Perempat final Piala Thomas Indonesia melawan China menjadi ulangan final 2020. Sama seperti final yang digelar di Denmark pada Oktober 2021 itu, Indonesia mengalahkan China 3-0 dan akan bertemu Jepang pada semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, KAMIS — Pertandingan melawan China pada perempat final Piala Thomas mengingatkan kembali pada memori ketika Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan menang 3-0 pada final Piala Thomas 2020. Pertemuan yang membuat Indonesia membawa Piala Thomas untuk pertama kalinya sejak 2002 itu terulang tahun ini dengan hasil yang sama.
Pada final Piala Thomas 2020 yang digelar di Aarhus, Denmark, Oktober 2021, Indonesia langsung memenangi tiga partai melalui Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie. Mereka kembali menjadi bagian dari tim ketika bertemu China di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Kamis (12/5/2022).
Namun, Fajar/Rian yang kali ini menjadi ganda kedua tak sempat bermain karena Indonesia langsung menang 3-0. Ganda pertama dipercayakan kepada Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan.
Persaingan tahun ini terjadi dengan perubahan kekuatan di tim masing-masing. Indonesia masuk lapangan dengan fakta bahwa Anthony, sebagai tunggal pertama, tak berada dalam penampilan terbaik. Dia selalu kalah dalam tiga laga penyisihan Grup A melawan Loh Kean Yew (Singapura), Kunlavut Vitidsarn (Thailand), dan Heo Kwang-hee (Korea Selatan).
Tim ”Merah Putih” juga tak diperkuat Marcus Fernaldi Gideon yang dalam pemulihan setelah operasi pergelangan kaki. Kevin pun harus berpasangan dengan partner baru, yaitu pemain muda Bagas Maulana saat melawan Thailand, dan Ahsan ketika berhadapan dengan Korea Selatan dan China.
Adapun China tak menurunkan Lu Guangzu pada tunggal pertama. Formasi ganda mereka pun berubah.
Namun, tak ada yang berubah pada hasil pertemuan dua tim dengan tradisi bulu tangkis kuat itu. Indonesia kembali mengalahkan China, 3-0, dan akan bertemu Jepang pada semifinal setelah Kento Momota dan kawan-kawan mengalahkan Taiwan 3-2. Perempat final lain terjadi antara Korea Selatan dan Denmark serta India lawan Malaysia.
Pada bagian putri yang memperebutkan Piala Uber, langkah tim muda Indonesia dihentikan juara bertahan China, 0-3. Semifinal pun akan terjadi antara China dan Thailand serta Korea Selatan melawan Jepang.
Kebangkitan Anthony
Salah satu kunci kemenangan Indonesia adalah kebangkitan Anthony. Pemain yang pada tiga pertandingan penyisihan grup kehilangan kepercayaan diri dan permainan aslinya, tiba-tiba berubah. Dia kembali pada Anthony yang ”asli”, yang tak tampak dalam enam bulan terakhir.
Saya bersyukur dan sangat senang akhirnya bisa menyumbang poin bagi Indonesia. Pada masa sulit, yang saya butuhkan adalah dukungan dari banyak orang, seperti dari keluarga, pelatih, teman, dan penonton seperti yang saya dapat sekarang.
Sejak November 2021, setelah turut mengantarkan Indonesia menjuarai Piala Thomas, performa Anthony menurun. Dia kalah pada babak pertama dalam tiga turnamen beruntun, yaitu Denmark Terbuka, Indonesia Masters, dan Indonesia Terbuka. Penurunan performa itu berlanjut tahun ini hingga menurunkan kepercayaan diri, seperti yang dikatakannya setelah dikalahkan Loh.
Tiga kekalahan pada fase grup dibayar dengan kemenangan 21-12, 25-27, dan 21-17 atas Zhao Junpeng. Sejak awal pertandingan, Anthony memperlihatkan karakter permainan yang mengantarkannya mengalahkan pemain top dunia ketika menjuarai China Terbuka 2018 dan meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Anthony bergerak cepat hingga Zhao kesulitan mengantisipasi pukulannya. Tak hanya smes silang, senjatanya berupa pukulan net yang arahnya sulit ditebak atau yang membuat kok jatuh bergulir di jaring, juga telah kembali.
Setelah memperoleh harapan dengan kemenangan cepat pada gim pertama, kubu Indonesia dibuat tegang ketika Anthony gagal memanfaatkan tiga match point pada gim kedua. Anthony juga tertinggal 2-6 pada awal gim ketiga. Baru setelah jeda gim ketiga, dia kembali dengan pukulan-pukulan yang menyulitkan lawan.
”Saya bersyukur dan sangat senang akhirnya bisa menyumbang poin bagi Indonesia. Pada masa sulit, yang saya butuhkan adalah dukungan dari banyak orang, seperti dari keluarga, pelatih, teman, dan penonton seperti yang saya dapat sekarang,” tutur Anthony, yang melampiaskan emosinya dengan berteriak berkali-kali setelah mendapat poin terakhir.
Di nomor ganda, kombinasi permainan cepat Kevin di depan net dan serangan eksplosif Ahsan di bagian belakang lapangan menambah keunggulan Indonesia menjadi 2-0. Mereka mengalahkan Liu Yuchen/Ou Xuanyi, 21-17, 21-16.
Ahsan menuturkan, meski partnernya, Hendra Setiawan, dan Kevin memilki karakter permainan berbeda, dia tak harus mengubah cara bermain. ”Menurut saya, Koh Hendra dan Kevin adalah pemain depan yang hebat. Mereka sama-sama bisa berotasi ke belakang lapangan, jadi saya pun tidak harus mengubah cara main. Faktor terpenting, saya dan Kevin bisa berkomunikasi dengan baik,” tutur Ahsan.
Indonesia akhirnya menang 3-0 setelah Jonatan mengalahkan Li Shifeng 21-13, 21-18. Jonatan mengulang momen tahun lalu ketika menyumbang kemenangan ketiga bagi Indonesia, juga dengan mengalahkan Li, 21-14, 18-21, dan 21-14.