Marc Marquez tidak menyalahkan rekan setimnya, Pol Espargaro yang terjatuh dan menyebabkan bendera kuning sehingga catatan waktunya dicoret. Dia tetap optimistis meskipun start kesembilan, karena kecepatannya kompetitif.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, SABTU – Marc Marquez kembali menemukan kecepatan yang kompetitif untuk bersaing meraih podium dalam balapan MotoGP seri Portugal di Sirkuit Portimao. Dia menunjukkan itu dengan mencetak waktu 1 menit 42,295 detik yang seharusnya menempatkan dirinya dalam di posisi start keempat, jika Pol Espargaro tidak terjatuh dan menyebabkan bendera kuning. Marquez tidak menyalahkan rekan setimnya di Repsol Honda itu karena merasakan potensi besar untuk bersaing meskipun start dari posisi kesembilan.
Marquez mencetak waktu tercepatnya dalam time attack terakhir pada kualifikasi kedua, Sabtu (23/4/2022). Namun, sebelum dia menyelesaikan putaran itu, Espargaro terjatuh di Tikungan 15 dan kualifikasi dinyatakan dalam status bendera kuning, di mana semua pebalap harus mengurangi kecepatan. Catatan waktu Marquez yang diraih dengan tetap tancap gas, akhirnya dicoret, demikian juga catatan waktu pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo.
Jika catatan waktu itu tidak dicoret, Marquez dan Quartararo akan start dari baris kedua di belakang Johann Zarco, Joan Mir, dan Aleix Espargaro yang masing-masing start dari posisi satu, dua, dan tiga. Para pebalap baris terdepan itu meraih waktu terbaik mereka dalam serangan terakhir saat trek sudah hampir kering.
"Hari ini kami tidak beruntung dengan bendera kuning. Saya sudah menanti hingga momen terakhir untuk tancap gas dan melakukan putaran tercepat saya karena saya tahu trek akan terus membaik kondisinya. Namun, hal seperti ini bisa terjadi. Hari ini hal itu berdampak pada waktu putaran saya, tetapi besok itu bisa memengaruhi pebalap lain," ungkap Marquez.
Marquez tidak menyalahkan Espargaro, dan tetap fokus pada potensi yang dia miliki akhir pekan ini, di mana dia bisa menemukan kecepatan untuk bersaing. Meskipun start dari posisi kesembilan, dia yakin masih bisa kompetitif jika bisa menemukan ban yang tepat untuk balapan.
"Hal yang terpenting adalah ada kecepatan meskipun hasilnya tidak (sesuai harapan) dan kami start kesembilan. Tentu saja ini bukan yang kami sukai, tetapi ini bisa lebih buruk. Besok (Minggu) dalam sesi pemanasan kami perlu memahami levelnya dan berusaha memahami pilihan ban, setelan motor, dan beberapa hal lainnya. Tidak ada yang tahu siapa yang akan lebih cepat atau apa yang akan terjadi dalam kondisi kering," jelas Marquez, di laman Honda Racing Corporation.
Balapan akhir akhir pekan ini di Portimao akan berlangsung dalam kondisi kering berdasarkan prakiraan cuaca. Dalam kondisi kering, persaingan akan berubah, karena akan lebih banyak pebalap yang bisa lebih cepat di trek yang sangat teknikal dan menguras energi itu. Perubahan kondisi trek itu juga memerlukan kejelian memilih ban, karena selama sesi latihan bebas hingga kualifikasi, data yang diperoleh adalah ban untuk kondisi trek basah.
Namun, dalam kondisi trek yang beresiko itu pun, Marquez bisa menunjukan kecepatan yang kompetitif. Itulah mengapa dia yakin bisa bersaing saat balapan, dalam kondisi basah maupun kering. Bahkan, dia merasa kecepatan yang dia capai di Portimao mirip dengan saat dia tampil brilian di Austin, melesat dari posisi ke-24 hingga finis keenam.
Saya sudah menanti hingga momen terakhir untuk tancap gas dan melakukan putaran tercepat saya karena saya tahu trek akan terus membaik kondisinya. (Marc Marquez)
"Ini sedikit mirip dengan Austin, saya senang dengan kecepatan yang kami tunjukan, tetapi sekali lagi kami tidak beruntung. Jika kami beruntung dengan setelan dasar (motor) dan pilihan ban, maka anda bisa mendekati balapan dengan suatu cara. Jika meleset dan anda kesulitan, maka anda perlu berusaha menyelesaikan balapan. Tidak ada yang tahu siapa yang akan cepat, tetapi saya yakin Quartararo dan Mir adalah dua pebalap yang akan cepat," ungkap Marquez.
Potensi para pebalap Honda tampil kompetitif sebenarnya menguat akhir pekan ini. Espargaro pun memiliki peluang untuk start dari baris kedua, jika dia tidak mengalami kecelakaan di akhir sesi kualifikasi kedua atau Q2.
"Ini situasi yang sulit bagi semua orang, tetapi saya pikir kami memiliki kecepatan yang bagus hari ini dan saya pikir posisi kami di baris start kedua, mungkin di posisi keempat atau kelima. Saya melalukan kesalahan di tikungan terakhir, dan saya melewati bagian yang basah dan kehilangan ban depan," ungkap Espargaro.
"Ini konyol karena kami semakin cepat, dan kondisi trek terus membaik, tetapi kemudian saya kehilangan kesempatan terakhir itu di mana semua pebalap menjadi lebih cepat. Kami memiliku peluang nyata untuk berada di baris kedua untuk besok, tetapi saya melewatkan itu. Besok adalah balapan dan yang bisa kami lakukan adalah berjuang. Motor terasa bagus dan besok pagi kami memiliki kesempatan untuk terus memperbaiki motor sebelum balapan," pungkas Espargaro.
Dalam balapan akhir pekan ini, Repsol Honda sempat dibuat khawatir dengan kecelakaan yang dialami oleh Marquez dalam sesi latihan bebas ketiga. Marquez sempat terlempar ke udara sebelum terjatuh, tetapi dia tidak mengalami cedera, dan tidak terjadi gangguan pada penglihatannya.
"Dalam akhir pekan seperti ini dengan kondisi basah, dingin, kondisi berubah-ubah, mudah untuk melakukan kesalahan, seperti yang dilakukan oleh hampir semua orang. Namun, saya tidak menduga mengalami kecelakaan di sana karena saya tidak terlalu memacu motor," ungkap Marquez terkait kecelakaan di tikungan 8.
Terkait dengan risiko diplopia kembali kambuh, Marquez menegasan, tidak semua kecelakaan di mana kepala mengalami benturan akan beresiko sama. Resiko itu sudah dia diskusikan dengan tim dokter yang merawat dirinya selama diplopia.
"Tentu, ketika sata memutuskan untuk kembali di Austin, pertanyaan kepada dokter saya adalah, 'Jika saya mendarat lagi pada bagian kepala, apa yang akan terjadi?' dia mengatakan, 'Itu bukan berarti setiap kali anda mendarat pada bagian kepala itu (diplopia) akan kambuh. Anda akan memiliki resiko yang sama seperti di Austin tahun depan'," jelas Marquez.
"Benar bahwa kecelakaan di Indonesia sangat parah. Di sini saya mendarat dan kepala terbentur tetapi tidak ada yang terjadi. Saya merasa sakit pada leher, tetapi itu normal," ungkap Marquez dikutip Crash.
Setelah kecelakaan itu, Marquez langsung diperiksa oleh Direktur Medis MotoGP dokter Angel Charte untuk mengetahui apakah terjadi gegar otak.
"Dr Charte langsung mendatangi saya dan menanyakan dua atau tidak pertanyaan. Dia berkata, 'Di mana kamu kecelakaan? Dengan gigi berapa? Di tikungan mana?' di Indonesia, saya tidak bisa menjawab. Hari ini saya langsung menjawab. Benar bahwa mereka jauh lebih ketat dibandingkan sebelumnya," ujar Marquez.
"Setelah itu kami tidak melakukan banyak putaran untuk menghindari risiko. Saya hanya melalukan dua putaran dalam FP4 dan ketika saya perlu tancap gas, dalam kualifikasi, kami tancap gas," jelas Marquez terkait pendekatan yang lebih berhati-hati setelah kecelakaan tersebut.