Meski sudah terdegradasi, Venezia tetap menjaga marwah saat menghadapi Roma di pekan ke-37 Liga Italia. Berkat itu, mereka menahan imbang 1-1 Serigala Ibu Kota. Hasil itu pun menghambat langkah Roma ke kompetisi Eropa.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, MINGGU — Meskipun telah terdegradasi dan berstatus juru kunci klasemen, tak berarti Venezia pasrah begitu saja menjalankan dua laga sisa Serie A Liga Italia. Ini dibuktikan oleh klub berjuluk ”Singa Terbang” itu saat menahan imbang, 1-1, tuan rumah AS Roma dalam laga pekan ke-37 di Stadion Olimpico, Roma, Minggu (15/5/2022) dini hari WIB.
Venezia benar-benar sukses membuat AS Roma frustrasi dan menghambat langkah Serigala Ibu Kota itu menuju ke kompetisi Eropa musim depan.
”Kami memberikan segalanya, pantas untuk menang. Jelas, kami bisa mendominasi pertandingan karena unggul jumlah pemain selama satu jam. Namun, Venezia bermain sangat baik. Mereka adalah profesional sejati dan saya berharap dapat melihat mereka kembali di Serie A segera,” ujar Pelatih AS Roma Jose Mourinho dilansir Football-Italia.
Secara matematis, Venezia adalah tim pertama yang terdegradasi dari Serie A musim ini. Seusai pekan ke-36, mereka baru mengoleksi 25 poin. Jika mereka memenangi dua laga sisa dan tim di posisi ke-17, Salernitana kalah pada laga terakhir, perolehan poin kedua tim sama, yakni 31 poin. Namun, Venezia kalah dalam dua pertemuan dari klub berlogo kuda laut tersebut, masing-masing 1-2 pada laga tandang dan kandang.
Adapun Salernitana bisa memperpanjang napas untuk bertahan di Serie A setelah bermain imbang 1-1 dengan Empoli, Sabtu (14/5). Mereka berada di urutan ke-17 dengan 31 poin dari 37 laga. Mereka akan bersaing dengan Cagliari di peringkat ke-18 dengan 29 poin dari 36 laga dan Genoa di tempat ke-19 dengan 28 poin dari 36 laga untuk lolos dari zona degradasi hingga pekan terakhir.
Oleh karena itu, apa pun hasil lawan AS Roma itu tidak berarti lagi bagi Venezia. Akan tetapi, klub asal kota laguna di utara Italia itu paham betul menjaga marwahnya. Mereka justru tampil tanpa beban sehingga bisa memberikan perlawanan alot nan mengejutkan.
Belum satu menit laga berjalan, Venezia langsung mengentak dengan gol sundulan penyerang David Okereke. Gol itu cukup membuat penggawa AS Roma panik karena takut malu dengan sekitar 64.000 penggemar yang memenuhi nyaris semua sudut stadion, dan khawatir terpental dari persaingan mengejar tiket ke Liga Europa dengan duduk di urutan kelima klasemen akhir.
Hingga pekan ke-36, AS Roma tertahan di peringkat keenam dengan 59 poin dari 36 laga, atau tertinggal tiga poin di bawah saudara sekotanya, SS Lazio, di tempat kelima.
Tak pelak, AS Roma coba bermain sporadis untuk mengatasi ketertinggalan 0-1. Namun, Venezia ternyata sangat sulit dimatikan. Permainan mereka begitu solid, rapi, dan kompak dalam menjaga pertahanan kendati sudah kehilangan gelandang Sofian Kiyine karena mendapatkan kartu merah pada menit ke-32. Kiyine tertangkap rekaman VAR menyepak selangkangan kapten AS Roma, Lorenzo Pellegrini.
Setelah berkali-kali mencoba, AS Roma akhirnya bisa menyamakan kedudukan melalui sepakan keras penyerang Eldor Shomurodov pada menit ke-76. Gol itu lahir dari kemelut di dalam kotak penalti. Secara keseluruhan, klub berjuluk ”Il Giallorossi” alias ”Si Kuning Merah” itu kurang beruntung dalam laga tersebut karena hanya membukukan satu gol sepanjang laga.
Jelas, kami bisa mendominasi pertandingan karena unggul jumlah pemain selama satu jam. Namun, Venezia bermain sangat baik.
Padahal, AS Roma melesatkan total 46 tembakan dengan empat kali membentur mistar gawang, yakni dua kali dari tembakan bebas Pellegrini, tendangan keras gelandang Bryan Cristante, dan tembakan keras bek sayap kirip Nicola Zalewski. Mereka pun mendominasi penguasaan bola dengan 69 persen. Adapun Venezia hanya menciptakan total empat tembakan dengan penguasaan bola 31 persen.
”Jika melihat musim ini, kami memiliki persentase konversi peluang yang sangat rendah. Andai bisa menambah lima atau enam gol dari peluang-peluang itu, kami akan memiliki poin lebih banyak. Itu menjadi pekerjaan yang perlu kami tingkatkan untuk musim depan,” ujar Mourinho.
Jalur Liga Konferensi Eropa
Hasil seri itu menyebabkan AS Roma tetap berada di urutan keenam dengan 60 poin dari 37 laga. Mereka kian tertinggal dari Lazio yang baru menjalani laga pekan ke-37 melawan tuan rumah Juventus, Selasa (17/5) dini hari. Roma juga berpotensi disalip Fiorentina dan Atalanta yang sama-sama mengoleksi 59 poin dari 36 laga. Atalanta baru menjalani laga pekan ke-37 menghadapi tuan rumah sekaligus pemuncak klasemen AC Milan, Minggu malam, dan Fiorentina kontra tuan rumah Sampdoria, Senin (16/5).
Dengan hasil itu, peluang AS Roma meraih tiket Liga Europa ataupun tiket Liga Konferensi Eropa di urutan keenam klasemen cukup berat. Mereka harus menggantungkan nasib dari tiga pesaingnya tersebut. Untuk itu, langkah mereka ke Liga Europa lebih besar lewat menjuarai Liga Konferensi.
Dikutip dari laman resmi Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), hadiah atau keuntungan juara kompetisi kasta ketiga antarklub Benua Biru ialah mendapatkan slot langsung ke babak grup Liga Europa musim berikutnya kalau tidak lolos ke Liga Champions melalui liga domestik.
Mourinho juga menegaskan, mereka akan berjuang optimal untuk merebut trofi Liga Konferensi saat melawan klub Belanda, Feyenoord, pada final di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5). Selain untuk meraih tiket ke Liga Eropa, itu cara mereka untuk membalas dukungan besar para penggemar setia klub alias Romanisti.
Bahkan, pelatih asal Portugal itu meyakini bahwa makna atau nilai juara Liga Konferensi untuk AS Roma akan lebih besar ketimbang scudetto atau juara Serie A yang sedang diperebutkan oleh AC Milan dan Inter Milan.
”Kami mencoba berterima kasih kepada para penggemar. Jika kami bisa memenangi trofi (Liga Konferensi), saya memastikan itu pantas untuk kami dan lebih pantas lagi untuk para penggemar. Jika tercapai, saya pikir dalam hal semangat itu jauh lebih besar daripada scudetto yang bakal diraih Milan ataupun Inter,” kata Mourinho.
Meskipun hasil laga pekan ke-37 itu kurang memuaskan, para pemain AS Roma dan Mourinho tetap berkeliling lapangan untuk memberikan tepuk tangan kepada para penggemar yang secara alami merespons sikap para pemain dan Mourinho tersebut.
Di salah satu sudut stadion, para penggemar membentangkan spanduk jelang laga AS Roma dan Feyenoord di Liga Konferensi. ”Mahkotai impian kita akan kejayaan, ayo teman-teman, tulis sejarah,” pesan para penggemar dilansir Corriere dello Sport.