Mengejar Mimpi yang Sempurna di Sevilla
Eintracht Frankfurt dan Glasgow Rangers akan menjalani pengalaman bak sebuah mimpi tampil di final Liga Europa, Kamis WIB. Kedua tim membuktikan sepak bola lebih dari prediksi yang berbasis angka.
SEVILLA, SELASA – Duel final Liga Europa edisi 2021-2022 ibarat perwujudan mimpi dua klub medioker, asal Jerman dan Glasgow Rangers, wakil Skotlandia. Mereka awalnya tidak pernah diprediksi bisa menembus partai puncak.
Meski begitu, Frankfurt dan Rangers amat dekat untuk menyempurnakan mimpi mereka demi mengakhiri penantian puluhan tahun untuk kembali mengangkat trofi di kompetisi Eropa. Laga final yang mempertemukan kedua tim akan berlangsung di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol, Kamis (19/5/2022) pukul 02.00 WIB.
Ketika Liga Europa, yang dinobatkan sebagai kompetisi antarklub Eropa kelas dua, memasuki babak 16 besar, Frankfurt dan Rangers sama sekali tidak masuk dalam lima besar, bahkan 10 besar, calon tim yang dijagokan menembus final dan menjadi juara. Salah satu perhitungan itu dilakukan FiveThirtyEight yang menempatkan Rangers dan Frankfurt masing-masing berada di peringkat ke-11 dan ke-12 dalam prakiraan tim melaju ke partai puncak.
Situs analisis data berbasis di New York, Amerika Serikat, itu menyebut kemungkinan Frankfurt menembus final hanya lima persen. Sedangkan, Rangers berada di angka enam persen. Selain itu, peluang juara kedua tim itu diprediksi hanya dua persen.
Angka probabilitas itu tentu amat jauh dari dua tim unggulan teratas, yaitu Barcelona dan RB Leipzig. Dua tim itu memiliki peluang juara tertinggi dengan masing-masing di angka 24 persen dan 19 persen.
Namun, Frankfurt dan Rangers membuktikan sepak bola bukan sekedar perhitungan analisis yang didasari angka-angka. Penampilan di atas lapangan yang spartan dari kedua tim membuktikan prakiraan itu tidak tepat.
Die Adler, julukan Franfurt, misalnya, menaklukan Barcelona di babak perempat final dengan keunggulan agregat 4-3. Sementara itu, Rangers menyingkirkan Leipzig di semifinal berkat kemenangan agregat 3-2.
Alhasil, kedua tim itu akan menghadirkan final pertama dalam 11 tahun yang tidak melibatkan tim dari tiga liga terpopuler di dunia, yaitu Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia. Momen itu terakhir kali tercipta kala duo Portugal, FC Porto dan Braga, tampil di laga puncak edisi 2010-2011. Duel itu dimenangkan Porto berkat gol tunggal Radamel Falcao.
Lihat juga : Kalahkan Lawannya, Rangers dan Frankfurt Bertemu di Final
Kevin Trapp, kiper sekaligus kapten Frankfurt, mengatakan, dirinya tidak pernah membayangkan timnya bisa menorehkan petualangan gemilang di Liga Europa musim ini. Oleh karena itu, ia tidak segan menilai musim 2021-2022 adalah periode terbaik dalam masa baktinya bersama Frankfurt.
Trapp pernah membela Die Adler pada musim 2012-2015, kemudian ia bergabung kembali dengan Frankfurt pada musim 2018-2019 setelah tergusur dari persaingan kiper utama di Paris Saint-Germain. Kiper berusia 31 tahun itu menuturkan, dirinya memiliki mimpi untuk bisa mempersembahkan trofi bagi Frankfurt sebelum gantung sepatu.
“Ini adalah tahun yang spesial dan kami telah menegaskan bahwa kami pantas berada di final. Tentu, selanjutnya saya dan rekan setim berharap untuk memenuhi mimpi besar kami untuk membawa pulang trofi. Kami ingin memberikan perayaan besar bagi fans,” tutur Trapp dilansir laman UEFA.
Tak diragukan lagi dukungan suporter memberikan pengaruh besar bagi kiprah Die Adler di Liga Europa musim ini. Salah satu buktinya ialah kehadiran sekitar 20.000 pendukung Frankfurt pada laga kedua perempat final di Stadion Camp Nou, markas Barcelona. Nyanyian yel-yel mereka melenyapkan dukungan fans Barcelona, sang pemilik stadion ikonik itu.
Baca juga : Bundesliga Jerman Selangkah Lagi Kuasai Liga Europa
Ini adalah tahun yang spesial dan kami telah menegaskan bahwa kami pantas berada di final. (Kevin Trapp)
Sama seperti Trapp, pendukung Frankfurt amat ingin melihat pemain tim kesayangannya itu kembali mengangkat trofi Liga Europa. Kali terakhir Frankfurt meraih trofi di Eropa ialah Piala UEFA, nama lama Liga Europa, pada musim 1979-1980 setelah unggul atas tim Jerman lainnya, Borussia Moenchengladbach.
Sementara itu, bek kanan Rangers, James Tavernier, mengungkapkan, timnya datang ke Sevilla dengan mimpi untuk menjadi juara Eropa. Dalam 150 tahun berdiri, capaian terbaik The Light Blues di kompetisi internasional adalah meraih juara Piala Winners 1971-1972.
“Tantangan di final akan masif karena Frankfurt juga datang dengan ambisi yang sama dengan kami. Ini adalah laga final, sehingga kami harus mengeluarkan kemampuan terbaik dan tidak sedikit pun menjalani laga dengan gugup,” kata Tavernier yang memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga Europa dengan tujuh gol.
Taktik serupa
Frankfurt dan Rangers adalah dua tim yang menampilkan pendekatan taktik yang serupa. Kedua tim itu sama-sama menjadikan pertahanan tangguh sebagai basis utama permainan.
Lihat juga : Barcelona Ditahan Imbang 10 Pemain Frankfurt
Hal itu ditunjukan dengan rerata penguasaan bola dua tim tersebut yang lebih inferior dibandingkan sang lawan. Rangers hanya mengoleksi rerata 47,8 persen penguasaan bola dari 14 laga yang dijalani di Liga Europa musim ini, sedangkan Frankfurt mencatatkan 47,7 persen penguasaan bola dalam 12 pertandingan.
Catatan itu membuat mereka ada di peringkat 26 dan 27 dari 40 kontestan Liga Europa 2021-2022 dalam urusan penguasaan bola.
Selain itu, Rangers dan Frankfurt masuk ke dalam tiga tim tertinggi yang melakukan penyelamatan. Total, The Light Blues menciptakan 41 penyelamatan, lalu Frankfurt mengoleksi 31 penyelamatan. Kedua tim itu juga adalah tim yang paling banyak melakukan perebutan bola di Liga Europa musim ini.
Rangers melakukan 595 perebutan bola. Adapun Frankfurt mencatatkan 563 kali merebut bola dengan sukses dari lawan.
Dari sisi taktik, kedua tim menempatkan tiga bek tengah, yang bisa menjadi lima bek sejajar ketika bertahan, dalam fase gugur Liga Europa musim ini. Serangan balik Rangers dan Frankfurt berporos pada kedua sisi sayap.
Lihat juga : Erling Haaland Absen, Dortmund Dihancurkan Rangers
Tavernier menjadi pencetak gol terbanyak bagi Rangers, termasuk menjadi pemain yang paling banyak menciptakan operan ke sepertiga akhir zona pertahanan lawan dengan 71 operan. Pemain berusia 30 tahun itu adalah pemain yang paling banyak menyentuh bola di Liga Europa dengan catatan 1.051 sentuhan.
Di sisi Frankfurt, Filip Kostic, menjadi pemberi umpan berbuah gol terbanyak di Liga Europa musim ini dengan empat asis. Kostic, bek sayap kiri, adalah pencipta umpan ke kotak penalti terbanyak di Liga Europa dengan catatan 16 umpan.
“Kami bisa tampil di final karena performa apik semua pemain sebagai sebuah tim. Kami bukan tim dengan pemain dan pelatih terbaik, tetapi kami menjadi tim luar biasa dan bisa menjadi tim terbaik bersama-sama,” ujar Oliver Glasner, Pelatih Frankfurt, seperti dikutip Kicker.
Manajer Rangers Giovanni van Bronckhorst berharap anak asuhannya mampu mempertahankan performa di fase gugur ketika tampil di partai puncak. “Tidak semua pemain memiliki kesempatan bermain di final (kompetisi) Eropa. Saya katakan kepada semua pemain untuk memberikan seluruh kemampuan terbaik karena laga nanti amat berharga bagi (karier) mereka,” kata Van Bronckhorst, legenda tim nasional Belanda, dilansir laman klub. (REUTERS)