Chiellini Pergi Membawa Kehormatan Juventus
Giorgio Chiellini pamit dari Juventus setelah membela klub selama 17 musim. Bak kisah cinta, Chiellini menggandeng ”Si Nyonya Besar” menjalani titik terendah dan tertinggi bersama.
Pertandingan kandang terakhir Juventus di musim 2021-2022 menghadapi Lazio, Selasa (17/5/2022) dini hari WIB, adalah penampilan pamungkas Giorgio Chiellini di Allianz Arena, rumah Juve. Pemain yang identik dengan nomor tiga itu mengakhiri 17 tahun kesetiaanya bersama ”Si Nyonya Besar” pada musim panas ini.
Durasi hampir dua dekade mengenakan seragam hitam-putih khas Juve ditutup dengan penampilan selama 17 menit di laga tersebut. Jersei yang pemain Juve kenakan juga mencantumkan dedikasi bagi Chiellini dengan menuliskan tulisan ”THE GR3AT CHIELLO” di bagian tengah dada jersei.
Lihat juga: Chiellini dan Dybala Pamit Undur dari Juventus
Selain itu, pendukung Juve juga membentuk koreografi khusus di tribune Allianz Arena dengan tulisan ”CHI3LLO” sebelum laga pekan ke-37 Serie A Italia itu dimulai. Yel-yel untuk Chiellini berkumandang ketika laga memasuki menit ketiga.
Tak hanya itu, Juve juga kehadiran sejumlah tamu istimewa yang duduk di tribune naratama. Mereka merupakan eks rekan Chiellini di Juve, seperti Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, Claudio Marchisio, Miralem Pjanic, Simone Pepe, dan Emanuele Giaccherini.
Manajemen Juve menghadirkan acara khusus di akhir pertandingan demi memberikan penghormatan pamungkas kepada Chiellini, sang kapten. Chiellini ditemani dua putrinya berada di sisi tengah lapangan untuk menyaksikan sekaligus mendengarkan tepuk tangan meriah dari seluruh orang yang mencintainya, baik manajemen, pemain, maupun suporter Juve.
Meski begitu, ranah media sosial lebih terpukau dengan tangisan Paulo Dybala di akhir pertandingan itu. Serupa dengan Chiellini, Dybala juga tidak akan berseragam Juve lagi di musim depan karena kontraknya, yang kedaluwarsa 30 Juni 2022, tidak diperpanjang.
Baca juga: Gol Milinkovic-Savic Bawa Lazio Menangi Persaingan ke Liga Europa
Sebagai pemain bernomor 10 di Juve, atensi publik terhadap Dybala yang amat tinggi sangatlah wajar. Pro dan kontra terkait keputusan melepas ”La Joya”, julukan Dybala, pun berseliweran di jagat maya.
Keputusan manajemen Juve, yang dipimpin Andrea Agnelli, telah bulat. Si Nyonya Besar siap mencari pengganti nomor 10 baru serta penyerang anyar di bursa transfer menjelang musim 2022-2023. Angel Di Maria kian mendekat ke Juve guna menjadi amunisi baru di lini depan Juve, sedangkan kandidat kuat penyandang nomor 10 anyar Juve adalah Federico Chiesa.
Apresiasi besar yang diberikan Juve kepada Chiellini adalah hal yang memang patut dilakukan. Berbeda dengan Dybala, yang hadir di tengah era kejayaan Juve pada pertengahan 2015, Chiellini adalah representasi dari era roller coaster Juve.
Sejak dibeli Juve dari Livorno, musim panas 2004, Chiellini tidak langsung menjadi anggota tim utama Juve. Ia terlebih dahulu menjalani ”geladi bersih” di Serie A bersama Fiorentina. Keputusan Fabio Capello, Pelatih Juve saat itu, meminjamkan Chiellini berbuah manis dengan performa apiknya bagi Si Nyonya Besar pada musim 2005-2006.
Baca juga: Inter Milan Akhiri Kedigdayaan Juventus
Padahal, ketika itu, Juve dipenuhi pemain belakang berpengalaman dan berkualitas dunia, seperti Lilian Thuram, Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrotta, dan Robert Kovac. Di sisi lain, Chiellini menjalani debut musim bersama Juve dengan pemain legendaris, seperti Alessandro Del Piero, Emerson, Pavel Nedved, Patrick Vieira, Mauro Camoranesi, dan Buffon.
Skuad Juve kala itu adalah salah satu yang terbaik di Eropa dan menjadi penguasa Italia dalam dua musim beruntun. Sayangnya, dua gelar scudetto itu dicabut seiring kasus calciopoli yang membawa Juve terjun ke Serie B di musim 2006-2007.
Bermain di Serie B menjadi titik balik bagi masa Chiellini bersama Si Nyonya Besar. Itu memang periode terburuk dalam sejarah Juve, tetapi tampil di kompetisi kasta kedua Italia itu menjadi awal dari ketergantungan Juve terhadap Chiellini sebagai pilar utama di lini belakang.
Asam garam
Chiellini ibarat kenyang asam garam selama mengenakan seragam Juve. Momen pahit dan manis dirasakannya selama berada di Turin.
Penampilan kokoh Chiellini membantu Juve merengkuh titel juara Serie B sekaligus kembali berkiprah di Serie A pada musim 2007-2008. Kembali ke kompetisi terelite di Italia tidak serta-merta membuat pemain berjuluk ”King Kong” itu bisa langsung merasakan kembali era keemasan Juve.
Baca juga: Tekad Pamungkas Dua Ikon Juventus
Ia membawa Juve menembus posisi tiga besar di musim 2007-2008 sehingga Si Nyonya Besar kembali berpartisipasi di Liga Champions Eropa edisi 2008-2009.
Walakin, pemain kidal itu tidak bisa berbuat banyak ketika Juve hanya menyandang predikat tim papan tengah Serie A pada kompetisi edisi 2009-2010 dan 2010-2011. Dalam dua musim itu, Si Nyonya Besar bertengger di peringkat ketujuh secara berturut-turut.
Kesetiaan Chiellini bersama Juve menghadirkan berkah ketika Antonio Conte mengisi jabatan pelatih kepala pada musim 2011-2012. Sejak musim itu, Chiellini merasakan indahnya menjadi juara Italia.
Ia pun menjadi pengangkat trofi Juve sejak musim 2018-2019 seiring kepergian Buffon ke Paris Saint-Germain. Itu adalah musim perdana Chiellini didapuk sebagai kapten utama Si Nyonya Besar.
Baca juga: Juventus Menatap Balas Dendam atas Inter Milan
Tidak hanya mengangkat trofi sebagai penguasa Italia, Chiellini juga merasakan tampil dengan idolanya, Del Piero, di awal kariernya bersama Juve, serta membela lambang di dada yang sama dengan rival terberatnya, Cristiano Ronaldo, selama tiga musim.
Secara total, Chiellini mempersembahkan 14 trofi bagi Juve. Jumlah itu terdiri dari sembilan gelar scudetto dan lima trofi Coppa Italia. Ketika berstatus sebagai pemain Juve, Chiellini juga membawa Italia berada di podium tertinggi pada Piala Eropa 2020.
Pemain didikan akademi Livorno itu menganggap dirinya beruntung bisa menjalani petualangan karier yang panjang bersama Juve. Bersama Juve, ia telah memainkan 560 laga. Catatan itu hanya kalah dari Del Piero yang menjalani 705 laga serta Buffon dengan 685 pertandingan bersama Si Nyonya Besar.
Saya beruntung Juventus selalu tumbuh di setiap musimnya sehingga memungkinkan saya untuk meraih (trofi) yang saya idamkan. Saya meninggalkan klub ini dengan kebahagiaan dan kedamaian karena keputusan ini dipertimbangkan berbulan-bulan, bukan hitungan pekan atau hari.
”Saya beruntung Juventus selalu tumbuh di setiap musimnya sehingga memungkinkan saya untuk meraih (trofi) yang saya idamkan. Saya meninggalkan klub ini dengan kebahagiaan dan kedamaian karena keputusan ini dipertimbangkan berbulan-bulan, bukan hitungan pekan atau hari,” kata Chiellini yang seharusnya baru mengakhiri kontrak di Juve, Juni 2023, tetapi kegagalan Italia menembus Piala Dunia Qatar 2022 membuatnya lebih cepat meninggalkan Allianz Arena.
Baca juga: Kehilangan Dybala, Kerugian Besar Juventus
Menurut Chiellini, sudah saatnya Juve memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain muda. Sementara itu, ia belum memutuskan masa depannya meski sejumlah klub Liga Amerika Serikat telah menawarkan kontrak untuknya.
Dedikasi akbar Chiellini untuk Juve diakui oleh Del Piero. Bagi Del Piero, Chiellini telah menunjukkan wujud konkret makna besar mengenakan seragam Juve.
”Selama 17 tahun, saya menyaksikan Anda datang sebagai bocah dan memenangi semua trofi dengan kerendahan hati dan kerja keras. Sebuah contoh untuk setiap orang yang bermimpi mengenakan warna (seragam Juve). Sebagai fans Juventus dan rekan setim, dari Serie B ke scudetto, saya ucapkan terima kasih Giorgio,” tulis Del Piero dalam takarir fotonya merayakan gol bersama Chiellini pada musim 2007-2008 yang diunggahnya di akun Instagram-nya.
Baca juga: ”Kemarau” Terburuk Klub Italia di Eropa
Pujian terhadap Chiellini tidak cuma hadir dari kawan. Sang lawan pun mengakui ketangguhan Chiellini sebagai salah satu bek terbaik di dunia pada awal abad ke-21.
”Chiellini dan Bonucci pantas menghadirkan kelas menjadi pemain belakang di Universitas Harvard,” kata Jose Mourinho, Pelatih AS Roma, beberapa waktu lalu.
Musim depan akan menghadirkan pemandangan yang aneh bagi pendukung Juve seiring tidak ada Chiellini yang mengenakan seragam nomor tiga. Meski begitu, King Kong telah menyejajarkan dirinya dengan pemain legandaris lain yang identik dengan nomor tiga, seperti Paolo Maldini, di AC Milan.
Kesetiaan, kebanggaan, hingga pengabdian Chiellini untuk Juve sudah teruji. Ia tidak meninggalkan Si Nyonya Besar ketika ditimpa kemalangan calciopoli sehingga ia menjadi salah satu pemain yang sangat bahagia bisa menjadi bagian bersejarah Juve yang mempersembahkan sembilan scudetto berturut-turut.
Tak pelak, ke mana pun Chiellini akan berlabuh di musim panas ini, ia akan tetap membawa kehormatan Juventus yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama 17 tahun terakhir. (REUTERS)