Ducati mengonfirmasi performa Desmosedici hibrida telah konsisten di level kompetitif dengan "pole position" kedua beruntun Francesco Bagnaia. Capaian itu menjadi arus balik karena dua kali Ducati unggul di trek Yamaha.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LE MANS, SABTU - Fabio Quartararo kembali gagal meraih pole position di sirkuit yang seharusnya sesuai dengan karakter motor Yamaha YZR-M1, Le Mans. Bahkan, kali ini, dia gagal meraih posisi start baris terdepan. Misi Quartararo selalu dikandaskan oleh Francesco Bagnaia yang mulai menemukan "titik manis" Ducati Desmosedici hibrida yang dia pakai musim ini.
Namun, persaingan podium masih sangat terbuka, dengan potensi hujan saat balapan MotoGP seri Perancis, Minggu (15/5/2022) mulai pukul 19.00 WIB.
Quartararo seperti di Jerez, mampu mencetak ritme pace yang kompetitif. Namun, dia selalu kalah dalam persaingan mencetak waktu tercepat satu lap. Kendala defisit kecepatan puncak M1 kini semakin sulit dikompensasi dengan memaksimalkan keunggulan Yamaha dalam melewati tikungan.
Kini, motor-motor pabrikan lain, terutama Ducati dan Aprilia, bisa lebih mengalir di tikungan yang melengkapi keunggulan kecepatan puncak mereka. Kedua pabrikan itu sudah menunjukan potensi mereka di Jerez, trek yang di atas kertas kurang sesuai dengan motor mereka karena tidak banyak trek panjang dan lebih banyak tikungan. Ducati meraih posisi start terdepan dan memenangi balapan di Jerez melalui Francesco Bagnaia.
Pebalap Italia itu kembali meraih posisi start terdepan di Le Mans, Sabtu (14/5/2022), menggusur Quartararo yang sempat memuncaki segmen pertama kualifikasi kedua. Bagnaia mencetak waktu tercepat 1 menit 30,450 detik yang sekaligus menjadi rekor lap tercepat di Le Mans. Dia mematahkan rekor yang baru saja dicetak oleh pebalap Pramac Johann Zarco dengan 1 menit 30,537 detik.
Kami yakin mulai sekarang bisa menjadi penantang untuk podium di setiap balapan. (Ducati)
Bagnaia mencetak waktu impresif itu bekerjasama dengan rekan setimnya Jack Miller yang menjadi penarik. Mereka melesat dalam time attack yang bersih. Miller meraih posisi start kedua dan Bagnaia pertama. Quartararo tergusur ke posisi start keempat setelah pebalap Aprilia, Aleix Espargaro melakukan time attack yang mulus di ahir Q2.
"Ya, saya sangat senang setelah di FP4 kesulitan menghentikan motor yang membuat saya khawatir dengan kualifikasi. Tetapi, terimakasih kepada tim saya yang bisa melakukan perubahan kecil dalam setelan motor sehingga bisa membuat saya lebih cepat dan kompetitif," ungkap Bagnaia di parc ferme.
"Ini pole position pertama saya di Le Mans di MotoGP. Jadi, saya sangat senang," pungkas pebalap berjuluk Peco itu.
Pencapaian Peco dan Miller, yang start di posisi satu dan dua, mengonfirmasi kebangkitan Desmosedici hibrida, gabungan GP21 dan GP22, yang sempat kesulitan di awal musim ini. Potensi motor yang diyakini lebih baik dari GP21 dan GP22 itu sempat menyulitkan para pebalap dan mekanik Ducati untuk menemukan setelan yang ideal. Kompromi dengan ban dan elektronik sering harus mengorbankan performa motor karena para pebalap tidak mendapatkan feeling yang bagus.
Namun, sejak balapan di Jerez, Ducati menemukan solusi jitu untuk memeras potensi Desmosedici hibrida, sehingga menciptakan arus balik. Mereka mematahkan prediksi bahwa Jerez akan dikuasi oleh Quartararo dengan M1-nya. Pencapaian itu membuat Ducati optimistis, mereka akan bisa kompetitif di trek-trek lainnya.
"Kami yakin mulai sekarang bisa menjadi penantang untuk podium di setiap balapan," ungkap Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti kepada BT Sports di Jerez.
"Semua orang mengatakan Ducati memiliki keunggulan pada mesin karena kami memang memiliki mesin yang kuat. Tetapi, di sini mesin bukan segalanya karena tidak ada lintasan yang sangat panjang seperti di Aragon atau trek lain di mana mesin yang kuat menjadi pembeda. Jadi ini sangat penting untuk banyak alasan, termasuk fakta bahwa Jerez di atas kertas bukan trek yang ideal untuk Ducati," pungkas Ciabatti.
Arus balik yang diciptakan Ducati masih mengalir hingga Le Mans, bahkan Miller pun bisa start kedua. Pebalap asal Australia itu memenangi balapan basah di Perancis musim lalu. Dia pun berpeluang mengulang pencapaian itu karena balapan diperkirakan berlangsung dalam kondisi trek basah.
"Sangat senang bisa kembali ke baris terdepan dan lebih penting lagi tim start di posisi satu dan dua. Kami melakukan pekerjaan dengan bagus. Kami memiliki pace pagi ini, tetapi siang ini saya sedikit di belakang Peco. Besok kita coba lagi," ungkap Miller.
Momentum kebangkitan juga terus ditunggangi oleh Aleix Espargaro yang memacu Aprilia RS-GP untuk meraih posisi start ketiga. Pencapaian itu spesial karena Espargaro sempat terjatuh dalam FP4 di tikungan 7, sama seperti Miller. Dia menjalani kualifikasi dalam tekanan besar karena tidak memiliki motor cadangan. Jika melakukan kesalahan, dia terancam start di posisi belakang.
"Ya sesungguhnya iya (penuh tekanan). Anda tidak ingin melakukan kesalahan karena tahu tidak ada motor cadangan," pungkas Espargaro yang kini berada di posisi kedua klasemen pebalap, tertinggal tujuh poin dari Quartararo di puncak dengan koleksi 89 poin.