masyarakat Vietnam juga adalah para penggila sepak bola. Namun, getaran fanatisme sepak bola di Vietnam jauh lebih menggila. Tingkat kegemaran masyarakat Vietnam terhadap olahraga si kulit bundar boleh dibilang sudah melampaui akal sehat. Darah sepak bola seakan mengalir deras di dalam diri mereka.
Stadion Thien Truong di Provinsi Nam Dinh disesaki puluhan ribu penonton, Kamis (19/5/2022) sore. Penonton itu mayoritas merupakan warga lokal Vietnam. Mereka berjejalan di pintu masuk. Antrean penonton mengular. Sebagian penonton menggenggam tiket pertandingan semifinal SEA Games 2021 antara timnas sepak bola U-23 Indonesia menghadapi Thailand.
Stadion berkapasitas sekitar 30.000 tempat duduk itu nyaris penuh. Panitia mengumumkan, setidaknya ada 45.000 orang berada di stadion. Masyarakat Vietnam memadati setiap jengkal tribune stadion. Mereka yang tidak bisa masuk terpaksa menonton dari luar. Beberapa warga mengintip jalannya pertandingan dari sela-sela pintu samping stadion.
Keramaian itu sedikit janggal karena timnas Vietnam hari itu tidak bermain. Pertandingan semifinal lainnya antara Vietnam dan Malaysia berlangsung di Provinsi Phu Tho yang berjarak 178 kilometer dari Nam Dinh.
Masyarakat di sini sangat mencintai sepak bola. Jadi, walaupun timnas kami sedang tidak bertanding, mereka tetap datang ke stadion untuk menonton sepak bola.
”Masyarakat di sini sangat mencintai sepak bola. Jadi, walaupun timnas kami sedang tidak bertanding, mereka tetap datang ke stadion untuk menonton sepak bola,” kata jurnalis harian Lao Dong, Nguyen Van Du (36).
Warga Vietnam itu berbaur di antara pendukung timnas Indonesia dan Thailand. Mereka membawa puluhan bendera nasional Vietnam dan juga foto mendiang mantan Presiden Vietnam, Ho Chi Minh, yang akrab disebut Paman Ho.
Hari itu pemimpin besar masyarakat Vietnam berulang tahun yang ke-132. Tidak ketinggalan alat musik seperti drum dan trompet mereka bawa ke dalam stadion. Seakan mengajak semua hadirin di stadion untuk turut merayakan ulang tahun Paman Ho, sepanjang pertandingan, suara drum dan trompet saling bersahutan tiada henti.
Pertandingan antara Indonesia dan Thailand pun berlangsung menarik dan meriah berkat kehadiran warga lokal Vietnam. Jumlah mereka melampaui suporter Indonesia dan Thailand yang hadir ke stadion. Teriakan histeris dan tepuk tangan lebih banyak berasal dari kubu warga Vietnam. Meski yang bertanding saat itu bukanlah timnas negara mereka.
Gairah sepak bola
Atmosfer sepak bola kian terasa saat timnas Vietnam bertanding. Ketika melakoni babak penyisihan grup kontra Myanmar di Stadion Viet Tri, Provinsi Phu Tho, detak kehidupan di luar area stadion seakan berhenti. Jalan-jalan mendadak lengang. Sejumlah toko memilih tutup lebih awal. Masyarakat di Phu Tho berkumpul di warung-warung atau lapangan terbuka yang menyediakan layar besar untuk nonton bersama.
Begitu peluit tanda pertandingan Vietnam dimulai, mereka seakan terbius untuk melakukan ”ritual suci” mendukung timnas negaranya berlaga. Dari pantauan di sepanjang jalan, warga Vietnam yang berada di rumah masing-masing terpaku menonton siaran langsung pertandingan timnas Vietnam. Setidaknya setiap dalam jarak 100 meter, terlihat warga sedang menyaksikan laga melalui layar kaca. Tidak ada aktivitas lain yang mereka lakukan selain mendukung timnas.
Warga Vietnam seperti tidak ingin kehilangan momentum untuk menyaksikan perjuangan timnas sepak bola negara mereka. Itu salah satunya ditunjukkan seorang pengemudi mobil yang bertugas mengantarkan wartawan dari Indonesia ke Nam Dinh untuk meliput pertandingan Indonesia melawan Thailand.
Sang sopir rupanya penggemar berat sepak bola. Ketika mengantar rombongan jurnalis menuju Hanoi dari Nam Dinh, sopir itu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memantau jalannya pertandingan semifinal antara Vietnam dan Malaysia. Karena harus mengemudi, dia mendengarkan siaran langsung pertandingan melalui radio di dalam mobil.
Prestasi timnas
Kegemaran masyarakat Vietnam terhadap bola memang sebanding dengan Indonesia. Namun, prestasi timnas mereka jauh melampaui Indonesia. Di level regional, Vietnam setidaknya sudah dua kali menjuarai Piala AFF edisi 2008 dan 2018. Sementara Indonesia selalu gagal dalam enam final.
Di babak kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022, Vietnam juga menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang lolos hingga babak ketiga. Pada saat yang sama, Indonesia terpuruk di peringkat kelima Grup G Zona Asia.
Kendati babak belur di Grup B, Vietnam mampu memberikan perlawanan atas tim-tim raksasa Asia semacam Jepang, China, Arab Saudi, dan Australia. Ketika menghadapi China, Vietnam mampu menang 3-1 di Hanoi. Pasukan ”Bintang Emas” juga sukses menahan imbang Jepang di kandangnya.
Pelatih Vietnam Park Hang-soe menyebut kualitas timnas Vietnam memang masih tertinggal di level Asia. ”Sudah 60 tahun sejak terakhir kali Vietnam berpartisipasi di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia, kami sudah kalah delapan kali dan hanya menang satu kali. Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara tim saya dan tim-tim top Asia,” kata Park dilansir dari VnExpress.
Meski Park tampak belum puas, mampu lolos hingga babak ketiga di saat negara-negara Asia Tenggara lainnya sedang tenggelam tentu bukan prestasi sembarangan. Para pemain timnas Vietnam setidaknya sudah mewakili semangat cinta sepak bola dari warganya.
Seperti Vietnam, Indonesia punya modal dengan kegilaan warganya terhadap sepak bola. Sekolah-sekolah sepak bola baik di pusat dan daerah tidak pernah kehilangan peminat. Selalu ada anak-anak yang berminat besar mempelajari teknik bermain sepak bola sejak akar rumput.
Itu adalah modal bagus Indonesia untuk mengatasi ketertinggalan terhadap Vietnam dan juga kekuatan sepak bola Asia Tenggara lain, seperti Thailand. Pembenahan kualitas kompetisi dalam negeri serta pembinaan usia muda juga akan membuktikan apakah kita hanya sekadar bangsa yang gila bola atau sebaliknya ternyata juga berprestasi dalam sepak bola.