Gol Milinkovic-Savic Bawa Lazio Menangi Persaingan ke Liga Europa
Lazio merusak perpisahan Juventus bagi Giorgio Chiellini dan Paulo Dybala. Lewat gol telat Sergej Milinkovic-Savic, Lazio menahan Juve, 2-2, seusai tertinggal 90 menit lebih. Lazio pun memastikan tiket ke Liga Europa.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
TURIN, SENIN — Laga dramatis terjadi saat tuan rumah Juventus menjamu SS Lazio pada pekan ke-37 Liga Italia Serie A di Stadion Juventus, Turin, Selasa (17/5/2022).
Kemenangan di depan mata, yang ingin dipersembahkan Juventus kepada bek sekaligus kapten Giorgio Chiellini dan penyerang Paulo Dybala yang menjalani laga terakhir bersama klub berjuluk ”Si Nyonya Besar” itu, sirna oleh gol telat gelandang Lazio, Sergej Milinkovic-Savic. Kedudukan sama kuat 2-2 itu pun sukses membawa Lazio memenangi persaingan tiket ke Liga Europa musim depan.
”Aneh menemukan diri kami berada di tengah laga ketika dua pemain bersejarah Juventus mengucapkan selamat tinggal (Chiellini dan Dybala). Namun, kami berusaha untuk fokus ke Eropa. Ini musim yang tidak mudah untuk kami karena berbagai alasan. Sejumlah masalah bisa diatasi dan sekarang tim bisa mengekspresikan diri ke level yang lebih baik. Hasil imbang melawan Juventus telah berakhir, kami pantas mendapatkannya, layak ke Liga Europa,” ujar Pelatih Lazio Maurizio Sarri dilansir Corriere dello Sport.
Dalam laga itu, Stadion Juventus yang berkapasitas sekitar 42.000 tempat duduk dipadati suporter Juventus. Mereka ingin memberikan salam perpisahan kepada Chiellini dan Dybala.
Chiellini dikabarkan akan pensiun dari sepak bola. Namun, pemain berusia 37 tahun itu pun diisukan coba menyambung karier ke Liga Amerika Serikat (MLS), lalu gantung sepatu di sana. Adapun Dybala tidak memperpanjang kontraknya dan berencana berlabuh ke klub lain.
Karena alasan itu, Juventus bermain penuh semangat. Klub berjersei hitam-putih alias ”Il bianconeri” itu langsung menekan dan bisa unggul cepat 2-0 di babak pertama, yakni melalui sundulan penyerang Dusan Vlahovic di menit ke-10 dan sepakan penyerang Alvaro Morata di menit ke-36.
Lalu, pada pertengahan babak pertama, Chiellini ditarik keluar dan digantikan bek Matthijs de Ligt di menit ke-17 sebagai simbol berakhirnya 17 musim kariernya di klub pengoleksi 36 gelar juara Serie A tersebut.
Akan tetapi, Lazio ternyata tidak tinggal diam. Memasuki babak kedua, di tengah tekanan besar pemain dan pendukung lawan, mereka justru bisa mencuri dua gol penyama kedudukan. Dua gol itu berasal dari bunuh diri bek sayap kiri Juventus, Alex Sandro, di menit ke-51 dan lesakan bola dari Milinkovic-Savic di menit ke-96. Sehabis gol Milinkovic-Savic, wasit Giovanni Ayroldi meniup pluit panjang tanda laga berakhir.
”Ini malam yang menyenangkan untuk Chiellini dan Dybala, tetapi sulit untuk kami,” kata Sarri yang pernah melatih Juventus.
Salam perpisahan
Seusai laga, Chiellini menyampaikan salam perpisahan dengan riang gembira dan senyum merekah. Dia tampak tenang dan damai dengan warisan 21 gelar dari Serie A, Serie B, Piala Italia, dan Piala Super Italia. Sebaliknya, Dybala yang bergabung dengan Juventus dalam tujuh musim terakhir itu berpisah dengan menangis tersedu-sedu.
”Ini malam luar biasa untuk Chiellini dan Dybala. Chiellini adalah pemain yang banyak memberikan kontribusi untuk sepak bola Italia ataupun Eropa dan dunia. Saya pikir, semua pemain di akademi ikut mempelajari video cara bertahannya. Adapun Dybala merupakan pemain penting selama tujuh tahun di sini. Dia memberikan banyak hal dengan semangat dan kelasnya,” tutur Pelatih Juventus Massimiliano Allegri dilansir Football-Italia.
Kunci enam besar
Raihan satu poin itu mengantarkan Lazio kokoh di urutan kelima dengan 63 poin dari 37 laga. Mereka tidak mungkin lagi terpental dari enam besar atau zona terakhir tiket ke Liga Europa. Kalaupun kalah dari tim tamu Hellas Verona pada pekan ke-38 atau pekan pamungkas, Minggu (22/5), dan AS Roma menang atas tuan rumah Torino, Sabtu (21/5), klub berjuluk ”Elang Ibu Kota” itu cuma tergusur ke peringkat keenam.
Ini malam luar biasa untuk Chiellini dan Dybala.
Kalau skenario itu terjadi, mereka hanya bisa disalip saudara sekotanya, AS Roma, yang kini berada di tempat keenam dengan 60 poin dari 37 laga. Sejauh ini, Lazio kalah head to head pertemuan dari AS Roma, yakni menang 3-2 saat menjadi tuan rumah di pertemuan pertama dan kalah 0-3 ketika menjadi tim tamu di pertemuan kedua.
Namun, di balik sukacita lolos ke Liga Europa, Sarri malah gusar. Pelatih berusia 63 tahun itu khawatir dengan kekuatan tim untuk musim depan karena Milinkovic-Savic kemungkinan tidak bertahan. ”Berbicara dengan Presiden (Lazio, Claudio Lotito), saya menjadi yakin bahwa Milinkovic-Savic bakal pergi. Dia tidak akan bertahan di Italia,” ujar Sarri.
Milinkovic-Savic juga berbicara tentang masa depannya kepada Sky Sport Italia, tetapi tidak memberi kepastian mengenai keberadaannya di Lazio. ”Saya berkembang di bawah Sarri. Saya mencetak 11 gol dan memberikan 11 asis (di Serie A). Saya dapat mengatakan ini adalah musim terbaik dalam karier saya. Musim depan, kami membutuhkan beberapa pemain lagi sehingga kami bisa mengincar tempat di Liga Champions,” tutur pemain asal Serbia tersebut.
Simbol performa Juventus
Adapun menurut Allegri, hasil imbang itu merupakan simbol atau gambaran performa timnya sepanjang musim ini. Penampilan mereka tidak konsisten dan sering melepas kemenangan yang ada di depan mata. ”Kami perlu membiasakan diri lagi untuk menang,” ujarnya.
Dengan satu poin itu, Juventus tetap di urutan keempat dengan 70 poin dari 37 laga. Posisi mereka tidak mungkin tergeser oleh tim-tim di bawahnya meskipun kalah dari Fiorentina, Minggu depan. Sebaliknya, mereka tidak bisa lagi melampaui Napoli di peringkat ketiga dengan 76 poin dari 37 laga walaupun menang atas Fiorentina nanti.
Artinya, prestasi Juventus musim ini sama dengan capaiannya di musim lalu. Dua musim terakhir, mereka tidak bisa bersaing dengan duo tim asal Milan, yakni Inter Milan ataupun AC Milan. Maka, Allegri berharap tim bisa menyiapkan diri lebih optimal untuk musim depan, terutama dalam bursa transfer yang notabene masih tidak terprediksi.
”Yang jelas, kami sudah meletakkan beberapa dasar yang baik, seperti kedatangan Vlahovic dan gelandang Denis Zakaria di jendela transfer musim dingin lalu. Mereka bakal meningkat di musim depan. Gelandang muda Fabio Miretti, yang membuat saya terkesan dengan operan-operan ke depannya, juga bisa berguna untuk musim depan,” kata pelatih berusia 54 tersebut.