Tiket Liga Champions semakin menjauh dari genggaman Arsenal. Akibat kalah dari Newcastle United, Selasa WIB, kekecewaan menyelimuti kubu "Si Meriam". Mereka lantas mengakui belum pantas tampil di Liga Champions.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
NEWCASTLE, SELASA – Impian Arsenal untuk memenuhi asa tampil di Liga Champions Eropa pada musim depan nyaris mustahil terwujud. Dengan menyisakan satu laga pamungkas, menghadapi Everton, “Si Meriam” tak cukup hanya meraih kemenangan di pertandingan terakhir. Mereka juga perlu berharap sang rival sekota, Tottenham Hotspur, gagal meraup poin ketika menutup petualangan musim ini di markas Norwich City, Stadion Carrow Road.
Kian beratnya langkah Arsenal menembus posisi empat besar terjadi menyusul kekalahan 0-2 dari Newcastle United di St James Park, Selasa (17/5/2022) dini hari WIB. Menyusul kekalahan ke-13 di Liga Inggris edisi 2021-2022 itu, Arsenal gagal menggeser bahkan mendekati selisih dua poin dari Spurs.
Usai mengakhir laga ke-37 itu, Arsenal masih tertahan di peringkat kelima dengan 66 poin. Adapun Spurs, yang menggusur Si Meriam berkat kemenangan tipis 1-0 atas Burnley, Minggu (15/2) kemarin, mengoleksi 68 poin.
Meski secara matematis asa Arsenal untuk menembus Liga Champions belum tertutup, jalan menuju kompetisi antarklub terelite Eropa itu amat sulit. Arsenal wajib mengalahkan Everton di laga pamungkas, Minggu (22/5), sedangkan Spurs harus tumbang di tangan Norwich, tim yang sudah dipastikan turun kasta ke Divisi Championship.
Dengan skenario itu, maka Arsenal akan menutup musim dengan 69 poin dan Spurs tetap memiliki 68 poin. Skenario lainnya, Arsenal bisa merebut tiket ke Liga Champions dengan kemenangan, sedangkan Spurs hanya meraih hasil imbang.
Hanya saja, dalam skenario itu, Arsenal perlu menangminimal 16-0 atas Everton. Sebab, Spurs mencatatkan superioritas atas Arsenal dalam head-to-head selisih gol. Harry Kane dan kawan-kawan memiliki +24 gol, sedangkan Arsenal hanya mencatatkan +9 gol.
Meski begitu, meraup kemenangan telak itu atas Everton bukan perkara mudah. “The Toffees” akan datang ke Stadion Emirates dengan misi membawa pulang kemenangan demi tidak terdegradasi.
Hingga pekan ke-37, masih ada empat tim yang berpeluang mendapatkan satu tiket tersisa tampil di Divisi Championship musim depan. Mereka adalah Everton, Burnley, Leeds United, dan Southampton. Adapun dua tim yang telah dipastikan menduduki dua posisi terbawah di Liga Primer musim ini ialah Norwich dan Watford, duo tim yang berstatus tim promosi.
Setelah menyaksikan timnya di laga melawan Newcastle, Arteta tidak lagi bersemangat membicarakan kans Liga Champions. Menurut dia, Arsenal tampil sangat buruk sehingga sangat pantas tidak membawa pulang poin dari St James Park.
“Saya sangat kecewa karena (penampilan) Newcastle 10 kali lebih baik dari kami. Performa kami malam ini jauh dari level yang dibutuhkan untuk bermain di Liga Champions,” ucap Arteta kepada BBC Sports.
Dalam dua pertandingan terakhir, Arteta menunjukan wajah kecewa di sisi lapangan. Ia menilai, pemain Arsenal gagal menjalankan rencana permainan yang membuat dua lawan terakhir mereka bisa menunjukkan permainan jauh lebih baik. Sebelum kalah dari Newcastle, Si Meriam juga pulang dengan kepala tertunduk usai dibenamkan Spurs, 0-3, dalam derbi London Utara, 12 Mei lalu.
Penampilan Arsenal itu tidak bisa diterima, padahal duel melawan Newcastle setara final bagi Arsenal. Hasil itu adalah refleksi dari sikap mereka menghadapi pertandingan krusial. (Jamie Carragher)
Granit Xhaka, gelandang Arsenal, mengakui, pemain timnya tidak menjalankan instruksi sang manajer. Oleh karena itu, bagi Xhaka, dirinya dan seluruh pemain Arsenal tidak pantas tampil di St James Park karena gagal memahami pentingnya laga itu untuk misi mereka berada di posisi empat besar.
“Yang terjadi adalah performa bencana. Kami tidak pantas bermain di Liga Champions, bahkan Liga Europa, dengan penampilan ini,” kata Xhaka, pemain tim nasional Swiss, ikut kecewa.
Ia menambahkan, “Ini adalah salah satu pertandingan terpenting kami. Terlebih lagi, kami telah menunggu enam tahun untuk bisa bersaing (merebut tiket Liga Champions). Tetapi, kenyataannya, Newcastle justru yang tampil seolah-olah memahami pentingnya pertandingan ini, bukan kami”.
Kegagalan meraih tiket Liga Champions musim ini akan menjadi kekecewaan terbesar bagi Arsenal dalam lima musim terakhir. Si Meriam sempat amat dekat dengan posisi empat besar seusai menumbangkan Chelsea, 4-2, 20 April, di pekan ke-25. Kemenangan itu membawa mereka berada di peringkat empat.
Di awal Mei ini, StatsPerform memprediksi peluang Arsenal tampil di Liga Champions musim depan mencapai 70 persen. Tetapi, usai kalah dari Newcastle, kans Arsenal finis di peringkat keempat hanya 15 persen.
Sebaliknya, peluang Spurs menduduki posisi keempat meningkat dari hanya 30 persen menjadi 85 persen dengan satu laga tersisa. “Mulai besok (Selasa ini), kami akan menyiapkan diri untuk Everton. Secara matematis, peluang kami ke Liga Champions masih mungkin karena selalu ada peluang kecil dalam sepak bola,” kata Arteta, juru taktik asal Spanyol.
Kalah segalanya
Kekecewaan yang diungkapkan Arteta dan Xhaka sejalan dengan penampilan Arsenal selama 90 menit di St James Park. Arsenal kalah segalanya dari tim tuan rumah. Dalam urusan kreasi peluang, Newcastle menciptakan 16 tembakan yang empat di antaranya tepat sasaran. Adapun Arsenal, yang mengkreasikan 11 peluang, hanya mencatatkan dua tembakan mengarah ke gawang.
“The Magpies” juga lebih unggul dalam penguasaan bola dengan persentase 51 persen berbanding 49 persen. Newcastle, yang tampil di hadapan 52.274 pendukung, memiliki 12 kesempatan sepak pojok, sedangkan Arsenal hanya delapan sepak pojok.
Tak hanya soal urusan menyerang, pemain Newcastle juga tampil jauh lebih agresif dari Arsenal. The Magpies mencatatkan 17 tekel sukses. Adapun Arsenal melakukan 15 tekel sukses. Aksi individu pemain Newcastle juga jauh lebih baik dari Arsenal. Tim tuan rumah mencatatkan 13 dribel sukses berbandingan hanya empat dribel berhasil yang dicatatkan Si Meriam.
Yang terjadi adalah performa bencana. Kami tidak pantas bermain di Liga Champions, bahkan Liga Europa, dengan penampilan ini. (Granit Xhaka)
Penyerang Newcastle, Allan Saint-Maximin, menjadi pemain yang paling merepotkan lini belakang Arsenal karena enam kali bisa melewati pemain lawan dengan kepiawaiannya menggiring bola. Pada laga itu, petaka bagi Arsenal hadir ketika babak kedua baru berjalan 10 menit. Niat Ben White, bek Arsenal yang ingin menghalau umpan Bruno Guimaraes ke Callum Wilson, justru berbuah gol bunuh diri.
Kemudian, di sisa lima menit waktu normal berakhir, Guimaraes menegaskan kemenangan The Magpies berkat sepakan keras yang tidak bisa diantisipasi Aaron Ramsdale, kiper Arsenal. Gol itu adalah yang kelima yang bersarang ke gawang Ramsdale dalam dua duel terakhir.
Periode terburuk terulang
Kekalahan dari Newcastle membuat Arsenal mencatatkan periode terburuk di musim ini seperti yang tercipta di awal musim. Pasalnya, dalam dua laga beruntun, mereka kalah dan gagal mencetak satu pun gol. Catatan itu nyaris serupa dengan penderitaan tiga kekalahan beruntun dan gagal mencetak gol pada tiga laga pembuka musim 2021-2022.
“Penampilan Arsenal itu tidak bisa diterima, padahal duel melawan Newcastle setara final bagi Arsenal. Hasil itu adalah refleksi dari sikap mereka menghadapi pertandingan krusial,” ujar Jamie Carragher, pakar Liga Inggris di Sky Sports.
Sementara Manajer Newcastle Eddie Howe memuji performa pasukannya. Bagi Howe, pemain Newcastle sukses menjalankan instruksinya untuk selalu menekan Arsenal demi membuat sang lawan tidak bisa menemukan ritme permainan. “Satu hal kekurangan kami adalah belum mengalahkan tim yang berada di posisi enam besar. Kami mengakhiri catatan itu dengan kemenangan yang kami pantas dapatkan atas Arsenal,” kata Howe.
Dengan kemenangan atas Arsenal, The Magpies berada di peringkat ke-12. Mereka berpeluang mengakhiri musim ini di posisi 10 besar apabila menang di pertandingan terakhir menghadapi Burnley. (AFP)