Atlet tolak peluru Eki Febri tidak bisa tampil di SEA Games karena tuan rumah membatalkan nomor lombanya. Eki yang ditargetkan medali emas, berharap KOI memperjuangkan agar dia tetap bisa berlomba.
Oleh
KELVIN HIANUSA, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi atlet putri Jabar Eki Febri Ekawati dalam nomor tolak peluru putri PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (14/10/2021). Atlet Jawa Barat Eki Febri Ekawati meraih medali emas dalam nomor ini setelah hasil tolaknya mencapai jarak 15,77 meter.
JAKARTA, KOMPAS – Potensi raihan emas SEA Games Vietnam 2021 dari atlet tolak peluru Indonesia, Eki Febri Ekawati (30), terancam hilang. Sekitar seminggu jelang pembukaan SEA Games, nomor tolak peluru putri tiba-tiba batal dilombakan karena kekurangan peserta. Hanya atlet Indonesia dan Thailand yang mendaftar.
Tuan rumah Vietnam, dalam situs resmi SEA Games, memastikan nomor tolak peluru putri dan lontar martil putra batal dilombakan. Keputusan itu diumumkan pada rapat pendaftaran delegasi di Hanoi. Alasannya, kedua nomor itu tidak memenuhi syarat lomba, yaitu minimal atlet dari tiga negara.
Keputusan tersebut berdampak besar terhadap kontingen Indonesia. Salah satu andalan meraih emas dari atletik, Eki, akan turun di salah satu nomor yang dibatalkan. Pembatalan ini sangat mendadak. Bahkan, sang atlet saja belum mengetahui saat dihubungi pada Rabu (4/5/2022).
“Saya kaget sekali. Ini kan sudah awal Mei, sudah dekat dengan lomba. Tanggal 11 kami juga akan mulai berangkat. Kalau dibatalkan seharusnya minimal sebulan sebelum. Biar kami juga tahu,” kata Eki yang merupakan peraih emas SEA Games Kuala Lumpur 2017 itu.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet putri Jabar Eki Febri Ekawati menjuarai dalam nomor tolak peluru putri PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (14/10/2021). Atlet Jawa Barat Eki Febri Ekawati meraih medali emas dalam nomor ini setelah hasil tolaknya mencapai jarak 15,77 meter.
Eki, di atas kertas, hampir pasti meraih emas di Vietnam. Dia memecahkan rekor nasional dengan lemparan 15,77 meter dalam kejuaran terakhirnya di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Belum ada pesaing di Asia Tenggara yang bisa mendekati catatan itu. Adapun Eki sudah mencapai lemparan lebih dari 16 meter dalam latihan.
Oleh karena itu, membiarkan Eki tidak bisa berlomba sama saja melepas satu keping emas. Atlet kelahiran 1992 itu berharap Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bisa membuat keputusan tuan rumah berubah. Dia tidak ingin usahanya berlatih selama setahun terakhir kandas begitu saja.
“Biasa kalau mendadak gini pasti akan diprotes negara yang berkepentingan. Indonesia bisa bergabung dengan Malaysia dan Thailand yang pasti akan mengusahakan tuan rumah untuk cari solusi. Seharusnya tuan rumah bisa mendaftarkan atletnya, meskipun tidak berpotensi medali,” tambahnya.
Menurut Eki, kasus serupa pernah terjadi di Islamic Solidarity Games Palembang 2013. Ketika itu, nomor lempar lembing putri kekurangan atlet. Dia yang merupakan atlet tolak peluru, terpaksa mengikuti nomor lempar lembing demi berjalannya lomba.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor Tanjung (tengah) dalam konferensi pers Maybank Bali Marathon, di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Tigor Tanjung, berkata, belum ada pemberitahuan resmi dari KOI. PB PASI sendiri akan langsung berkomunikasi dengan federasi atletik negara lain untuk mempertanyakan tidak adanya perwakilan atlet di nomor tersebut.
“Ini akan jadi keprihatinan bersama kalau sampai dua nomor gagal dimainkan. Kenapa mereka tidak mengirimkan wakilnya. Apakah penghematan biaya atau tidak berpotensi medali. Saya menyayangkan Vietnam karena mereka kan bisa memberi pengalaman untuk atlet tanpa perlu mengeluarkan biaya,” ujar Tigor.
PB PASI butuh kepastian segera tentang nasib tolak peluru putri. Jika resmi dibatalkan, mereka tidak jadi memberangkatkan Eki ke Vietnam. Percuma memberangkatkan atlet kalau tidak bisa ikut dalam perebutan medali.
Sekjen KOI Ferry Kono berjanji, akan terus berjuang agar nomor tolak peluru tetap dimainkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah berkomunikasi dengan Komite Olimpiade Nasional dan federasi atletik beberapa negara untuk mengirim atlet mereka.
Ini akan jadi keprihatinan bersama kalau sampai dua nomor gagal dimainkan. (Tigor Tanjung)
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Ketua Kontingen Indonesia untuk SEA Games Vietnam 2022, Ferry Kono, saat diwawancara di Gedung Kemenpora, Jakarta, pada Rabu (30/3/2022). Ferry berkata, jumlah 476 atlet yang akan diberangkatkan ke Vietnam sudah final. Dia tidak mengizinkan pengiriman atlet mandiri.
“Kami masih terus melobi negara lain, seperti Singapura dan Filipina untuk bisa berpartisipasi. Paling tidak ada empat negara idealnya. Tetapi kami tidak bisa memaksakan karena itu kebijakan masing-masing negara. Biasa memang kalau bukan nomor unggulan, mereka tidak kirim atlet,” kata Ferry yang juga merupakan Ketua Kontingen Indonesia.
Hal terburuk, kata Ferry, Eki bisa tetap berangkat dan berlomba di Vietnam. Namun, dia hanya akan tampil layaknya ekshibisi. Tidak akan ada perebutan medali jika hanya terdapat dua peserta.
Adapun PB PASI akan memberangkatkan 23 atlet untuk bersaing di SEA Games. Mereka menargetkan setidaknya 8 emas yang salah satunya berasal dari nomor tolak peluru putri. Cabang atletik akan digelar pada 14 Mei – 19 Mei 2022 di National Sport Complex, Hanoi.