Tim bola voli putra Indonesia berjumpa Kamboja di semifinal SEA Games 2021. Di atas kertas, Indonesia lebih unggul. Namun, Kamboja menunjukkan perkembangan signifikan yang patut diwaspadai.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kamboja bukan kekuatan utama bola voli putra Asia Tenggara. Namun, pada SEA Games Vietnam 2021 mereka mampu melaju ke semifinal dan memberikan perlawanan ketat kepada salah satu raja voli ASEAN, Thailand. Indonesia pun tidak berani meremehkan tim berjuluk ”Bumi Khmer” yang akan mereka hadapi di semifinal, Jumat (20/5/2022), walau di atas kertas tim ”Merah Putih” unggul segalanya.
”Kami tidak mau berpatokan dengan sejarah karena semuanya bisa berubah saat ini. Para pemain terus diingatkan jangan pernah memandang remeh Kamboja. Tetap gunakan ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk,” kata manajer tim nasional bola voli Indonesia sekaligus Kepala Seksi Voli Ruangan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Loudry Maspaitella ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Dalam satu dekade terakhir, Kamboja tidak diperhitungkan dalam dunia voli Asia Tenggara. Sejak SEA Games 2011, mereka tidak pernah lolos dari penyisihan grup. Bahkan, sejak SEA Games pertama di Kuala Lumpur, Malaysia 1977, mereka berlum pernah meraih medali bola voli putra ataupun putri.
Kamboja juga selalu menjadi bulan-bulanan tim elite ASEAN, termasuk Indonesia. Statistik menunjukkan, mereka kalah 0-3 dari Indonesia pada penyisihan Grup B SEA Games Filipina 2019, takluk 0-3 dari Thailand pada penyisihan Grup A SEA Games Kuala Lumpur 2017, tumbang 0-3 dari Indonesia pada penyisihan Grup B SEA Games Singapura 2015, bertekuk lutut 0-3 dari Thailand pada penyisihan Grup A SEA Games Naypitaw 2013, dan kalah 0-3 dari Indonesia dan 0-3 Thailand pada penyisihan grup SEA Games 2011.
Akan tetapi, Kamboja membuat kejutan besar pada SEA Games 2021. Mereka sukses lolos dari penyisihan Grup B dengan menang 3-1 atas Filipina (Sabtu, 14/5) dan kalah tipis 2-3 dari Thailand (Rabu, 18/5). Hasil itu patut diperhitungkan. Kamboja memperlihatkan perkembangan drastis. Paling tidak, pada SEA Games sebelumnya, mereka takluk 0-3 dari Filipina.
Loudry mengaku tidak kaget dengan pencapaian Kamboja ini. Menurut legenda bola voli nasional itu, performa Kamboja sudah diprediksi oleh pelatih timnas putra pada SEA games 2019, Li Qiujiang.
Ketika itu, Indonesia memang menang 3-0 (25-20, 25-27, 35-33) atas Kamboja, tetapi melewati permainan yang sengit, terlihat dari skor yang ketat terutama pada set ketiga. ”Saat itu, Mr Li memperingatkan bahwa Kamboja bisa menjadi kekuatan baru voli putra Asia Tenggara. Mereka boleh jadi tidak lolos penyisihan grup, tetapi pemainnya menunjukkan penampilan menjanjikan. Lagi pula, para pemainnya masih muda, tetapi memiliki modal fisik tinggi besar. Mereka diyakini akan berbicara banyak pada SEA Games 2023 di negaranya,” ujar Loudry.
Menurut Loudry, Kamboja contoh nyata bahwa tim-tim yang selama ini mendominasi voli putra ASEAN tidak boleh terbuai. Dominasi itu tidak selalu berlanjut. Filipina yang telah lama mati suri justru menembus final dan meraih perak SEA Games 2019.
Terakhir kali tim berjuluk ”Negeri Tagalog” itu mendapatkan medali adalah merebut perunggu SEA Games Jakarta 1997. Kisah lainnya, Vietnam ikut meramaikan peta persaingan voli putra mulai SEA Games Manila 2005. ”Sekarang, Indonesia harus bersiap dengan kejutan dari Kamboja,” katanya.
Siap tempur
Beruntung, Loudry menuturkan, skuad Garuda memperlihatkan semangat siap tempur jelang menghadapi Kamboja. Semua pemain tetap semangat menjalani latihan pagi dan sore hari. Mereka lincah, cepat, dan tampak ringan dalam latihan. Fisik mereka pun tidak ada masalah.
Lebih penting lagi, semua pemain ceria. Itu menunjukkan mereka tidak terbebani atau mental mereka siap untuk melawan Kamboja. ”Saya sempat khawatir setelah Indonesia menang 3-0 atas Malaysia (Selasa, 17/5). Laga itu berlangsung terlalu cepat. Ada jeda waktu cukup lama, dua hari sebelum semifinal. Saya khawatir kondisi fisik mereka melorot, padahal mereka sedang di puncak performa. Sampai-sampai saya minta pelatih fisik untuk menjaga betul kondisi pemain, jangan kendur,” tuturnya.
Para pemain terus diingatkan jangan pernah memandang remeh Kamboja. Tetap gunakan ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk.
Loudry menyampaikan, untuk menghadapi Kamboja, Indonesia yang diasuh pelatih asal China, Jiang Jie, kemungkinan tetap menurunkan formasi terbaik yang menjadi pakem dalam tiga laga penyisihan. Indonesia mengandalkan Rivan Nurmulki di posisi opposite, outside hitter Doni Haryono, middle blocker Hernanda Zulfi, setter sekaligus kapten Nizar Julfikar, dan libero Irpan.
Outside hitter Farhan Halim kemungkinan turun lebih awal dibandingka dengan rekan seniornya, Sigit Ardian. Jika performa Farhan kurang baik, Sigit yang lebih pengalaman bisa menjadi pengganti ideal. Sebaliknya, kalau Sigit turun lebih dahulu dan penampilannya kurang memuaskan, Farhan yang masih berusia 22 tahun dikhawatirkan tidak cukup siap untuk mengubah suasana di lapangan.
”Intinya, jika Indonesia bisa bermain normal (tidak tertekan), secara kualitas individu mereka lebih unggul atas Kamboja. Jika tampil normal, mereka bisa mengeluarkan passing yang bagus, maka variasi serangan bisa berjalan. Selebihnya, mereka mesti mengantisipasi permainan full power Kamboja, seperti yang diperlihatkan mereka saat melawan Thailand,” tutur Loudry.
Asisten pelatih timnas putra Indonesia, Sigit Ari Widodo, mengatakan, pelatih dan pemain menyadari perkembangan Kamboja beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, mereka tidak berani terlalu sesumbar untuk menang. Bahkan, mereka memprediksi peluang kedua tim seimbang atau 50:50. ”Kamboja lumayan bagus dan berkembang setiap tahunnya. Namun, kondisi para pemain siap tempur,” terangnya disampaikan humas PP PBVSI.
Dari sektor putri, srikandi Indonesia dipastikan berada di urutan ketiga klasemen penyisihan grup. Dengan demikian, mereka lolos ke perebutan medali perunggu menghadapi Filipina, Sabtu (21/5). Dalam laga penyisihan grup terakhir, Kamis, Filipina tumbang 0-3 dari Vietnam sehingga tetap berada di peringkat keempat.
Putri Indonesia punya potensi besar untuk membawa pulang perunggu karena penampilan mereka jauh lebih baik atas Filipina. Sebagai tolok ukur, pada penyisihan grup, Selasa, Indonesia melumat Filipina, 3-1. ”Situasi di perebutan perunggu nanti mungkin tidak berbeda dengan penyisihan kemarin. Jadi, tim putri diperkirakan bisa merebut perunggu,” kata Loudry.