Everton dan Burnley memburu tiga poin pada laga tunda, Jumat dini hari WIB. Kemenangan akan memperbesar peluang mereka bertahan di Liga Primer dan mengendalikan takdir untuk keluar dari zona degradasi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, RABU — Dua dari tiga tim yang masih berpotensi terdegradasi dari Liga Primer Inggris, yaitu Everton dan Burnley, akan menjalani laga tunda, Jumat (20/2/2022) dini hari WIB. Tiga poin wajib mereka raih untuk menghindari skenario terburuk, yaitu bergantung nasib ke tim-tim lainnya, pada pekan laga penutup, Minggu (22/2/2022) mendatang.
Everton akan menjamu Crystal Palace di Stadion Goodison Park, adapun Burnley bertamu ke Aston Villa. Everton kini berada di peringkat ke-16 dengan koleksi 36 poin dari 36 laga. Sementara Burnley berada di peringkat ke-18 dengan 34 poin dari 36 laga.
Dalam posisi itu, Everton masih berpotensi disalip Burnley maupun Leeds United, tim peringkat ke-17 yang meraup 35 poin dari 37 laga. Jika menang atas Palace, Everton tidak lagi bisa dikejar.
Everton punya rekor yang tidak terlalu buruk di kandang sejak ditangani Frank Lampard, awal Februari lalu. ”The Toffees” meraup 13 poin dari delapan laga di rumah sendiri bersama legenda Chelsea itu.
Everton bahkan bisa mengalahkan tim-tim besar, seperti Chelsea dan Manchester United, di kandangnya. Catatan di kandang itu amat timpang dibandingkan koleksi empat poin dari delapan laga tandang sejak Februari lalu.
Jika gagal mengalahkan Palace, ancaman degradasi akan membayangi pikiran para pemain dan suporter Everton. Mereka akan menutup musim ini dengan bertandang ke kandang Arsenal, tim besar yang tengah mengejar kemenangan demi ambisi finis keempat dan tiket Liga Champions Eropa.
”Kesempatan telah datang untuk membuktikan kami tim kuat. Saatnya kami tunjukkan itu. Saya akan membantu klub ini menampilkan identitas sejatinya dan berharap semua pemain bisa mengikutinya,” ujar Lampard dalam konferensi pers, Kamis (18/5/2022).
Ia menilai laga kontra Palace akan menjadi salah satu gim terpenting dalam kariernya sebagai manajer. Ia ingin Everton bisa menentukan nasibnya sendiri dengan mengalahkan Palace. ”Saya ingin Everton menjadi klub yang tidak bergantung nasib ke tim lainnya,” ucapnya.
Surat terbuka
CEO Everton Denise Barret-Baxendale juga mengirimkan surat terbuka kepada semua kelompok pendukung The Toffees, kemarin. Ia meminta fans Everton mengerahkan dukungan terbaik untuk menyemangati pemain saat menghadapi Palace. Laga itu akan menjadi penampilan terakhir Everton di Goodison Park pada musim 2021-2022.
”Stadion tua nan bersejarah ini telah berkali-kali berguncang dan bergema dalam beberapa pekan terakhir karena teriakan Anda yang membantu pemain meraih kemenangan tak terlupakan. Kita harus melakukan itu sekali lagi,” kata Barret-Baxendale.
Dukungan jelas dibutuhkan Everton agar tidak terdegradasi. Meskipun berstatus sebagai tim papan tengah, The Toffees tidak pernah turun kasta sejak musim 1954-1955.
Kehadiran Dominic (Calvert-Lewin) dan Keane krusial bagi kami. Badai cedera telah memengaruhi performa kami. Maka itu, kembalinya pemain penting akan membantu kami menerapkan permainan yang diinginkan. (Frank Lampard)
Jelang menghadapi Palace, Lampard diuntungkan dengan pulihnya striker inti, Dominic Calvert-Lewin, setelah sempat berkutat dengan cedera kambuhan, musim ini. Pada laga melawan Brentford, Minggu (15/5/2022) lalu, Calvert-Lewin mencetak gol yang mengakhiri paceklik golnya di Liga Inggris sejak 28 Agustus 2021.
Selain itu, bek tengah Michael Keane juga pulih. Kehadirannya akan mengatasi potensi krisis bek tengah Everton seiring tidak bisa tampilnya Jarrad Branthwaite dan Yerry Mina untuk melawan Palace. Branthwaite menjalani hukuman kartu merah yang didapatkannya ketika melawan Brentford, sedangkan Mina menepi akibat cedera betis.
”Kehadiran Dominic (Calvert-Lewin) dan Keane krusial bagi kami. Badai cedera telah memengaruhi performa kami. Maka itu, kembalinya pemain penting akan membantu kami menerapkan permainan yang diinginkan,” kata Lampard.
Burnley optimistis
Sementara Mike Jackson, manajer interim Burnley, optimistis timnya bisa bangkit saat melawan Villa seusai menelan dua kekalahan beruntun. Laga nanti akan menjadi pertemuan kedua bagi dua tim itu dalam dua pekan terakhir. Pada laga sebelumnya di Stadion Turf Moor, 7 Mei lalu, ”The Clarets” takluk 1-3 dari Villa asuhan Steven Gerrard.
”Skuad ini telah mengalami situasi (ancaman degradasi) sebelumnya sehingga saya yakin mereka akan tetap tenang mengatasi kondisi saat ini. Ketenangan itu penting bagi kami untuk menjaga fokus dan bisa mengejar poin penuh di kandang Villa,” kata Jackson dilansir laman resmi Burnley.
Burnley mencatatkan koleksi poin terbanyak di musim ini pada April lalu. Menjalani tujuh laga, The Clarets mengumpulkan 13 poin berkat catatan 4 kemenangan, 1 kali imbang, dan 2 kekalahan dari Manchester City dan Norwich City. Tetapi, nasib baik mereka menguap saat memasuki Mei ini. Mereka menderita dua kekalahan, yaitu dari Villa dan Tottenham Hotspur.
Untuk keluar dari zona degradasi, Burnley harus meraih minimal empat poin dari dua laga pamungkas, yaitu kontra Villa dan Newcastle United. Dengan empat poin itu, Burnley dan Leeds berpotensi mengakhiri musim dengan poin setara, yaitu 38 poin.
Jika skenario itu terjadi, Burnley berhak posisi lebih baik karena keunggulan head-to-head selisih gol. Burnley mencatatkan selisih gol -18, sedangkan Leeds -38.
Adapun Burnley terakhir kali tampil di Divisi Championship pada musim 2015-2016. Burnley telah dua kali lolos dari ancaman degradasi dari Liga Primer, yaitu pada musim 2016-2017 dan 2018-2019. Pada dua musim itu, The Clarets mengakhiri musim, masing-masing, di peringkat ke-16 dan ke-15. (REUTERS)