Liverpool membuka asa untuk menjadi tim pertama yang meraih kuadrupel. Itu dipastikan seusai memastikan satu tempat di partai puncak Liga Champions musim ini. ”Si Merah” tampil di final ketiga dalam lima musim.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
VILLARREAL, RABU — Liverpool mencetak sejarah sebagai tim Inggris pertama yang akan tampil di tiga final kompetisi dalam semusim. Setelah menjadi juara Piala Liga Inggris dan akan menantang Chelsea di final Piala FA, ”Si Merah” memastikan pula satu tempat di final Liga Champions Eropa edisi 2021-2022.
Selain akan menjalani pertarungan di partai puncak dua kompetisi bergengsi itu, Liverpool juga masih bersaing dengan Manchester City untuk memperebutkan titel Liga Inggris. Oleh karena itu, anak asuhan Juergen Klopp berpeluang besar untuk menjadi tim pertama dalam sejarah sepak bola modern yang memastikan kuadrupel di bulan ini.
Kepastian masih menyalanya asa Si Merah meraih kuadrupel dipastikan berkat keunggulan 3-2 pada laga kedua semifinal Liga Champions melawan Villarreal, Rabu (4/5/2022) dini hari WIB, di Stadion La Ceramica. Kemenangan itu membuat Liverpool menang agregat 5-2 atas tim Spanyol itu, sehingga akan tampil di final Liga Champions ketiga dalam lima musim terakhir.
Ambisi meraih empat trofi mayor dalam musim ini ada di kepala semua pemain Liverpool. Mereka bertekad untuk tidak menyerah menekan Manchester City di Liga Inggris, lalu tampil dengan performa terbaik ketika berlaga di dua final yang hanya berselang dua pekan.
”Kami kian dekat untuk memenangkan semua gelar musim ini, jadi kenapa tidak? Di Liga Champions kami telah memainkan sejumlah laga luar biasa sehingga itu membuat saya yakin kami akan memenangkan gelar ini pada tahun ini,” ujar Mohamed Salah, penyerang Liverpool, kepada BT Sport.
Di final Liga Champions, Si Merah akan menghadapi pemenang duel Real Madrid kontra City yang akan berlangsung Kamis (5/5/2022) dini hari WIB. Ketika disinggung calon lawan yang diharapkannya, Salah tanpa ragu menyebut ingin kembali bertemu Real di partai puncak yang akan digelar pada 28 Mei, di Stade de France, Paris.
”Saya ingin melawan Real. City adalah tim sangat tangguh yang beberapa kali kami hadapi musim ini. Namun, jika Anda menanyakan saya secara pribadi, saya ingin kami menghadapi Real karena kami kalah di final melawan mereka (di edisi 2017-2018),” tutur pemain berjuluk ”Raja Mesir” itu.
Bek tengah, Virgil van Dijk, menuturkan, mimpi kuadrupel itu adalah hal yang wajar untuk dimiliki semua pemain Liverpool. Meski begitu, ia menekankan, menyapu bersih seluruh trofi di musim ini adalah hal yang sulit.
”Anda bisa bermimpi (kuadrupel) itu, tetapi Anda juga harus berpikir realistis. Kami bisa saja tersingkir malam ini. Sepak bola selalu menghadirkan perbedaan melalui detail kecil,” ucap Van Dijk.
Kapten tim nasional Belanda itu menganggap dua calon lawan timnya di final adalah tim yang akan menghadirkan laga berat di Paris. Menurut dia, City dan Real adalah tim yang berpotensi menghadirkan mimpi buruk bagi Liverpool.
”Kami tahu City, begitu pun mereka telah memahami kami, sehingga duel melawan mereka akan menjadi pertarungan yang intens. Adapun Real Madrid adalah Real Madrid. Mereka memiliki seorang penyerang yang tengah dalam performa terbaik saat ini,” katanya.
Apabila dihitung dengan laga pembuka musim ini di Liga Inggris kontra Norwich City, 14 Agustus lalu, Liverpool akan mengakhiri kompetisi edisi 2021-2022 dengan memainkan 63 laga. Final Liga Champions akan menjadi pertandingan penutup musim bagi Si Merah.
Kami kian dekat untuk memenangkan semua gelar musim ini, jadi kenapa tidak?
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp akan menjalani final keempatnya di kompetisi antarjuara Eropa. Capaian itu membuatnya sejajar dengan nama-nama juru taktik legendaris, seperti Sir Alex Ferguson, Marcello Lippi, dan Miguel Munoz.
Keajaiban Villarreal
Jalan Liverpool menuju partai final tidak mudah. Meski sempat membawa bekal keunggulan agregat 2-0, Liverpool tersengat oleh keajaiban Villarreal yang bisa menyamakan selisih agregat itu di babak pertama.
Sontekan Boulaye Dia ketika laga baru berjalan 3 menit serta sundulan Francis Coquelin di menit ke-41 sempat membuka harapan ”Kapal Selam Kuning” menghadirkan kejutan. Dua gol itu menghadirkan gemuruh sekitar lebih dari 19.000 pendukung tim tuan rumah yang memadati La Ceramica.
Jumlah suporter Kapal Selam Kuning itu setara 38 persen dari total populasi kota Villarreal. Alhasil, seluruh kota juga ikut bergemuruh ketika wasit Danny Makkelie meniupkan peluit akhir babak pertama. Ribuan warga Villarreal menyaksikan laga itu secara bersama-sama di alun-alun kota hingga puluhan kafe dan pub.
Namun, kejelian Klopp memasukkan Luis Diaz untuk mengganti Diogo Jota di awal babak kedua memutar nasib Liverpool. Penampilan Si Merah di lini serang lebih merepotkan lini pertahanan Villarreal.
Catatan empat tembakan dan empat dribel menjadi bukti nyata peran penting Diaz di paruh kedua laga bagi Liverpool. Fabinho mencetak gol pertama Liverpool pada menit ke-62 setelah menerima operan Salah.
Diaz kemudian menyamakan kedudukan melalui sundulan seusai menerima umpan lambung Trent Alexander-Arnold di menit 67. Kemenangan Liverpool dipastikan oleh sumbangan gol Sadio Mane ketika laga berjalan 74 menit.
”Laga ini amat luar biasa. Kami membuat laga menjadi sulit untuk diri kami sendiri. Dalam hidup, sangat penting bagaimana Anda bereaksi ketika hal tidak berjalan sesuai keinginan Anda,” kata Klopp seusai laga.
Tak ketinggalan, Klopp juga memuji perjuangan Pelatih Villarreal Unai Emery, semua pemain Villarreal, serta fansKapal Selam Kuning yang tidak lelah mendukung perjuangan tim kesayangannya.
Emery menilai, performa anak asuhannya di babak pertama sesuai dengan rencana permainan yang telah mereka siapkan. Menurut dia, penampilan itu menghadirkan harapan bagi timnya untuk bisa lolos ke final.
”Tetapi di babak kedua, kami tidak memiliki kapasitas untuk merespons performa yang sangat impresif dari Liverpool. Untuk mengimbangi mereka, kami seharusnya tampil sempurna, terutama secara bertahan,” kata Emery.
Emery menambahkan, Gerard Moreno yang cedera di babak pertama serta cederanya Arnaut Danjuma membuat timnya tidak memiliki banyak opsi untuk mengimbangi gol-gol yang dicetak Liverpool di babak kedua.
Kekalahan di laga semifinal menghadapi Liverpool serupa dengan capaian Kapal Selam Kuning di musim 2005-2006. Pada musim itu, Villarreal disingkirkan tim Inggris lainnya, Arsenal, di babak empat besar. (AFP)