Pembatasan kuota perenang nasional di SEA Games kembali jadi tanda tanya besar terhadap pemangku kebijakan olahraga. Cabang prioritas DBON itu masih belum diutamakan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Beberapa perenang nasional dan klub renang melakukan start untuk berlomba di nomor 50 meter gaya bebas putra dalam laga uji coba PRSI di Stadion Akuatik Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (22/4/2022). Meski telah menggelar pemusatan atihan di Bali beberapa waktu lalu, cabang renang hingga kini masih terus menyeleksi atlet yang diberangkatkan SEA Games Vietnam 2021. Laga uji coba ini juga untuk menentukan 16 dari 20 atlet nasional yang terpilih mewakili Indonesia untuk ajang pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — Tim pelatih renang Indonesia akan segera menentukan 16 nama perenang untuk SEA Games Vietnam 2021 pada 12-23 Mei 2022. Sebanyak lima perenang nasional harus tersisih setelah evaluasi hasil time trial selama tiga hari di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Di balik perampingan yang menandakan kesiapan itu, ada kekecewaan mendalam dari tim pelatih.
Time trial yang sekaligus jadi seleksi akhir perenang pemusatan latihan nasional telah berakhir pada Sabtu (23/4/2022) malam. Sebanyak 21 perenang nasional telah unjuk gigi, mulai dari veteran Glenn Victor (33) hingga yang termuda Flairene Candrea (17).
Pelatih kepala tim renang Indonesia Albert Sutanto cukup puas dengan catatan waktu mayoritas perenang. Namun, dia bersama pelatih asing Michael Piper sudah dinanti tugas berat. Mereka harus memilih 16 nama final yang akan didaftarkan untuk berangkat ke Vietnam.
”Yang kurang perform tidak mungkin kami bawa karena jumlah kuotanya, kan, dibatasi. Ada beberapa perenang yang belum maksimal. Walaupun prediksi kami tentang dia akan bagus nantinya, tetap akan diganti kalau tidak perform di time trial,” ucap Albert.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Perenang nasional Reza Bayu Prasetyo saat berlomba di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra dalam laga uji coba PRSI di Stadion Akuatik Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (22/4/2022). Meski telah menggelar pemusatan latihan di Bali beberapa waktu lalu, cabang renang hingga kini masih terus menyeleksi atlet yang diberangkatkan ke SEA Games Vietnam 2021.
Menurut Albert, sangat sulit menyisihkan nama yang tidak berangkat. Dia berharap semua perenang pelatnas bisa tampil di SEA Games. Namun, harapan itu terbentur pembatasan kuota atlet oleh tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Tim pelatih tidak bisa berbuat banyak. Dengan kuota hanya 16 atlet, mereka harus memprioritaskan perenang berpengalaman demi prestasi sehingga mengorbankan beberapa atlet potensial. Perenang muda akan kehilangan pengalaman di ajang multicabang internasional.
”Idealnya memberangkatkan 22 atlet (termasuk Kaikea Boyum, perenang keturunan Indonesia-Amerika Serikat) untuk tampil di 40 nomor lomba. Lihat saja Singapura. Mereka konsisten mengirim tidak kurang dari 25 atlet sehingga regenerasi mereka berjalan terus, tidak terputus,” tambah Albert.
Albert, perenang Olimpian, menilai, kuota perenang di SEA Games harus diperbanyak jika target utama pemerintah sesuai Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) adalah Olimpiade. Semakin banyak jam terbang perenang, semakin mungkin pula mereka naik level ke ajang multicabang yang lebih tinggi, Asian Games dan Olimpiade.
Perenang nasional Aflah Fadlan Prawira ketika berlaga di nomor 400 meter gaya ganti putra dalam laga time trial yang digelar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Ajang time trial ini menjadi ajang pengujian para atlet nasional yang dipersiapkan untuk berlaga di SEA Games Vietnam 2021.
”Semua harus bertahap, tidak bisa langsung membuat bangunan 100 tingkat. Tidak mungkin kita mengirim 20 atlet SEA Games, berharap semuanya akan jadi perenang Olimpiade. Pasti mengerucut jumlahnya. Ada yang bilang jam terbang bisa didapat di kejuaraan internasional lain. Saya pastikan, pengalaman tampil di multicabang itu berbeda,” pungkasnya.
Bagi para perenang muda, tampil di SEA Games akan sangat berarti untuk perjalanan karier mereka. Flairene, perenang putri gaya punggung, menjadi salah satu perenang yang begitu berhasrat menjalani debut di Vietnam nanti.
”Pastinya ada grogi karena aku belum pernah mengikuti ajang internasional. Tidak tahu seperti apa rasanya. Paling besar, ya, ikut kejuaraan satu Indonesia. Jadi, ini pengalaman yang sangat penting buat aku sendiri,” ucap Flairene yang memecahkan catatan waktu terbaiknya di 50 meter dan 100 meter gaya punggung ketika time trial.
Flairene merupakan salah satu andalan tim renang untuk mendulang emas dari nomor 100 meter gaya punggung di Vietnam. Dia mencatatkan waktu 1 menit 3,71 detik pada saat time trial di nomor tersebut, sudah melampaui peraih perak SEA Games Filipina 2019, yaitu Chloe Isleta (1 menit, 3,97 detik).
Semua harus bertahap, tidak bisa langsung membuat bangunan 100 tingkat. Tidak mungkin kita mengirim 20 atlet SEA Games, berharap semuanya akan jadi perenang Olimpiade.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Perenang nasional Anandia Treciel Vane Evato ketika berlaga di nomor 50 meter gaya dada putri dalam laga time trial yang digelar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Ajang time trial ini menjadi ajang pengujian para atlet nasional yang dipersiapkan untuk berlaga di SEA Games Vietnam 2021. Para perenang nasional ini telah menjalani pemusatan latihan di Bali untuk ajang pesta olahraga Asia Tenggara bulan depan.
Adapun Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) baru akan mengumumkan 16 nama terpilih pada awal pekan ini. Penentuan perenang tidak hanya berdasarkan performa di nomor individu, tetapi juga kebutuhan untuk nomor estafet.
Kelelahan Siman
Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa (28), masih belum puas dengan penampilan di time trial. Dia hanya mencatatkan waktu 25,96 detik saat tampil di final nomor 50 gaya punggung putra. Catatan itu masih jauh dari rekor nasional miliknya yang diciptakan di Asian Games 2018, yaitu 25,01 detik.
Siman, selain salah perhitungan saat finis karena kacamata yang buram, juga mengatakan sedang kelelahan. Sebab, dia harus menjalani tiga kali lomba dalam sehari, yakni kualifikasi, semifinal, dan final. Adapun jarak antara semifinal dan final hanya setengah jam.
”Sejujurnya capek karena kami juga baru saja pulang dari Bali. Di Bali sempat tanding di kolam pendek pada akhir pekan lalu. Balik ke sini beberapa hari, langsung time trial lagi. Tentu beda, ya, sekarang. Umur, kan, sudah lumayan. Tidak seperti ketika masih muda,” kata satu-satunya perenang yang meraih emas di SEA Games 2019 tersebut.