Charles Leclerc kehilangan tujuh poin krusial karena terlalu memaksa F1-75 yang jelas kalah cepat dari RB18 di Imola. Dia kehilangan posisi podium ketiga. Keunggulan Leclerc atas Max Verstappen kini tinggal 27 poin.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
IMOLA, MINGGU – Charles Leclerc membayar keserakahannya untuk meraup poin lebih besar, padahal kemampuan mobilnya sudah mencapai limit dalam balapan Formula 1 seri Emilia Romagna, Minggu (24/4/2022). Pebalap Ferrari itu seharusnya finis mudah di posisi ketiga, tetapi keinginan untuk meraih poin lebih besar justru membuat mobil F1-75 keluar lintasan dan menabrak pembatas trek Imola. Dia beruntung bisa melanjutkan balapan dan finis keenam.
Akhir pekan ini ditargetkan oleh Ferrari menjadi momentum spesial dengan meraih kemenangan di markas mereka dan memberikan kegembiraan bagi tifosi yang memadati Imola. Namun, mereka kehilangan momentum sejak sesi kualifikasi, di mana pebalap Red Bull, Max Verstappen, meraih pole position mengalahkan Leclerc.
Momentum kembali lepas dari genggaman tim ”Kuda Jingkrak” dalam balapan sprint karena Verstappen merebut kemenangan dari Leclerc dua putaran menjelang finis. Rencana Ferrari kembali keluar jalur dalam balapan utama, Minggu, diawali dengan Carlos Sainz Junior yang tidak bisa melanjutkan balapan setelah ditabrak oleh pebalap McLaren, Daniel Ricciardo, seusai start.
Leclerc yang start dari posisi kedua juga langsung kehilangan posisi saat start hingga dua pebalap Red Bull, Verstappen dan Sergio Perez, berada di posisi kesatu dan kedua. Seiring balapan bergulir, Leclerc bisa mengamankan posisi podium ketiga. Namun, dia ingin lebih dengan berjuang keras mengejar Perez.
Namun, justru kecelakaan yang dia tuai. Mobilnya melintir kemudian keluar lintasan dan membentur pembatas trek. Dia bisa kembali ke lintasan, tetapi mudah saja didahului oleh pebalap McLaren, Lando Norris. Leclerc kembali ke pit untuk mengganti hidung mobil dan kembali ke lintasan di posisi kesembilan. Dia hanya bisa naik tiga posisi dan meraih delapan poin, dari seharusnya 15 poin jika finis ketiga.
”Ini sangat memalukan. Mobil melintir seharusnya tidak terjadi hari ini. Maksud saya, posisi ketiga merupakan hasil terbaik yang bisa saya raih. Kami tidak memiliki pace lebih baik lagi. Saya terlalu serakah dan saya membayar itu dengan kehilangan tujuh poin dibandingkan dengan posisi ketiga saya sebelumnya,” ungkap Leclerc.
Pebalap asal Monako itu kini masih memimpin klasemen pebalap dengan 86 poin, unggul 27 poin atas Verstappen di posisi kedua. Ini menjadi alarm bagi Leclerc karena kesalahan-kesalahan kecil bisa berdampak besar dalam persaingan juara. Akhir pekan ini saja Verstappen bisa naik dari posisi keenam ke urutan kedua dengan memenangi balapan sprint dan utama. Hasil itu menunjukkan persaingan juara sangat ketat dan memerlukan konsistensi sekaligus perhitungan risiko kehilangan poin yang matang.
”Ini disayangkan. Ini tujuh poin yang berharga di akhir kejuaraan. Sudah pasti ini tidak boleh terjadi lagi,” tegas Leclerc.
Saya terlalu serakah dan saya membayar itu dengan kehilangan tujuh poin dibandingkan dengan posisi ketiga saya sebelumnya. (Charles Leclerc)
Leclerc sudah memeras potensi terbaik F1-75, tetapi tidak cukup untuk mengimbangi RB18 yang mengalami perbaikan, salah satunya pengurangan bobot mobil. Dua pebalap Red Bull pun melesat tanpa kendala berarti di Imola, membalikkan keunggulan Ferrari di Australia.
”Itu tidak mungkin diketahui, hanya waktu yang akan menunjukkan seberapa besar langkah yang mereka lakukan. Tetapi, yang pasti, mereka terlihat lebih kompetitif dibandingkan dengan tiga balapan pertama, atau mirip dengan (balapan di) Jeddah,” ujar Leclerc terkait peningkatan performa Red Bull.
”Kami unggul di Bahrain dan Australia dan mereka unggul pada akhir pekan ini dan di Jeddah. Ini sangat ketat dan saya pikir akan seperti itu sepanjang musim. Itulah mengapa setiap kesalahan memiliki konsekuensi jauh lebih besar. Hari ini hanya tujuh poin, tetapi bisa lebih besar lain kali. Jadi, saya perlu berhati-hati dengan itu,” kata pebalap berusia 24 tahun itu.
Akhir pekan ini Red Bull menunjukkan kemajuan mencolok dalam performa mobil serta keandalan yang menjadi masalah utama mereka. Musim ini mobil RB18 tidak dimungkiri sangat kompetitif, tetapi sudah dua kali mengalami kerusakan, hingga kedua pebalap mereka gagal finis di Bahrain dan Verstappen keluar balapan di Australia. Masalah itu menjadi fokus utama Red Bull bersama Honda yang masih mendampingi selama masa transisi ke Red Bull Powertrain.
”Melbourne sangat tidak bagus bagi kami dan secara umum di awal musim tidak mengagumkan. Jadi, kami memerlukan akhir pekan yang bagus. Saya tidak menduga bisa seperti ini. Tetapi, ketika Anda memiliki akhir pekan yang berakhir seperti ini, itu luar biasa. Finis satu-dua untuk, tim, tetapi juga poin maksimal dicetak,” ungkap Verstappen di laman Formula 1.
”Juga dalam cara kami menangani balapan, kami tidak melakukan kesalahan apa pun. Saya pikir kami mengambil keputusan yang tepat mengganti ban intermediate dengan ban slick. Sejak itu, kami mengendalikan balapan. Ini tentu terlihat mudah di televisi, tetapi Anda harus fokus,” kata pebalap asal Belanda itu.
Nestapa Hamilton
Verstappen yang mendapat status pebalap terbaik hari ini juga melakukan overlap pada pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, yang musim lalu menjadi rivalnya dalam perburuan juara. Hamilton mengalami masalah besar dengan W13 musim ini sehingga tidak bisa masuk dalam persaingan juara. Dia finis di posisi ke-13 akhir pekan ini.
”Saya keluar dari persaingan juara, sudah pasti. Tidak ada keraguan terkait itu. Namun, saya tetap bekerja sekeras yang saya bisa untuk berusaha dan mengembalikan semua itu, entah bagaimana,” ungkap Hamilton yang kini di peringkat ketujuh klasemen dengan 28 poin.
Akhir pekan yang suram bagi Hamilton ini kontras dengan pencapaian Verstappen yang mengesankan di Imola. Dia menang dengan keunggulan 16,527 detik dari Perez dan 34,834 detik dari peraih podium ketiga, Lando Norris.
”Saat mendahului para pebalap di posisi belakang, beberapa dari mereka tetap di jalur pada trek yang kering dan saya harus mendahului mereka melewati bagian yang basah. Itu sangat tidak bagus, tetapi seperti itulah adanya. Anda hanya harus menghadapi itu, tetapi sekali lagi sangat mudah untuk keluar jalur dalam kondisi seperti ini,” ungkap Verstappen terkait kondisi trek yang berubah dari basah ke kering.
Sergio Perez juga menikmati hasil manis di Imola dengan meraih posisi kedua. Dia sempat menjalani persaingan ketat dengan Lecrec yang terus menekan. ”Ya, itu sangat menegangkan, pertarungan sangat ketat sejak pertengahan balapan. Kami bertarung dan kemudian semuanya ada dalam kendali. Namun, kemudian mereka mulai mengejar kami dengan pit stop yang lebih ke belakang. Kemudian terjadi lagi pertarungan untuk menghangatkan ban-ban,” ungkap Perez.
”Yang terpenting adalah tidak melakukan kesalahan karena dengan kondisi seperti itu sangat sulit untuk bisa meraih posisi finis satu-dua. Ini hasil yang sangat bagus bagi tim. Kami sangat beruntung, di awal sangat sulit bagi kami. Jadi, saya sangat senang semua orang di tim saya tersenyum hari ini,” ujar Perez yang masih memburu kemenangan.
Hasil yang diraih Red Bull ini menempatkan mereka di posisi kedua klasemen konstruktor, 11 poin di belakang Ferrari. Persaingan akan kembali dilanjutkan dalam balapan di sirkuit baru Miami, 6-8 Mei.