Perjalanan untuk mempertahankan gelar juara Piala Thomas dimulai dengan kemenangan 4-1 tim bulu tangkis putra Indonesia atas Singapura. Namun, kemenangan itu diraih dengan performa beberapa pemain yang belum maksimal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, MINGGU - Tim putra dan putri Indonesia mengawali penampilan dalam kejuaraan bulu tangkis Piala Thomas dan Uber dengan kemenangan. Namun, dengan status sebagai unggulan teratas dan misi mempertahankan gelar juara, penampilan tim putra Indonesia meninggalkan lubang yang harus ditutupi pada laga berikutnya.
Berhadapan dengan Singapura, tim yang baru lolos ke putaran final Piala Thomas untuk ketiga kalinya, Indonesia menang 4-1. Kekalahan satu partai bagi Tim “Merah Putih” di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (8/5/2022), dialami tunggal pertama Anthony Sinisuka Ginting ketika berhadapan dengan Loh Kean Yew. Anthony kalah 13-21, 14-21.
Performa tunggal putra Indonesia peringkat kelima dunia itu memang tak maksimal sejak akhir 2021 hingga saat ini. Setelah turut mengantarkan Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020, yang diselenggarakan di Denmark pada Oktober 2021, performanya menurun pada turnamen individu. Dari delapan turnamen sejak November 2021 hingga pekan lalu, hasil terbaiknya adalah perempat final All England dan Kejuaraan Asia 2022.
Permainan net yang sering mengecoh lawan serta permainan cepat yang menjadi ciri khasnya seolah hilang begitu saja. Itu pula yang terjadi ketika Anthony berhadapan dengan Loh. Dia lebih banyak membuat kesalahan yang membuahkan poin bagi lawannya yang berstatus juara dunia. Anthony, juga, kesulitan mengantisipasi serangan Loh dari smes.
“Saya kecewa tidak bisa mempersembahkan angka pertama bagi Indonesia meski sudah mencoba yang terbaik. Sejak awal, Loh memang mengontrol tempo permainan dan terus menekan. Saya berusaha meredam kecepatannya pada gim kedua, tetapi lawan memang sudah menemukan pola permainan terbaiknya,” tutur Anthony.
Sebaliknya, kemenangan tersebut sangat berarti bagi Loh yang untuk pertama kalinya tampil dalam Piala Thomas. Sebelum tampil pada tahun ini, Singapura hanya lolos ke putaran final pada 1986 dan 2014.
Tunggal kedua Indonesia, Jonatan Christie, juga, menyatakan belum tampil dengan kemampuan terbaik meski menang. Lawannya, Jia Heng Jason Teh, pun memaksa Jonatan bermain ketat pada gim pertama.
“Tidak ada kendala dengan fisik saya. Saya hanya merasa belum tampil maksimal dalam hal teknis, seperti menentukan strategi yang tepat. Saya harus bersiap untuk tampil lebih baik pada pertandingan berikutnya,” kata Jonatan setelah menang 21-19, 21-13.
Saya hanya merasa belum tampil maksimal dalam hal teknis, seperti menentukan strategi yang tepat. Saya harus bersiap untuk tampil lebih baik pada pertandingan berikutnya, (Jonatan Christie)
Kemenangan Jonatan membuat Indonesia unggul 2-1 setelah ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, membuat skor menjadi 1-1. Dalam partai kedua, mereka mengalahkan Hee Yong Kai Terry/Loh Kean Hean 21-14, 19-21, 21-12.
Ganda kedua, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, meraih kemenangan ketiga bagi Indonesia setelah mengalahkan Danny Bawa Chrisnanta/Jun Liang Andy Kwek 24-22, 21-14. Adapun Shesar Hiren Rhustavito membuat Indonesia unggul 4-1 dengan kemenangan 21-16, 21-7 atas Jia Wei Joel Koh.
“Saya senang bisa menyumbangkan kemenangan bagi Indonesia. Semoga, Indonesia bisa menang pada pertandingan-pertandingan berikutnya,” ujar Fikri yang bersama Bagas menjalani debut dalam Piala Thomas. Sebelum bertolak ke Bangkok, Fikri pun menyatakan tekadnya untuk fokus pada permainan sendiri agar bisa selalu menyumbangkan kemenangan jika diturunkan.
Anthony, Jonatan, dan pemain lain yang belum tampil maksimal tak punya banyak waktu untuk menutup lubang yang mereka tinggalkan. Tim Thomas Indonesia akan menjalani pertandingan kedua pada Grup A, melawan Thailand, pada Senin, yang secara umum memiliki kekuatan lebih baik dibandingkan Singapura. Apalagi, Thailand pun akan mendapat dukungan publik tuan rumah.
Thailand memiliki tiga tunggal putra peringkat 40 besar dunia, salah satunya Kunlavut Vitidsarn sebagai tunggal pertama. Dalam pertemuan terakhir, pada babak pertama Indonesia Masters 2021, pemain berusia 20 tahun itu mengalahkan Anthony.
Jika Anthony tak juga bisa memperbaiki performanya, Indonesia pun akan kembali mengandalkan kemenangan dari dua partai ganda dan dari tunggal kedua atau ketiga seperti ketika mengalahkan Singapura. Kondisi ini akan berisiko lebih besar saat terjadi pada pertandingan penentuan di grup atau ketika persaingan memasuki sistem gugur, sejak perempat final, karena hasil laga pertama bisa berpengaruh pada kondisi psikologis pemain lain.
Di bagian putri, pemain-pemain muda Indonesia akhirnya mendapat pelajaran pertama tampil dalam kejuaraan beregu putri level tertinggi dalam bulu tangkis. Mereka belajar mengatasi ketegangan ketika berhadapan dengan Perancis pada Grup A dan menang 5-0.
“Saya melihat pemain begitu tegang dan berada dalam tekanan. Tetapi, saya salut pada mereka karena akhirnya menang. Ini pelajaran penting yang bisa dipetik dari laga pembuka Piala Uber,” tutur manajer Tim Indonesia Hendro Santoso.
Ketegangan menghadapi pengalaman pertama tampil dalam Piala Uber diakui hampir semua pemain, seperti Komang Ayu Cahya Dewi, Aisyah Sativa Fatetani, dan Bilqis Prasista.
“Memang tadi terasa tegang karena ini untuk pertama kalinya saya tampil di ajang sebesar Piala Uber. Saya juga panik pada kondisi dikejar lawan saat sudah unggul. Itu menjadi kelemahan saya,” tutur Komang yang menang atas Qi Xue Fei 22-20, 19-21, 21-18.
Selain dari tiga tunggal, kemenangan disumbangkan dua ganda putri, yaitu Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi dan Nita Violina Marwah/Lanny Tria Mayasari.