Bayern Muenchen menjadi juara Bundesliga Jerman tentu bukan hal yang asing. Gelar kampiun musim ini terasa istimewa karena menuliskan tinta emas baru bagi ”Die Roten”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Semakin sulit untuk memungkiri Bayern Muenchen sebagai wajah tunggal Bundesliga Jerman. Raihan gelar liga ke-10 secara beruntun, yang diraih pada musim 2021-2022 ini, tidak hanya menegaskan dominasi ”Die Roten” di Jerman, tetapi juga menghadirkan sejarah di lima liga top Eropa.
Di lima kompetisi terbaik Eropa, yaitu Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, dan Perancis, Bayern adalah tim pertama yang bisa menjadi kampiun selama satu dekade alias 10 musim terturut-turut. Bayern meninggalkan rekor milik Juventus yang pernah mencatatkan raihan sembilan Serie A Italia beruntun pada musim 2011-2012 hingga 2019-2020.
Capaian bersejarah itu digenggam Bayern seusai melibas Borussia Dortmund, 3-1, pada pekan ke-31 Bundesliga musim ini, Minggu (24/4/2022) tengah malam WIB, di Stadion Allianz Arena. Kemenangan Bayern dalam laga bertajuk Klassiker itu disumbangkan oleh Serge Gnabry, Robert Lewandowski, dan Jamal Musiala, sedangkan gol hiburan tim tamu dihasilkan Emre Can.
Dengan hasil itu, Bayern unggul 12 poin dari Dortmund yang berada di peringkat kedua. Keunggulan poin Robert Lewandowski dan kawan-kawan tidak bisa lagi disamakan Dortmund di tiga pekan tersisa.
Gelar liga dalam satu dekade terakhir itu dimulai sejak musim 2012-2013. Secara total, itu adalah gelar Bayern ke-32 dalam kompetisi kasta tertinggi di Jerman.
Namun, apabila dihitung sejak era Bundesliga yang dimulai pada musim 1965-1966, Bayern telah meraih 31 trofi juara dari 57 musim. Di luar gelar juara itu, Die Roten mencatatkan 10 musim berada di peringkat kedua.
Alhasil, Bayern selalu berada di posisi dua besar dalam 41 musim. Tidak ada tim lain di lima kompetisi top Eropa yang memiliki capaian yang setara dengan Bayern.
Sebelum meraih 10 trofi liga beruntun, catatan kampiun beruntun terbaik Bayern di Bundesliga ialah tiga gelar berturut-turut. Prestasi itu terjadi pada periode 1971 hingga 1974 dan 1999 hingga 2003.
Meski terlihat dominan, Bayern pernah mengalami lima musim kemarau prestasi di liga. Hal itu tercipta mulai musim 1974-1975 sampai dengan 1978-1979.
Dua ”treble”
Satu hal yang membuat kedigdayaan satu dekade Bayern di Jerman terasa lebih istimewa adalah raihan dua kali treble winner dalam periode tersebut. Die Roten meraih takhta di tiga kompetisi mayor, yakni liga, Piala Liga Jerman, dan Liga Champions Eropa, pada musim 2012-2013 dan 2019-2020.
Hanya Barcelona yang memiliki jarak waktu treble winner terpendek. Apabila Bayern membutuhkan tujuh musim untuk mencatatkan raihan tiga gelar rangkap kedua, ”Blaugrana” hanya membutukan enam musim atau tepatnya meraih capaian bergengsi itu pada 2008-2009 dan 2014-2015.
Selain meraih dua treble winner, Bayern juga mencetak sejarah sebagai peraih juara Bundesliga tercepat. Pada musim 2013-2014, Die Roten meraih gelar di pekan ke-27 atau ketika kompetisi masih menyisakan tujuh laga. Oleh karena itu, Bayern menjadi tim pertama yang memastikan gelar Bundesliga pada akhir Maret.
Dalam durasi 10 musim terakhir hanya tersisa dua pemain yang merasakan trofi pada 2012-2013 dan ikut pula merayakan gelar juara di musim ini. Mereka adalah Thomas Mueller dan Manuel Neuer.
Mueller mengakui, raihan trofi Bundesliga menghadirkan candu. Mueller mengatakan, dirinya tidak pernah bosan dan selalu memiliki antusiasme besar untuk mengejar trofi liga di setiap musim baru.
”Semakin banyak kami merasakan kemenangan, semakin besar rasa ’serakah’ untuk terus memenangi liga. Ambisi untuk terus menjadi juara liga kami tunjukkan dengan performa terbaik untuk mengalahkan Dortmund,” kata Mueller.
Mueller telah merasakan 11 trofi juar Liga Jerman bersama Bayern. Tidak ada pemain lain yang mengoleksi trofi ”piring” Bundesliga lebih banyak dari pemain berusia 32 tahun itu.
Semakin banyak kami merasakan kemenangan, semakin besar rasa ’serakah’ untuk terus memenangi liga.
Ia menambahkan, ”Di Bayern, setiap pemain berkompetisi untuk menjadi juara. Apa pun yang orang katakan tentang Bundesliga, bagi kami gelar liga selalu (target) paling utama di setiap musim. Sebab, Bundesliga adalah alasan utama fans datang menyaksikan kami di stadion.”
Neuer menambahkan, kepastian meraih trofi liga di hadapan pendukung sendiri adalah penebusan ”dosa” mereka setelah membuat fans kecewa akibat tersingkir di babak perempat final Liga Champions. Pada laga kedua kontra Villarreal yang berlangsung di Allianz Arena, 13 April lalu, Bayern ditahan imbang 1-1 sehingga tersingkir karena kalah agregat 1-2.
”Kami memberikan kekecewaan kepada pendukung beberapa hari lalu. Hari ini di hadapan sekitar 75.000 fans, kami mempersembahkan kemenangan yang mereka harapkan dan bisa merayakan juara liga bersama,” tutur Neuer dilansir Kicker.
Di musim ini, Bayern akhirnya bisa kembali merayakan gelar juara liga bersama pendukung di Allianz Arena. Momen itu mereka rasakan terakhir kali pada musim 2018-2019.
Pemain Bayern menjalani selebrasi gelar liga tanpa penonton pada dua musim lalu, 2019-2020 dan 2020-2021, demi mencegah penyebaran Covid-19.
Enam pelatih
Sebanyak enam pelatih silih berganti memimpin Die Roten dan mempersembahkan trofi Bundesliga dalam satu dekade ini. Meski begitu, konsistensi Bayern itu sejatinya tidak tanpa masalah.
Ada dua pelatih yang dipecat manajemen Bayern meski di musim perdananya memimpin telah memberikan gelar liga. Carlo Ancelotti bergabung pada Juli 2016 dan langsung memberikan trofi liga musim 2016-2017.
Walakin, pelatih asal Italia itu dipecat pada akhir September 2017 karena performa buruk Bayern di awal musim 2017-2018.
Kondisi serupa juga dialami Niko Kovac. Sempat mempertahankan dominasi Bayern di musim 2018-2019, Kovac pun diberhentikan akibat anjloknya penampilan tim di musim kedua jabatannya. Ia meninggalkan Bayern, 3 November 2019.
Dengan kondisi itu, hanya tiga juru taktik yang meninggalkan Bayern setelah merampungkan kontraknya sekaligus mempersembahkan trofi liga di akhir masa bakti, yaitu Jupp Heynckes, Pep Guardiola, serta Hans-Dieter Flick.
Pelatih Bayern musim ini Julian Nagelsmann juga mampu mempertahankan tradisi lima pendahulunya yang mempersembahkan trofi Bundesliga di musim pertama. Gelar Bundesliga musim ini adalah trofi liga pertama yang diraih juru taktik berusia 34 tahun itu.
”Kami menampilkan permainan luar biasa di paruh pertama musim ini. Meskipun kami mengalami fluktuasi di paruh kedua musim ini, secara umum kami melakukan banyak hal tepat yang membantu memenangi liga,” kata Nagelsmann kepada Sky.
Nagelsmann menjadi pelatih Bayern termuda yang mempersembahkan gelar juara. Gelar Bundesliga pertamanya diraih pada usia 34 tahun, 9 bulan, dan 2 hari.
Ia unggul dari pelatih legendaris Bayern, Udo Lattek, yang mempersembahkan trofi Bundesliga pertama di usia 37 tahun pada musim 1971-1972.
Meski begitu, Nagelsmann bukan pelatih termuda yang mengantarkan timnya menjadi ”raja” di Bundesliga. Rekor pelatih termuda peraih Liga Jerman masih dipegang Matthias Sammer. Ia membawa Dortmund juara di musim 2001-2002 ketika masih berusia 34 tahun dan 8 bulan.
Liga memang masih menyisakan tiga pertandingan lagi, tetapi pemain Bayern dan Nagelsmann tidak menunda perayaan gelar Bundesliga ke-10 itu. Siraman bir pun telah terjadi di lapangan dan ruang ganti seusai laga kontra Dortmund.
Nagelsman mempersilakan skuadnya merayakan momen juara di akhir musim ini. Setelah itu, ia akan menuntut pemainnya kembali kerja keras di pengujung musim panas ini untuk menghadapi kompetisi 2022-2023. Mereka bertekad menjaga rasa lapar di kompetisi domestik dan ingin menembus kekecewaan di Eropa pada musim depan. (REUTERS)