Kendati sukses menyapu empat medali emas di divisi ”recurve” di SEA Games Vietnam 2021, tim panahan Indonesia pantang berpuas diri. Itu karena ujian mereka yang sesungguhnya bukanlah di arena SEA Games.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
”
HANOI, KOMPAS — Tim panahan Indonesia melampaui target di SEA Games Vietnam 2021 dengan menyapu bersih empat medali emas yang diikuti pada disiplin recurve di National Sport Training Center, Hanoi, Rabu (18/5/2022). Atlet panahan putra Arif Dwi Pangestu (18) dan atlet panahan putri Rezza Octavia (21) tampil gemilang dengan masing-masing meraih dua emas. Namun, mereka menyadari bahwa ujian sesungguhnya bukanlah di arena SEA Games.
Selain menjadi yang terbaik di nomor individu putra, Arif juga merebut emas beregu putra bersama Riau Ega Agatha Salsabilla dan Alviyanto Bagas Prastyadi. Adapun Rezza memperoleh emas nomor individu putri dan pasangan campuran bersama Ega.
Koleksi emas tim panahan recurve ini melampaui hasil di SEA Games Filipina 2019, yakni meraih 2 emas, 2 perak, dan 4 perunggu. Pada SEA Games kali ini, Indonesia menurunkan 10 pemanah, yakni empat putra dan dua putri di disiplin recurve dan tiga putra dan satu putri di disiplin compound. Pada recurve, Indonesia mengikuti empat nomor, yaitu individu putra dan putri serta beregu putra dan beregu campuran.
Di nomor individu putra, Arif mengalahkan Ega, 6-2, dalam final sesama Indonesia. Di bagian putri, Rezza meraih emas setelah menaklukkan wakil Thailand, Narisara Khunhiranchaiyo, 6-0. Narisara adalah peraih peringkat ketujuh Piala Asia Panahan 2022 di Phuket, Thailand.
”Target pribadi saya memang meraih dua emas. Senang sekali bisa ikut SEA Games dan dapat emas,” kata Rezza kepada wartawan Kompas, I Gusti Agung Bagus Angga Putra, di Hanoi, Vietnam.
SEA Games Vietnam ini adalah ajang multicabang pertama Rezza. Pemanah asal Bojonegoro, Jawa Timur, itu hampir menembus Olimpiade Tokyo 2020, tetapi gagal pada babak perempat final kualifikasi Olimpiade yang diselenggarakan di Paris, Perancis.
Setelah gagal ke Olimpiade, Rezza menjajal kemampuannya di Piala Dunia Panahan seri 1 di Antalya, Turki, tetapi langkahnya kembali terhenti di perempat final. SEA Games pun menjadi sasaran Rezza berikutnya untuk bisa berdiri di podium, yang diwujudkannya dengan meraih dua emas.
Rezza mengaku masih gugup bertanding di arena seperti SEA Games kendati dirinya memiliki pengalaman berlaga di dua turnamen internasional. Karena itu, Rezza mengaku bermain lebih tenang saat berduet dengan Ega di nomor campuran.
Kendati berusia lebih muda daripada Rezza, Arif tampil lebih santai dan tenang karena pernah tampil di Olimpiade Tokyo. Bagi Arif, tekanan dan atmosfer di Olimpiade jauh lebih berat. ”Peserta SEA Games lebih sedikit sehingga lebih percaya diri. Lebih tenang,” kata Arif.
Ketenangan menjadi kunci penampilan sukses Arif di final. Di nomor beregu putra, empat dari delapan anak panah Arif saat final mencatat angka sempurna, yakni 10. Dia turut menghantarkan Indonesia meraih emas dengan menundukkan tuan rumah Vietnam, total 6-2.
Penasaran
Meski mampu meraih emas SEA Games, Rezza masih penasaran dengan kegagalannya di kualifikasi Olimpiade dan Piala Dunia Panahan. Rezza merasa, berlaga di SEA Games sedikit lebih mudah karena pesertanya tidak sebanyak dua kejuaraan internasional yang pernah dia ikuti sebelumnya.
Target pribadi saya memang meraih dua emas. Senang sekali bisa ikut SEA Games dan dapat emas.
”Lebih berat tampil di Turki dan kualifikasi di Paris karena pesertanya lebih banyak sehingga pertandingannya lebih panjang. Di SEA Games ini singkat, peluangnya jadi lebih tinggi karena hanya bermain tiga kali sudah bisa dapat emas,” kata Rezza.
Rasa penasaran Rezza akan menjadi motivasinya saat mengikuti Piala Dunia Panahan seri 3 di Paris, Juni 2022. Di sana, Rezza akan menemui ujian sesungguhnya melawan kekuatan panahan utama dunia, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Turki.
Manajer tim panahan Indonesia, Ari Wiranto, mengatakan, SEA Games adalah arena pemanah muda untuk terjun di panggung besar multicabang tingkat regional. Dengan menerjunkan pemanah muda di SEA Games, mereka akan memiliki pijakan untuk bertanding di ajang yang lebih tinggi, seperti Asian Games dan Olimpiade.
”Memang ini hanya enam atau tujuh negara, tetapi perasaannya sama dengan apabila tampil di Olimpiade. Jadi ini adalah gemblengan yang bagus. Sayang kalau atlet tidak dikirim ke sini,” ujar Ari.
Untuk menjaga performa Rezza dan Arif, Ari dan Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) berjanji akan meningkatkan jumlah keikutsertaan mereka di kejuaraan internasional, dari dua kali dalam setahun menjadi tiga atau empat kali.
Program latihan yang keras juga disiapkan untuk mematangkan akurasi pepanah muda. Sebelum SEA Games, para pepanah melahap porsi latihan dengan memanah seribu anak panah dalam sehari. Latihan itu bertujuan meningkatkan sentuhan mereka dalam memanah. Setelah SEA Games, program latihan serupa akan dilanjutkan.
Dengan tambahan empat emas dari panahan, Indonesia telah mengumpulkan 36 emas, 50 perak, 47 perunggu. Hasil tim panahan mengobati kegagalan di final sejumlah cabang yang menjadi harapan, seperti nomor beregu bulu tangkis dan lari 100 meter putra.