Federasi Tenis Belarus mencari saran untuk menempuh jalur hukum terkait larangan petenis Rusia dan Belarus tampil di Wimbledon. Belarus ingin melindungi atlet mereka di ajang internasional.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AFP/ADRIAN DENNIS
Petenis Belarus, Aryna Sabalenka, dalam arsip foto tanggal 8 Juli 2021 saat melawan petenis Ceko, Karolina Pliskova, dalam pertandingan semifinal tunggal putri Wimbledon 2021. Petenis Rusia dan Belarus dilarang tampil di turnamen Wimbledon sebagai dampak serangan Rusia yang didukung Belarus terhadap Ukraina.
MINSK, KAMIS — Keputusan melarang petenis Rusia dan Belarus untuk tampil di Wimbledon dikhawatirkan akan memunculkan sikap intoleransi dan kebencian. Untuk itu, Federasi Tenis Belarus (BTF) akan mencari saran untuk mengambil tindakan hukum terkait larangan tersebut.
Panitia penyelenggara Wimbledon melarang petenis Rusia dan Belarus tampil pada turnamen Grand Slam yang akan digelar pada 27 Mei-10 Juni. Larangan yang diumumkan pada Rabu (20/4/2022) ini terkait serangan Rusia, yang dibantu Belarus, ke Ukraina sejak Februari.
Berbagai respons menentang keputusan itu, seperti yang disampaikan organisasi tenis profesional, yaitu ATP dan WTA, serta mantan petenis, seperti Martina Navratilova, Billie Jean King, dan Yevgeny Kafelnikov. Petenis aktif, seperti Novak Djokovic dan Andrey Rublev, juga turut berkomentar.
Sehari setelah Wimbledon mengumumkan larangan tersebut, BTF memberikan komentar. ”Kami mengecam keputusan itu. Keputusan yang destruktif tak mungkin menjadi jalan terbaik untuk menghentikan konflik, tetapi justru akan memunculkan masalah baru, seperti intoleransi di kalangan akar rumput,” sebut pernyataan BTF.
AFP/GETTYIMAGES/MEGAN BRIGGS
Petenis Rusia, Daniil Medvedev, merayakan kemenangannya atas petenis AS, Jensen Brooksby, dalam pertandingan babak keempat turnamen ATP Masters/WTA 1000 Miami di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, Amerika Serikat, Selasa (29/3/2022) siang waktu setempat atau Rabu dini hari WIB. Medvedev mengalahkan Brooksby, 7-5, 6-1. Medvedev dan para petenis Rusia lainnya serta petenis Belarus dilarang tampil di turnamen Grand Slam Wimbledon akibat serangan Rusia yang didukung Belarus terhadap Ukraina.
Disebutkan juga, tim manajemen BTF berkonsultasi dengan lembaga hukum olahraga internasional untuk melindungi petenis Belarusia dalam persaingan internasional, juga untuk tenis di Belarusia secara umum.
Presiden Federasi Tenis Rusia Shamil Tarpischev, pada koran olahraga di Rusia, Sport Express, juga mengatakan telah melakukan berbagai hal untuk melindungi petenis Rusia. ”Tetapi, keputusan yang salah itu akhirnya keluar dan kami tak dapat mengubahnya. Ini keputusan yang merugikan atlet,” katanya.
Di antara para petenis yang tak bisa tampil di Wimbledon karena peraturan tersebut adalah tunggal putra peringkat kedua dan kedelapan dunia asal Rusia, Daniil Medvedev dan Andrey Rublev. Dari Belarus, ada tunggal putri peringkat keempat dunia, Aryna Sabalenka, dan dua kali juara Australia Terbuka, Victoria Azarenka.
Di sela turnamen ATP 250 Belgrade, pekan ini, Rublev bercerita perasaannya tentang larangan tersebut. ”Saya tidak ingin menilai keputusan itu karena apa pun yang saya katakan akan menimbulkan persepsi yang salah. Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya tidak mengerti politik, saya hanya ingin bermain tenis,” kata Rublev yang menang 6-3, 6-3 atas Taro Daniel (Jepang) di perempat final ATP 250 Belgrade, Jumat malam.
AP/DARKO VOJINOVIC
Petenis Rusia Andrey Rublev memukul bola ke arah petenis Ceko, Jiri Lehecka, dalam pertandingan babak 16 besar turnamen ATP 250 Belgrade, Serbia, Kamis (21/4/2022). Petenis Rusia dan Belarus dilarang tampil di turnamen Wimbledon sebagai dampak serangan Rusia yang didukung Belarus terhadap Ukraina.
Salah satu petenis generasi baru Rusia itu bercerita, dia dan sesama petenis Rusia dihubungi pihak panitia Wimbledon terkait larangan tersebut. Satu hal yang dia sesalkan adalah petenis tidak diberi pilihan atau dimintai pendapat untuk mencari solusi terbaik.
Menurut saya, ada jalan yang lebih baik, misalnya petenis Rusia dan Belarus harus memberikan hadiah dari Wimbledon untuk membantu rakyat yang menderita akibat perang itu. Jika itu diterapkan, petenis bisa memilih untuk tetap ikut Wimbledon atau tidak.
”Menurut saya, ada jalan yang lebih baik, misalnya petenis Rusia dan Belarus harus memberikan hadiah dari Wimbledon untuk membantu rakyat yang menderita akibat perang itu. Jika itu diterapkan, petenis bisa memilih untuk tetap ikut Wimbledon atau tidak. Selain itu, Wimbledon juga akan menjadi ajang olahraga pertama yang memberikan donasi terkait serangan itu. Itu pendapat saya secara pribadi. Sekarang, tidak ada lagi yang bisa saya katakan karena saat dihubungi, keputusannya sudah ada,” tutur Rublev.
Sementara itu, petenis Ukraina yang aktif berkampanye dan menyampaikan informasi tentang serangan Rusia ke Ukraina, Elina Svitolina, mendukung keputusan Wimbledon. Namun, dalam wawancara dengan BBC, Svitolina melunak. Menurut dia, petenis yang tidak setuju dengan serangan Rusia ke Ukraina harus diberi kesempatan tampil di Wimbledon.
”Kami tidak ingin larangan itu diterapkan sepenuhnya. Biarkan petenis Rusia dan Belarus mengemukakan pendapat mereka tentang serangan itu. Jika tak mendukung Pemerintah Rusia, mereka harus diizinkan main. Itu yang menurut saya sangat penting dari kejadian ini,” tuturnya.
AFP/BEN STANSALL
Petenis Belarus, Victoria Azarenka, dalam arsip foto tanggal 1 Juli 2021, berhadapan dengan petenis Romania, Sorana Cirstea. Petenis Rusia dan Belarus dilarang tampil di turnamen Wimbledon sebagai dampak serangan Rusia yang didukung Belarus terhadap Ukraina.
Dua babak satu hari
Dari salah satu turnamen pemanasan Grand Slam Perancis Terbuka, ATP 500 Barcelona, beberapa petenis harus menjalani dua babak dalam satu hari. Mereka di antaranya Felix Auger-Aliassime, Diego Schwartzman, dan Casper Ruud. Mereka harus menjalani babak kedua dan perempat final pada Jumat setelah sebagian besar pertandingan, yang seharusnya berlangsung Kamis, ditunda karena hujan.
Auger-Alissime melewati babak kedua dengan kemenangan atas Frances Tiafoe 7-5, 6-4 untuk berhadapan dengan Schwartzman pada malam harinya. Adapun Ruud menang atas Emil Ruusuvuori 6-2, 6-2 dan melawan Pablo Carreno Busta pada laga kedua.
Sementara dari turnamen putri WTA 500 Stuttgart, Paula Badosa menjadi petenis pertama yang lolos ke semifinal. Dia mengalahkan Ons Jabeur 7-6 (9), 1-6, 6-3. (AFP/REUTERS)