Emilia Nova menjadi atlet putri pertama Indonesia yang akan membawa bendera Merah Putih dalam defile pembukaan SEA Games. Segudang harapan ia sematkan dalam genggamannya itu
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Untuk pertama kali dalam sejarah, pembawa bendera Merah Putih dalam defile pembukaan pesta olahraga Asia Tenggara atau SEA Games akan dilakukan oleh atlet perempuan Indonesia. Sprinter Emilia Nova mendapat kehormatan mengemban tugas itu. Dalam satu genggaman eratnya pada Merah Putih nanti, terdapat banyak asa bagi kemajuan dunia olahraga Indonesia.
Tawaran untuk tampil sebagai pembawa bendera Merah Putih pada acara pembukaan SEA Games, 12 Mei 2022, disampaikan langsung Ketua Kontingen Indonesia Ferry J Kono. Kesempatan itu datang ketika Emilia tengah berlatih di pemusatan latihan nasional (pelatnas) atletik di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, akhir April 2022.
Ferry menghampiri Emilia yang sedang melakukan pendinginan. Awalnya, Emilia menganggap penunjukan dirinya sebagai pembawa bendera Indonesia adalah basa-basi atau gurauan semata.
”Beberapa hari kemudian, saya dihubungi kembali melalui telepon. Terus terang saya terkejut. Ternyata itu serius. Saya setengah percaya karena selama ini yang biasanya membawa bendera saat acara pembukaan itu atlet laki-laki,” ujar Emilia,
Menyadari bahwa dirinya akan menjadi atlet perempuan pertama yang membawa bendera Indonesia di pembukaan SEA Games, Emilia langsung mengumpulkan informasi terkait tugas-tugasnya nanti. Ia kemudian bertanya kepada seniornya di pelatnas atletik, Maria Natalia Londa, terkait gerakan dan apa yang harus dilakukan saat pembukaan nanti.
Maria Londa dianggap figur yang tepat untuk bertanya karena berpengalaman sebagai pembawa bendera Indonesia di pembukaan Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sebagaimana Emilia, Maria Londa juga merupakan atlet perempuan pertama yang membawa bendera Indonesia di Olimpiade. Maria Londa kemudian menjelaskan persiapan dan apa yang mesti dilakukan Emilia sebagai pembawa bendera.
Selain bertanya kepada senior, Emilia juga tidak ketinggalan menyaksikan bagaimana defile di acara multiajang berlangsung dan gerakan dari para pembawa bendera Indonesia sebelumnya. Emilia tidak ingin membuat kesalahan sekecil apa pun agar tidak mempermalukan dirinya dan negara. Ia khawatir membuat kesalahan karena selama ini belum pernah sekali pun mengikuti defile pembukaan.
Maka, di sela-sela kesibukan berlatih di pelatnas, Emilia kini juga sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi wakil Indonesia saat acara pembukaan nanti.
Bagi atlet kelahiran Jakarta 26 tahun yang lalu itu, kesempatan untuk mengibarkan bendera saat defile adalah sebuah kehormatan yang tidak tergantikan. Menurut dia, tidak semua atlet bisa mendapatkan tugas tersebut. Apalagi ia akan menjadi atlet perempuan pertama yang mengibarkan bendera Indonesia di SEA Games.
Emilia memaknai kesempatan itu sebagai suntikan motivasi untuk berprestasi di Vietnam. Selain saat defile, Emilia juga berharap bisa mengibarkan bendera Indonesia di arena pertandingan. ”Semoga saja ini sebagai jalan saya di SEA Games untuk mendapat medali emas. Ini menjadi doa saya,” katanya.
Pada SEA Games 2019 Filipina, Emilia sukses menyabet emas di nomor 100 meter lari gawang putri. Prestasi itu ingin ia ulangi kembali di SEA Games edisi tahun ini.
Membuka mata
Selain untuk diri sendiri, Emilia juga berharap penunjukan dirinya sebagai pembawa bendera Indonesia dapat membuka mata para perempuan di Tanah Air untuk terus berusaha dan berprestasi.
Atas motivasi itu juga dia sangat berhasrat kembali meraih medali emas di nomor lari gawang 100 meter putri. Motivasi itu semakin berlipat karena Emilia selalu bergairah saat tampil di SEA Games.
”Saya ingin agar mereka termotivasi untuk bisa berprestasi. Menjadi wanita yang kuat. Jadi wanita yang mandiri dan tidak dianggap lemah. Kalau menurut saya, perempuan yang bisa berprestasi di olahraga itu keren,” katanya.
Kekuatan sebagai perempuan telah Emilia tunjukkan sebelumnya. Tahun lalu, ia menjalani operasi karena menderita cedera tulang belakang. Cedera itu pula yang membuat mimpinya untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 musnah. Tiket wild card Olimpiade yang seharusnya jatuh ke tangannya kemudian berpindah ke Alvin Tehupeiory yang tampil di nomor 100 meter putri.
Kemalangan Emilia tidak berhenti di sana. Awal tahun ini, ia kembali menderita cedera tumit sehingga harus menjalani operasi lagi. Di waktu yang hampir bersamaan, ibunya sakit dan mesti dioperasi.
Rentetan hal buruk itu tidak lantas meruntuhkan mental Emilia. Pascaoperasi tumit, ia diminta untuk mengikuti Kejuaraan Singapura Terbuka pada April lalu. Emilia sempat ragu menerima tawaran itu. Namun, dia merasa itu adalah kesempatan yang bagus untuk mengevaluasi hasil latihannya sebelum turun di SEA Games.
Saya ingin agar mereka termotivasi untuk bisa berprestasi. Menjadi wanita yang kuat. Jadi wanita yang mandiri dan tidak dianggap lemah. Kalau menurut saya, perempuan yang bisa berprestasi di olahraga itu keren. (Emilia Nova)
Di luar dugaan, Emilia keluar sebagai yang tercepat di nomor 100 meter lari gawang putri. Ia mencatatkan waktu 13,74 detik, mengalahkan wakil Filipina Melissa Escoton yang finis kedua dengan 13,96 detik dan atlet tuan rumah Kerstin Ong yang finis ketiga dengan catatan waktu 14,99 detik.
Hasil di Singapura Terbuka menjadi modal berharga bagi Emilia sebelum menjajal arena SEA Games. Kendati begitu, ia merasa belum puas atas catatan waktu yang diraihnya di Singapura. Catatan waktu terbaik Emilia hingga saat ini adalah 13,33 detik yang diraihnya di Asian Games 2018 di Jakarta.
Secara terpisah, Ferry menjelaskan, mekanisme pemilihan atlet berdasarkan mereka yang berpotensi meraih medali. Selain itu, Komite Olimpiade Indonesia ingin mempertegas semangat kesetaraan jender di panggung SEA Games. Menurut Ferry, dari 476 atlet Indonesia yang akan berlaga di SEA Games, sebanyak 40 persen merupakan atlet perempuan.
”Ini menjadi kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa atlet putri Indonesia merupakan atlet yang berprestasi,” kata Ferry.
(I Gusti Agung Bagus Angga Putra, melaporkan dari Hanoi, Vietnam)