Sudah lebih dari satu dekade Pep Guardiola mendampa trofi Liga Champions Eropa. Walakin, pikiran nan rumit Guardiola sering mengandaskan ambisinya untuk kembali menduduki singgasana di kompetisi regional.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AP/DAVE THOMPSON
Pemain Manchester City Gabriel Jesus (kanan), berebut bola di udara dengan pemain Real Madrid Eder Militao dalam pertandingan semifinal Liga Champions Eropa putaran pertama antara Manchester City dan Real Madrid di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Rabu (27/4/2022). Manchester City mengalahkan Real Madrid 4-3.
MADRID, SELASA – Kejeniusan Manajer Manchester City Pep Guardiola tidak perlu lagi disangsikan. Klub-klub yang diasuh juru taktik asal Catalan, Spanyol, itu memiliki jaminan mutu untuk meraih trofi juara sekaligus menampilkan permainan indah. Hanya saja, sifat Guardiola yang sering berpikiran lebih atau overthinking ketika menghadapi laga-laga penting terkadang menghadirkan bumerang yang membuat timnya mengakhiri pertandingan dengan lara.
Kegemaran manajer berusia 51 tahun itu “bermain” dengan pikirannya untuk meramu taktik dan formasi menjadi salah satu faktor kegagalannya meraih gelar Liga Champions Eropa selama 11 tahun. Sejak membawa Barcelona mengangkat trofi “Si Kuping Besar” kedua pada 2010-2011, Guardiola belum pernah lagi berada di singgasana Eropa saat menangani Bayern Muenchen selama tiga musim serta memasuki musim keenamnya di Manchester City.
Kecenderungan overthinking Guardiola telah menghadirkan petaka bagi perjalanan “The Citizens” dalam dua musim terakhir. Sebagai contoh, pada perempat final edisi 2019-2020 kontra Olympique Lyon yang berlangsung dalam satu laga, secara mengejutkan Guardiola menurunkan formasi tiga bek.
Fernandinho, Eric Garcia, dan Aymeric Laporte mengisi trisula lini belakang yang gagal menghindari City dari kekalahan 1-3. Itu adalah satu-satunya laga Guardiola memainkan formasi tiga bek sejak awal laga di musim 2019-2020.
AFP/PAUL ELLIS
Pemain belakang Manchester City Ruben Dias menyundul bola dalam pertandingan semifinal Liga Champions Eropa putaran pertama antara Manchester City dan Real Madrid di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Rabu (27/4/2022). Manchester City mengalahkan Real Madrid 4-3.
Ketika The Citizens hanya berjarak satu kemenangan dari gelar Liga Champions perdana di musim lalu, Guardiola juga menghadirkan formasi “aneh”. Untuk pertama dan kembali satu-satunya di laga musim 2020-2021, ia tidak menurunkan satu pun gelandang bertahan dalam sebuah pertandingan.
Pada partai puncak melawan Chelsea di musim lalu, Guardiola menempatkan dua gelandang bertahannya, Rodri dan Fernandinho, di bangku cadangan ketika wasit meniupkan peluit mula. Guardiola pun harus melihat anak asuhannya menangis di akhir laga.
Jelang laga kedua semifinal menghadapi Real Madrid, Kamis (5/5/2022) pukul 02.00 WIB, di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Guardiola tidak ingin pemainnya terlena dengan keunggulan 4-3 pada pertandingan pertama di kandang. Menurut dia, timnya datang ke kota Madrid dengan tujuan mengejar kemenangan.
“Seperti di pertandingan pertama, laga kedua nanti tentu akan ada momen naik dan turun. Kami harus tampil dengan performa terbaik untuk mencetak gol di Bernabeu. Selain itu, reaksi pemain ketika kebobolan juga akan menjadi kunci pada laga kedua,” ujar Guardiola dilansir Manchester Evening News.
Manajer Manchester City Pep Guardiola (kiri) berbicara dengan pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti pada awal laga pertama semifinal Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, 26 April 2022. Laga itu berakhir dengan skor 4-3 untuk kemenangan Manchester City.
Demi membawa pulang hasil positif dari markas Real, Guardiola tidak menutupi dirinya telah mempersiapkan pendekatan permainan baru. Ia menjelaskan, pertandingan Liga Champions selalu membuatnya berpikir keras untuk menghadirkan taktik terbaik demi menumbangkan lawan, meski terkadang hasilnya tidak sesuai harapannya.
“Jika orang percaya saya akan melakukan pendekatan yang sama di setiap laga, saya tidak akan melakukan itu karena setiap tim memiliki pergerakan dan pemain berbeda. Itu mengapa saya suka berpikir lebih dan menciptakan taktik bodoh, lalu ketika saya tidak menang maka saya merasa dihukum,” ucap manajer yang telah mempersembahkan 10 trofi untuk City seperti dikutip Sports Illustrated.
Potensi Guardiola memainkan taktik baru di Bernabeu terbuka. Hal itu disebabkan minimnya peluang John Stones tampil akibat cedera pada pertandingan pertama, pekan lalu.
Sejak paruh kedua musim ini, Stones lebih dominan diturunkan sebagai bek sayap kanan pada laga besar. Formasi itu memungkinkan City bermain dengan tiga bek tengah sejajar pada situasi menyerang.
Dua pemain Manchester City John Stones (tengah) dan Aymeric Laporte (kanan) berebut bola dengan pemain Club Brugge Eduard Sobol (kiri) dalam laga sepak bola Grup A Liga Champions di stadion Etihad, Manchester, Inggris, Kamis (4/11/2021) dini hari WIB. Tuan rumah Manchester City berhasil memanfaatkan keuntungan bermain di kandang dengan menang telak 4-1 atas Club Brugge.
Hanya saja, kehadiran Fernandinho untuk mengisi tempat Stones yang ditarik keluar pada menit ke-36 beberapa kali membuat Guardiola waswas di pinggir lapangan. Keputusan Guardiola itu berubah menjadi petaka berkat gol kedua Real yang dicetak Vinicius Junior.
Gol itu diawali “kelicikan” Vinicius melakukan nutmeg kepada Fernandinho. Guardiola memegang kepalanya dan tertunduk di pinggir lapangan ketika melihat momen itu.
Oleh karena itu, penentuan pemain bek sayap yang diturunkan Guardiola akan menjadi krusial untuk menjaga peluang City ke final. Pasalnya, sebanyak 45 persen serangan Real di Liga Champions musim ini berasal dari sisi kiri yang menjadi zona pergerakan Vinicius.
Modal baik
Bagi Real, membawa pulang tiga gol dari Manchester adalah modal yang baik. Selisih agregat satu gol bukan perkara yang patut diratapi.
Itu telah dibuktikan ketika menghadapi Paris Saint-Germain di babak 16 besar lalu. Kalah 0-1 di Paris, lalu sempat tertinggal satu gol lebih dulu pada laga kedua di kandang terbukti bukan hal yang bisa menyingkirkan Real dari Liga Champions.
Ekspresi pemain Real Madrid Karim Benzema usai mencetak gol ke gawang Chelsea pada laga kedua babak perempat final di Stadion Santiago Bernabeau, Madrid, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Chelsea menang 3-2, tetapi Madrid lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
Real mampu mencetak tiga gol berkat trigol Karim Benzema dalam kurun waktu 17 menit untuk menumbangkan PSG. Los Blancos juga bisa membenamkan Chelsea di babak perempat final berkat keajaiban di Bernabeu setelah sempat tertinggal tiga gol lebih dulu. Dua gol balasan Real cukup untuk unggul 5-4 secara agregat dari sang juara bertahan.
Pelatih Real Carlo Ancelotti menuturkan, dirinya optimistis bisa membawa Real kembali ke final Liga Champions. Ancelotti pernah mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Real di musim perdana periode pertamanya memimpin di Bernabeu pada musim 2013-2014.
“Semua pemain saya tidak pernah menyerah dan tidak kehilangan semangat juang ketika menghadapi periode sulit di dalam pertandingan. Tiga gol yang kami cetak (di laga pertama) membuat peluang kami lolos ke final terbuka,” kata Ancelotti dilansir laman UEFA.
Optimisme juga disampaikan Casemiro, gelandang Real. Pengalaman Real sebagai raja Liga Champions berkat raihan 13 gelar, kata Casemiro, adalah bekal yang berharga untuk menghadapi laga ketat kontra City di babak semifinal.
Semua pemain saya tidak pernah menyerah dan tidak kehilangan semangat juang ketika menghadapi periode sulit di dalam pertandingan. (Carlo Ancelotti)
AFP/JAVIER SORIANO
Bek Paris Saint-Germain Marquinhos (tengah) menyundul bola diantara pemain Real Madrid Vinicius Junior (kiri) dan Karim Benzema dalam babak 16 besar putaran kedua Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Kamis (10/3/2022) dini hari WIB. Karim Benzema menjadi bintang dengan mecetak hattrick dalam laga ini (61, 76, 78).
“Kami tahu pertandingan semifinal akan ditentukan oleh detail kecil. Tidak ada tim yang lebih difavoritkan karena tim yang menciptakan paling sedikit kesalahan akan menang dan menyegel tiket final,” ujar Casemiro yang tidak tampil di Stadion Etihad akibat akumulasi kartu kuning.
Adapun Real mengejar titel kedua di musim ini. Los Blancos telah memastikan gelar juara Liga Spanyol musim ini usai menumbangkan Espanyol 4-0, Sabtu (30/4) lalu, di Bernabeu. (REUTERS)