Sebelum SEA Games 2021, tim senapan pelatnas PB Perbakin bertolak ke Hongaria. Di sana, mereka akan menjalani pemusatan latihan dan ikut kejuaraan level Eropa. Itu diharapkan bisa mematangkan mental para petembak.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebelum mengikuti SEA Games Vietnam 2021, 12-23 Mei, tim displin senapan pemusatan latihan nasional atau pelatnas menembak bertolak ke Hongaria selama 24 April-9 Mei. Di negara Eropa tengah itu, mereka akan menjalani pemusatan latihan dan ikut kejuaraan yang diikuti sejumlah petembak Eropa di Budapest, 1-7 Mei. Semua itu diharapkan bisa meningkatkan mental bertanding agar lebih siap bersaing dengan penembak terbaik Asia Tenggara di SEA Games nanti.
Tim senapan menjadi tumpuan Indonesia mendulang emas di SEA Games 2021 guna menjaga asa bisa kembali merengkuh predikat juara umum yang diraih pada SEA Games Filipina 2019. Apalagi menjadi juara umum bukan perkara gampang mengingat tim Merah-Putih berlaga di kandang Vietnam yang sangat merajai pistol atau disiplin yang paling banyak nomor pertandingannya di SEA Games kali ini.
”Pada kejuaraan di Budapest nanti, tim senapan bakal bertemu beberapa petembak elite Eropa yang pernah menjuarai seri Piala Dunia ISSF (Federasi Olahraga Menembak Internasional). Dengan pengalaman bertanding berkualitas melawan penembak-penembak top itu, mereka diharapkan jauh lebih percaya diri untuk tampil dan membawa pulang prestasi di SEA Games ini,” ujar Ketua Komisi Kepelatihan dan Pendidikan, Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Glenn Clipton Apfel saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (24/4/2022).
Glenn mengatakan, tim senapan yang berangkat ke Hongaria itu, terdiri dari sembilan atlet dan dua pelatih. Sembilan atlet itu, yakni Fathur Gustafian, Davin Rasyiid Wibowo, dan Ali Nurahman di putra, serta Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, Audrey Zahra Dhiaanisa, Monica Daryanti, Diaz Kusumawardani, Khairunnisa Salsabela, dan Dewi Laila Mubarokah di putri. Dua pelatih itu, yakni pelatih kepala asal Iran Ebrahim Inanloushaviklo alias Ali Reza dan asisten pelatih Ipung Saeful Tammamie.
Hongaria jadi pilihan karena mereka tidak bisa ke Hanover, Jerman, kota pusat perkembangan senapan dunia. Hongaria mengizinkan kedatangan tim senapan yang membawa senjata sendiri. Sedangkan, Hanover tidak bisa menerima tim senapan kalau membawa senjata. Jerman melarang penumpang pesawat membawa senjata di tengah adanya konflik antara Ukraina dan Rusia. ”Padahal, petembak harus berlatih dengan senjata sendiri yang biasa dipakainya,” kata Glenn.
Kendati demikian, kata Glenn, Hongaria adalah alternatif yang paling ideal. Sebab, di sana ada pelatih yang pernah menjadi pembimbing Ali Reza. Itu bisa membantu Ali Reza untuk membuat program latihan lebih ideal untuk petembak-petembak nasional. Lalu, di sana ada kejuaraan yang diikuti sejumlah petembak Eropa. ”Itu menjadi keuntungan ke Hongaria yang tidak didapat kalau ke Hanover,” terangnya.
Glenn menuturkan, tim senapan baru kembali ke Indonesia pada 9 Mei. Sekembalinya, mereka beristirahat sejenak sebelum bertolak ke Vietnam pada 14 Mei. Di SEA Games 2021, mereka akan mengikuti enam atau semua nomor pertandingan yang ada, yakni senapan angin 10 meter individu putra, individu putri, tim putri, dan tim campuran, serta senapan 50 meter tiga posisi individu putra maupun putri.
Tim senapan berusaha sedikitnya mempertahankan dua emas yang didapat dari SEA Games 2019, yakni senapan angin 10 meter individu putri yang ketika itu diraih Vidya dan senapan angin 10 meter tim campuran yang waktu itu direbut Fathur/Vidya. Selain itu, mereka mengincar dua emas dari senapan 50 meter tiga posisi individu putra dan putri.
”Untuk senapan, kami lebih percaya diri. Setidaknya, Indonesia juara umum disiplin senapan dari tiga nomor yang ada di SEA Games 2019. Pesaing berat praktis hanya Singapura yang diperkuat penembak putri mantan juara seri Piala Dunia, Martina Lindsay Veloso dan Thailand yang stabil prestasinya,” tutur Glenn.
Juara umum berat
Glenn menyampaikan, Indonesia memang berstatus juara umum bertahan cabang menembak dengan koleksi tujuh emas di SEA Games 2019. Namun, untuk mempertahankannya, itu bukan perkara mudah. Belum lagi, dari tujuh emas itu, cuma dua emas dari pertandingan resmi ISSF atau yang dipertandingkan di Olimpiade. Lima emas lainnya, itu dari pertandingan-pertandingan non ISSF.
Pada SEA Games 2021, lima nomor pertandingan non-ISSF itu tidak ada. Saat ini, ada 16 nomor pertandingan yang semuanya laga resmi ISSF, yakni enam nomor senapan, delapan nomor pistol, dan dua nomor shotgun. Kini, Indonesia mesti berjuang keras untuk menguasai atau mendominasi emas nomor senapan. Sisanya, coba mencuri sedikitnya dua emas dari pistol dan satu emas dari shotgun. Kemudian, mereka berharap ada kejutan dari nomor-nomor lainnya.
Secara keseluruhan, PB Perbakin ditargetkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk paling tidak bisa mempertahankan tujuh emas yang pernah didapat pada 2019. Untuk juara umum, minimum mereka patut merebut 10 emas.
”Peluang juara umum sekarang agak berat. Di atas kertas, peluang kami itu meraih tujuh emas. Namun, itu belum aman untuk menjadi juara umum. Kalau mau aman, kami harus mendapatkan 10 emas. Itu tidak mudah, tetapi kewajiban kami untuk tetap memberikan semua kemampuan terbaik,” ungkap Glenn.
Peluang berat itu, kata Glenn, karena Indonesia berlaga di rumah Vietnam yang sangat merajai pistol. Bahkan, petembak pistol angin 10 meter Vietnam Hoang Xuan Vinh menggondol emas Olimpiade Rio 2016. Itu menjadi gambaran betapa unggulnya mereka pada disiplin tersebut. ”Jadi, kalau kami bisa menguasai emas senapan dan mencuri beberapa emas dari pistol, Indonesia ada asa untuk menjadi juara umum lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, Ali mengatakan, sebagian besar petembak tim senapan kali ini mayoritas atlet muda. Secara pengalaman, mungkin mereka baru tiga tahun terakhir mendapatkan program latihan dengan optimal. Itu jauh tertinggal dibanding petembak-petembak Singapura dan Thailand yang sudah menjalankan program dengan optimal lebih dari lima tahun lalu. Terbukti, petembak-petembak mereka bisa bersaing di level dunia, antara lain menjuarai seri Piala Dunia.
Akan tetapi, potensi atau bakat petembak Indonesia tidak kalah. Buktinya, di nomor 50 meter tiga posisi putri, tim putri Indonesia yang baru berlatih sekitar setahun bisa merebut perunggu seri Piala Dunia di New Delhi, India, Maret 2021. Itu merupakan medali pertama yang didapat Indonesia dari seri Piala Dunia.
Tim sekarang untuk jangka panjang. Saya ingin mereka bisa berprestasi bukan hanya di SEA Games ataupun Asian Games, melainkan di Piala Dunia ataupun Olimpiade.
”Tim sekarang untuk jangka panjang. Saya ingin mereka bisa berprestasi bukan hanya di SEA Games ataupun Asian Games, melainkan di Piala Dunia ataupun Olimpiade. Namun, semuanya mesti bersabar. Mencetak seorang juara dalam menembak tidak bisa instan, melainkan butuh panjang,” kata Ali.
Bagi Audrey yang menjadi tim inti Indonesia yang meraih perunggu seri Piala Dunia 2021, SEA Games 2021 ialah ajang perdananya di multi cabang terbesar Asia Tenggara tersebut. Atlet berusia 17 tahun itu cukup antusias untuk tampil di gelaran tersebut. Itu bisa menjadi batu loncatannya untuk menimbah pengalaman guna berprestasi lebih tinggi di Asian Games dan Olimpiade.
”Untuk SEA Games ini, saya tentu ingin menyumbangkan medali untuk Indonesia. Namun, saya fokus dulu untuk mempertajam rekor skor terbaik saya di latihan. Kalau bisa menerapkan hasil latihan dengan baik, prestasi pasti mengikuti,” pungkas Audrey yang bakal tampil di senapan 50 meter tiga posisi individu putri tersebut.