Juara baru dipastikan lahir di WTA 1000 Madrid dengan tumbangnya dua kali juara asal Romania, Simona Halep. Ons Jabeur menjadi satu-satunya petenis peringkat 10 besar yang tersisa jelang semifinal.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·3 menit baca
MADRID, RABU - Turnamen tenis WTA 1000 Madrid akan memiliki juara baru sebelum babak semifinal digelar. Hasil ini dipastikan setelah Simona Halep, satu-satunya mantan juara yang tersisa, tersingkir pada perempat final di Caja Magica, Madrid, Rabu (4/5/2022).
Halep, juara Madrid 2016-2017 dan empat kali finalis, harus mengakui keunggulan unggulan kedelapan asal Tunisia, Ons Jabeur, 3-6, 2-6, hanya dalam waktu 67 menit. Bagi Jabeur, ini menjadi semifinal keduanya pada turnamen WTA 1000 setelah Indian Wells 2021.
Kemenangan atas Halep memperlihatkan peningkatan prestasi petenis asal negara Arab pertama yang masuk peringkat 10 besar dunia itu di lapangan tanah liat. Mengawali musim ini di lapangan keras, Jabeur didera cedera punggung yang memaksanya absen dari Australia Terbuka. Secara total, dia mencatat delapan kali menang dan lima kali kalah pada lima turnamen lapangan keras yang diikutinya.
Sejak turnamen memasuki lapangan tanah liat, penampilan Jabeur jauh lebih baik, dan sejauh ini memberinya rekor menang-kalah, 10-2. Salah satu kekalahannya terjadi di final WTA 500 Charleston dari petenis Swiss Belinda Bencic, prestasi terbaiknya tahun ini.
Dibayar lunas
Kekalahan dari Bencic telah dibayar lunas dengan kemenangan atas lawan yang sama pada babak ketiga di Madrid. Penampilan apik Jabeur diteruskan dengan mengalahkan Halep, yang tengah berjuang untuk bangkit setelah didera sejumlah cedera, antara lain bahu, betis, dan pangkal paha dalam setahun terakhir. Rentetan cedera ini membuat peringkat mantan petenis nomor satu dunia ini merosot hingga posisi ke-21 saat ini.
Kemenangan Jabeur atas Halep membuat kedudukan keduanya kini imbang, 2-2. Kemenangan pertama Jabeur diperoleh di WTA Beijing 2018, saat Halep mundur karena cedera dan tak menyelesaikan pertandingan.
”Tidak pernah mudah untuk melawan Simona. Dia pernah menjadi nomor satu dunia. Namun, kali ini saya lebih agresif, dan secara fisik lebih baik. Pukulan drop shot saya banyak menyumbang angka. Saya sangat gembira dengan hasil ini, dan berharap bisa terus berada pada level ini,” ujar Jabeur,
Halep lebih dulu mematahkan servis Jabeur dan unggul 2-1 di set pertama. Namun, petenis peringkat ke-10 dunia itu merebut tiga gim berikutnya, dan menutup set pertama dengan pukulan forehand sejajar garis tepi yang tak bisa dikembalikan Halep.
Jabeur terus mendominasi set kedua berkat kecerdikannya mengubah tempo permainan, mengakhiri duel pukulan keras dari baseline dengan pukulan drop shot di depan net yang sulit dikejar Halep. Dia dua kali mematahkan servis Halep dan meraih kemenangan meyakinkan.
Kali ini saya lebih agresif, dan secara fisik lebih baik. Pukulan drop shot saya banyak menyumbang angka. Saya sangat gembira dengan hasil ini, dan berharap bisa terus berada pada level ini.
Dari delapan petenis di perempat final, Jabeur menjadi satu-satunya petenis 10 besar yang tersisa. Tak hanya juara baru di Madrid, tersingkirnya Halep juga memastikan salah satu petenis akan mengoleksi gelar pertama dari turnamen WTA 1000, level tertinggi dalam kategori turnamen WTA.
Duel rekan segenerasi
Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, dua petenis segenerasi, Novak Djokovic dan Andy Murray kembali bertemu, kali ini pada babak ketiga ATP Masters 1000 Madrid, Kamis (5/5). Kedua petenis berusia 34 tahun ini telah bertemu 36 kali, dengan pertemuan terakhir terjadi pada final ATP Doha 2017 yang dimenangi Djokovic.
Cedera panjang membuat Murray—yang pernah tergabung dalam ”The Big Four” bersama Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer—terlempar dari persaingan tenis level tertinggi. Posisi keduanya kini terpaut jauh, Djokovic di puncak peringkat, dan Murray di posisi ke-78.
Namun, ada kesamaan jelang duel di Madrid. Laga ini dinanti karena keduanya berusaha kembali ke penampilan terbaik. Murray dalam jalan panjang untuk bangkit dari cedera, dan Djokovic untuk menemukan kembali kondisi terbaiknya. Petenis Serbia ini absen dari sejumlah turnamen tahun ini karena keputusannya tidak menjalani vaksinasi Covid-19, yang menjadi syarat untuk masuk ke sejumlah negara penyelenggara turnamen.