Real Madrid mengirim Levante sebagai tim pertama yang terdegradasi dari La Liga musim ini. Kepastian itu menyusul kemenangan telak Real Madrid, 6-0, atas Levante pada laga pekan ke-36.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MADRID, JUMAT — Bermain di kandang sendiri, Real Madrid tidak memberi ampun kepada Levante yang sedang berjuang lolos dari jurang degradasi. Real Madrid yang sudah memastikan diri sebagai juara La Liga Spanyol sejak pekan ke-34 itu melibas Levante dengan skor telak 6-0. Kemenangan ”Los Blancos” itu mengantarkan Levante sebagai tim pertama yang terdegradasi musim ini.
”Jika ada yang bersalah dalam laga ini, itu adalah saya. Laga ini di luar prediksi. Dalam banyak pemberitaan, mereka (Real Madrid) berencana melakukan rotasi pemain tapi di lapangan bertolak belakang. Tidak masuk akal untuk membicarakan permainan tersebut,” ujar Pelatih Levante Alessio Lisci dilansir Marca, Jumat (13/5/2022).
Dalam laga pekan ke-36 La Liga di Santiago Bernabeu, Madrid, Jumat, Real Madrid mendapatkan salam penghormatan dari para pemain Levante saat memasuki lapangan. Terakhir kali Real Madrid mendapatkan salam penghormatan karena menjuarai La Liga lebih cepat sebelum musim berakhir itu pada 2012 yang dilakukan skuad Real Mallorca.
Namun, penghormatan itu tidak membuat Real Madrid berbelas kasih kepada Levante yang berada di ujung tanduk klasemen. Terbukti, tim berjersei putih-putih itu justru menurunkan skuad terbaik dalam laga tersebut. Padahal, pada pekan sebelumnya, ketika kalah 0-1 dari saudara sekotanya, Atletico Madrid, mereka bermain dengan sebagian besar pemain pelapis.
Tak pelak, Real Madrid bermain menjadi-jadi. Di babak pertama, mereka langsung unggul 3-0 melalui gol bek sayap kiri Ferland Mendy di menit ke-13, penyerang Karim Benzema di menit ke-19, dan penyerang Rodrygo di menit ke-34.
Kami memiliki motivasi yang sangat hebat di awal laga tersebut. Tetapi, setelah gol pertama mereka, suasana tim berubah. Itu bukan lagi kami.
Memasuki babak kedua, mereka tidak mengendurkan serangan dan menambah tiga gol lewat penyerang Vinicius Junior di menit ke-45, ke-68, dan ke-83. ”Kami memiliki motivasi yang sangat hebat di awal laga tersebut. Tapi, setelah gol pertama mereka, suasana tim berubah. Itu bukan lagi kami,” terang Lisci.
Kemenangan telak Real Madrid itu membenamkan Levante di dasar klasemen dengan 29 poin dari 36 laga. Posisi Levante merosot dari urutan ke-19 menjadi ke-20 seiring kemenangan 2-1 Alaves atas Espanyol. Tadinya, Alaves adalah juru kunci klasemen.
Dengan kekalahan itu, Levante tidak mungkin lagi melampaui posisi Cadiz di peringkat ke-17 dengan 35 poin dari 36 laga. Jika menang di dua laga sisa dan Cadiz selalu kalah, perolehan poin Levante memang sama dengan Cadiz, tetapi Levante kalah agregat kemenangan dan kalah selisih gol-kemasukan.
Lisci mengatakan, tim telah mencoba sampai akhir untuk bertahan di La Liga. Akan tetapi, dengan semua permasalahan yang ada, langkah mereka untuk bertahan memang berat. Paling tidak, Levante sudah mengalami masalah sejak awal musim yang dibuktikan dengan pergantian tiga pelatih dari Paco Lopez (4 Maret 2018-3 Oktober 2021), Javier Pereira (7 Oktober-29 November 2021), dan akhirnya Alessio Lisci (29 November 2021-sekarang).
”Jelas bahwa kami hanya bermain satu putaran. Yang lain, kami tidak berada di liga dan kami membayar untuk itu. Saya tidak menyalahkan pelatih sebelumnya, tetapi masalah terjadi bukan hari ini, melainkan sejak putaran pertama,” ungkapnya.
Degradasinya Levante menjadi duka mendalam semua pemain, terutama kapten sekaligus penyerang Jose Luis Morales. Klub asal Valencia itu kembali terpental ke divisi dua atau La Liga 2 Liga Spanyol usai promosi dengan status juara La Liga 2 musim 2016/2017.
Adapun Morales telah membela Levante sejak 2013/2014. Dia turut merasakan saat Levante turun ke La Liga 2 dengan status juru kunci klasemen 2015/2016 dan menikmati kebangkitan tatkala tim promosi ke La Liga mulai 2017/2018.
Air mata Morales pun tidak bisa terbendung ketika diwawancarai media setelah kalah dari Real Madrid. ”Saya ingin berterima kasih kepada semua orang. Tapi, musim ini, kami belum bisa memenuhi tugas. Ini sangat sulit untuk semuanya, untuk kami, untuk keluarga kami, dan penggemar,” katanya.
Di tengah duka itu, Vinicius Junior melihat gestur kesedihan tersebut. Pemain asal Brasil itu pun mendekat dan memeluk Morales guna memberikan semangat. ”Kami harus mencoba sesegera mungkin kembali ke La Liga. Kami harap hasil ini menjadi pelajaran untuk semuanya. Kesalahan tidak boleh diulang dan mari membuat proyek lebih baik,” jelas Morales seusai disemangati Vinicius Junior.
Sebaliknya, saat Morales berduka, Vinicius Junior berada di puncak suka cita. Tiga golnya di laga itu menjadi hattrick pertamanya untuk Real Madrid sejak bergabung pada musim panas 2018. ”Hattrick pertama saya. Sangat senang, terutama setelah musim indah yang saya alami. Pelatih (Carlo Ancelotti) memberikan saya kesempatan bermain lebih lama agar bisa mencetak hattrick,” tuturnya.
Pemain berusia 21 tahun itu pun mengekspresikan kegembiraannya dengan mengunggah foto di akun Instagram pribadinya yang punya 18 juta pengikut. ”Malam yang tak terlupakan! Hattrick pertamaku,” tulisnya dalam keterangan foto yang disukai oleh 1,2 juta penggemarnya dalam rentan waktu delapan jam. Sejumlah bintang sepak bola Eropa juga meninggalkan komentar di foto itu yang isinya ucapan apresiasi terhadap capaian tersebut, antara lain, beberapa rekan setimnya, seperti Benzema dan rekan senegaranya, Neymar.
Kini, Vinicius Junior menjadi pencetak gol terbanyak kedua klub di La Liga dengan 17 gol di bawah Benzema dengan koleksi 27 gol. Secara keseluruhan dia mencetak 21 gol di semua kompetisi, cuma kalah dari Benzema dengan 44 gol di semua kompetisi.
Tentu itu menjadi sinyal positif bagi Real Madrid. Semua pemainnya dalam puncak performa yang membuat mereka lebih percaya diri menatap laga melawan Liverpool pada final Liga Champions di Stade de France, Paris, Perancis, Minggu (29/5/2022).