Tanpa Medali, Edgar Xavier Terjegal Lagi di "Changquan"
Rasa penasaran Edgar untuk merebut medali SEA Games di nomor changquan terus berlanjut. Dia kembali mengulangi kegagalan pada Filipina 2019.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
HANOI, KOMPAS – Atlet wushu andalan Indonesia Edgar Xavier Marvelo belum berhasil meraih medali SEA Games Vietnam 2021 di nomor changquan atau tangan kosong. Juara dunia changquan itu kehilangan medali akibat pendaratan kurang sempurna saat jurus melompat. Edgar pun kembali terjegal di nomor andalannya itu, seperti di SEA Games Filipina 2019.
Edgar hanya menempati peringkat ke-7 dari 9 peserta dalam penampilan nomor changquan di Cau Giay Gymnasium, Hanoi, Vietnam, pada Jumat (13/5/2022). Pewushu andalan untuk meraih emas ini hanya mencatatkan nilai 9,46, tertinggal jauh dari peraih emas asal Malaysia, Su Wei (9,70).
Biasanya juri memberikan nilai serendah itu karena ada kesalahan cukup fatal dalam gerakan. Kesalahan itulah yang dilakukan Edgar pada 30 detik pertama penampilannya. Dia memamerkan jurus lompatan setinggi sekitar 1 meter, tetapi tidak berhasil mendarat sempurna. Kuda-kudanya goyang.
Manajer tim wushu Indonesia Iwan Kwok mengatakan, pada hari pertama penyelenggaraan memang beberapa atlet mengalami masalah non-teknis. Mereka mengalami kesalahan kecil sampai besar, yang belum diketahui alasannya. “Mungkin karena nervous jadi ada beberapa kesalahan,” ucapnya saat ditemui di Cau Giay Gymnasium.
“Jadi kalau masalah mental itu personal masing-masing. Kadang ada sesuatu hal non-teknis yang bisa menganggu mereka. Seperti tadi Haris Horatius (nomor nandao) goyang. Edgar juga goyang. Padahal kan mereka paling senior. Paling jarang ada kejadian goyang. Kalau untuk atlet senior harusnya sudah mereka antisipasi,” tambah Iwan.
Meskipun sempat goyang, Edgar tetap profesional menyelesaikan gerakan. Dia perlahan menemukan ritme. Semenit sisa penampilan itu bisa dieksekusi dengan sempurna. Pukulan bertenaga dan kuda-kuda kokoh yang menjadi ciri khasnya kembali mengundang decak kagum penonton.
Adapun Edgar mendapat sambutan hangat dari publik tuan rumah. Penonton lokal mendukung dia karena nama besarnya di dunia wushu serta tidak ada wakil Vietnam di nomor tersebut. Mereka menyoraki Edgar sejak memasuki matras. Penonton bahkan ikut kecewa ketika dia membuat kesalahan. “Yah…,” bunyi suara gemuruh dari tribune.
Setelah lomba, Edgar tampak sangat kecewa. Dia langsung masuk ke ruang pemanasan atlet dengan kepala tertunduk. Ketika dipanggil untuk wawancara, peraih perak Asian Games Jakarta Palembang 2018 ini hanya menaikkan alisnya. Lalu, dia memalingkan wajah lagi.
Kadang ada sesuatu hal non-teknis yang bisa menganggu mereka. (Iwan Kwok)
Wajar saja Edgar kecewa. Dia ingin membalas rasa penasaran ketika gagal meraih medali di nomor changquan pada SEA Games Filipina 2019. Padahal, ketika itu, dia merasa sudah menampilkan yang terbaik. Sayangnya, juri tidak sepakat dengan hal tersebut.
Di sisi lain, tim wushu mendapat hiburan dari atlet muda Seraf Naro Siregar (20). Dia yang tidak ditargetkan medali, mampu meraih perunggu di nomor changquan dengan nilai 9,69. Naro hanya terpaut 0,01 poin dari peraih medali perak dan emas.
Naro tampil tenang dan fokus. Dia mencuri perhatian ketika memamerkan jurus yang seperti sedang jongkok dengan satu kaki. Dia bisa turun dari posisi berdiri hingga nyaris jongkok tanpa getar sedikit pun. Kemudian, Naro bertahan di posisi itu selama 5 detik. Saat dia mematung, putaran waktu di Cau Giay Gymnasium seolah-olah berhenti.
Penampilan hebat itu mengejutkan pelatih kepala tim wushu Novi, juga dirinya sendiri. Setelah nilainya keluar di papan skor, Naro langsung berlari ke arah belakang matras. Dia memeluk Novi dengan erat selama hampir 10 detik.
“Tadi udah nampilin sebisanya Naro. Naro tidak ada kepikiran ambil medali. Hanya ingin berikan yang terbaik untuk Indonesia. Karena sudah menampilkan yang terbaik, jadi langsung meluk kak Novi,” ucap Naro yang baru pertama kali meraih medali individu di SEA Games.
Pada hari pertama, tim wushu berhasil mengoleksi 1 perak dan 1 perunggu. Satu perak dipersembahkan oleh pewushu putri Nandhira Mauriskha yang tampil pada nomor jianshu (pedang).