Kerja Ekstra Keras Untuk Juara Lagi
Indonesia perlu semangat dan kerja ekstra keras untuk membawa kembali Piala Thomas ke Tanah Air. Hanya tersisa India yang akan menghalangi langkah Indonesia untuk mewujudkannya.
BANGKOK, SABTU - Para pebulutangkis Indonesia harus tetap fokus usai menembus final Piala Thomas. Dibutuhkan kerja ekstra keras untuk mengalahkan India, agar Piala Thomas kembali ke Tanah Air.
“Kondisi semua pemain baik untuk final, tetapi, kami tidak mau percaya diri berlebihan. Tetap harus fokus,” kata Kapten Tim Piala Thomas Indonesia Hendra Setiawan di Bangkok, Sabtu (14/5/2022).
Hendra berusaha mengontrol rasa percaya diri meski India, yang akan menjadi lawan di Impact Arena, Bangkok, Minggu, mulai pukul 13.00 WIB, belum pernah merasakan tampil dalam final Piala Thomas. Adapun bagi Indonesia, laga nanti akan menjadi final ke-20. Sebanyak 14 gelar juara diraih, termasuk pada Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Denmark pada Oktober 2021.
Pelatih tunggal putra Irwansyah, juga, mengatakan semua pemain bersemangat untuk menyumbangkan angka jika diturunkan. Semangat itu ditambah waktu istirahat, pada Sabtu, diharapkan menghilangkan rasa lelah mereka setelah mengalahkan Jepang 3-2 pada semifinal, Jumat. Tiga dari lima pertandingan berlangsung lebih dari satu jam.
"Performa (Anthony Sinisuka) Ginting juga makin bagus. Rasa percaya dirinya makin tumbuh. Ini hal yang positif, apalagi dia kemarin bisa mengalahkan (Kento) Momota," tutur Irwansyah tentang tunggal pertama Indonesia itu.
Saat mengalahkan Jepang, Indonesia memperoleh kemenangan dari Anthony, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan, dan Shesar Hiren Rhustavito. Adapun Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kalah.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, bahkan, meminta para pemainnya berjuang lebih keras dibandingkan laga-laga sebelumnya. Apalagi, India memiliki salah satu ganda putra kuat, yaitu pasangan peringkat kedelapan dunia, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
“Lawan India tentu tidak mudah dan perlu penampilan yang ekstra. Saya minta, pemain wajib kerja ekstra keras. Ibaratnya, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala," kata Herry.
Baca juga : Selangkah Lagi Indonesia Pertahankan Gelar Juara
Saya minta, pemain wajib kerja ekstra keras. Ibaratnya, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. (Herry Iman Pierngadi)
Selain Rankireddy/Shetty, India memiliki lima tunggal putra peringkat 30 besar dunia. Tiga diantaranya menjadi andalan di Bangkok, yaitu Lakhsya Sen, Kidambi Srikanth, dan Prannoy H.S. Dengan skuad itu, India membuat kejutan dengan menyingkirkan Malaysia dan Denmark pada perempat final dan final, masing-masing, dengan skor 3-2.
Sen menang dalam satu pertemuan sebelumnya dengan Anthony, pada babak kedua Jerman Terbuka, Maret. Pertemuan mereka, kemungkinan besar, akan membuka laga Indonesia melawan India.
Walaupun Anthony kalah dalam statistik pertemuan, Indonesia bisa berharap mendapat angka pertama dengan performa pemain peringkat kelima dunia itu yang terus meningkat. Adapun Sen, hanya menang sekali dari empat pertandingan selama di Bangkok.
Menjalani debut dan langsung berstatus sebagai tunggal pertama tampaknya memberi tekanan berat bagi Sen. Tetapi, India memiliki Srikanth dan Prannoy yang berpengalaman dalam Piala Thomas sebagai tunggal kedua dan ketiga.
Baca juga : Mengulang Memori Juara Thomas 2020
Berdasarkan statistik pertandingan sebelumnya, kekuatan Jonatan dan Srikanth seimbang. Jonatan lima kali menang dari sembilan pertemuan, termasuk dalam dua pertemuan terakhir pada tahun ini, yaitu di semifinal Swiss Terbuka dan Korea Terbuka.
Pada tunggal ketiga, Shesar tertinggal 0-2 dari Prannoy, dengan pertemuan terakhir yang terjadi lima tahun lalu. Namun, pemain yang tak pernah kalah dalam tujuh pertandingan sejak debut pada Piala Thomas 2020 itu berprinsip, pemenang di lapangan tak ditentukan melalui peringkat dunia, pengalaman, atau statistik pertemuan.
“Yang penting adalah mental harus siap dan bisa tampil habis-habisan. Bersyukur saya punya mentalitas dan bisa tampil habis-habisan,” kata Shesar.
Memiliki kekuatan tunggal putra merata, India bisa saja membuat formasi tak lazim. Mereka bisa membuat lebih dari satu partai tunggal dimainkan lebih dulu, agar bisa unggul cepat, dengan cara menurunkan pemain yang sama pada tunggal dan ganda. Dengan cara ini, nomor ganda yang menjadi andalan Indonesia bisa dimainkan pada partai-partai akhir.
Baca juga : Lampu Kuning Tim Putra Indonesia
Ini pernah terjadi pada Piala Uber 2014 dan 2016 ketika dua pemain tunggal, Pusarla V Sindhu dan Saina Nehwal, dipasang sebagai ganda putri kedua. Ini membuat keduanya bisa tampil berurutan pada partai pertama dan kedua di nomor tunggal.
Meski performa Sen tak begitu baik di Bangkok, kemungkinan formasi tersebut harus diwaspadai. “Jika India melakukannya, itu hak mereka. Kami tetap menurunkan tim terbaik. Namun, menurut saya, terlalu riskan jika India mengubah formasi pemain. Perkiraan saya, mereka akan menurunkan pemain yang sama seperti semifinal,” kata Irwansyah.
Sesuai peraturan, jika tidak ada pemain yang tampil dalam dua nomor, susunan pertandingan terdiri atas tunggal, ganda, tunggal, ganda, dan tunggal.
Baca juga : Tim Uber Indonesia Tak Gentar Meski Kalah Kelas
Korea Selatan Juara Piala Uber
Melalui persaingan yang berlangsung ketat hingga lima partai, Korea Selatan menjadi tim terbaik beregu putri. Mereka pun berhak atas Piala Uber untuk kedua kali setelah 2010 usai mengalahkan China 3-2.
Ketatnya persaingan kedua tim dimulai sejak laga awal ketika Chen Yu Fei berhadapan dengan An Se-young. An hampir membuka keunggulan Korea Selatan ketika memiliki kesempatan besar mengalahkan Chen untuk pertama kalinya dalam tujuh pertemuan. Pemain berusia 20 tahun itu menciptakan match point 20-17 pada gim ketiga.
Namun, sakit pada kaki kanan, yang membuatnya kesulitan bergerak, tak kuasa lagi ditahan meski semangatnya tak menurun sedikit pun. An kalah 21-17, 15-21, 20-22 setelah Chen meraih lima poin beruntun. Kedua pemain berjuang selama satu jam 31 menit.
Kekalahan An dibayar Lee So-hee/Shin Seung-chan yang mengalahkan ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, 12-21, 21-18, 21-18. Partai ganda putri kedua juga dimenangi Korea Selatan melalui Kim Hye-jeong/Kong Hee-yong. Adapun nomor tunggal pada partai ketiga dimenangi He Bing Jiao (China) yang menang atas Kim Ga-eun 21-12, 21-13.
Persaingan alot terjadi hingga laga terakhir antara Wang Zhi Yi dan Sim Yujin yang berlangsung satu jam 28 menit. Sim mengakhiri penantian Korea Selatan selama 12 tahun untuk menjadi juara Piala Uber dengan kemenangan 28-26, 18-21, 21-8.