Erik Ten Hag bertekad mengembalikan kejayaan Manchester United mulai musim depan. Manajer baru MU mulai musim depan itu dinilai memiliki bekal lengkap untuk sukses di Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AFP/ANP/KOEN VAN WEEL
Pelatih Ajax Amsterdam Erik ten Hag berpose menjelang final Piala Belanda di Arena Johan Cruyff, Amsterdam, Belanda, 15 April 2022. Ten Hag pada Kamis (21/4/2022) resmi diumumkan sebagai manajer baru klub Inggris, Manchester United, untuk musim depan.
MANCHESTER, KAMIS — Manchester United pada Kamis (21/4/2022) resmi memperkenalkan Pelatih Ajax Amsterdam Erik ten Hag sebagai manajer barunya mulai musim depan. MU berharap bisa melompat keluar dari zaman ”kegelapan” bersama pelatih asal Belanda itu.
Bagi Ten Hag, hijrah ke Inggris untuk menangani ”Setan Merah” adalah lompatan besar bagi karier kepelatihannya. MU kepincut dengan rekam jejaknya yang cemerlang bersama Ajax. Sejak melatih tim Belanda itu, Desember 2017, lima gelar telah dipersembahkannya.
Koleksi trofi itu sejalan hadirnya filosofi sepak bola yang menjadi ciri khas Ajax bersama Ten Hag. Berkat sepak bola menyerang dan modern ala Ten Hag, Ajax menjadi salah satu klub paling produktif di Eropa saat ini. Mereka adalah tim tercepat yang membuat 100 gol di seluruh kompetisi, musim ini.
”Selama empat tahun di Ajax, Erik (Ten Hag) membuktikan diri sebagai salah satu pelatih menarik dan sukses di Eropa. Ia menghadirkan sepak bola menyerang dan berkomitmen besar ke pembinaan usia muda,” ujar Direktur Sepak Bola MU John Murtough mengenai alasan pihaknya merekrut Ten Hag dalam wawancara di MUTV.
AFP/OZAN KOSE
Pelatih Ajax Amsterdam Erik ten Hag memberikan keterangan pers menjelang laga versus Besiktas pada penyisihan grup Liga Champions Eropa, November 2021 lalu. Ten Hag resmi ditunjuk sebagai manajer baru Manchester United mulai musim depan.
Murtough lantas memastikan, kemitraan MU bersama Ten Hag adalah jangka panjang. Ia menyadari Ten Hag membutuhkan waktu untuk mengembalikan MU ke level kompetitif demi bersaing meraih trofi, terutama di Liga Inggris.
Oleh karena itu, Ten Hag diberikan kontrak berdurasi tiga tahun serta opsi tambahan satu musim, sehingga ia berpotensi menangani skuad MU hingga Juni 2026. Ten Hag akan menjadi manajer tetap MU kelima setelah Sir Alex Ferguson pensiun pada akhir musim 2012-2013. Selain itu, Ten Hag juga berstatus manajer asing ke-74 di Liga Primer Inggris.
Jamie Carragher, kolumnis Sky Sports, menilai Ten Hag punya seluruh bekal untuk mengembalikan kejayaan MU. Namun, ia mengingatkan, Ten Hag masih perlu waktu untuk melakukan perubahan, baik dalam hal permainan tim maupun gelar juara.
Ten Hag pun bertekad mengeluarkan MU dari zaman kegelapan mengingat mereka tidak lagi pernah mengangkat trofi sejak musim 2016-2017. Musim ini, MU bukan hanya gagal memenuhi target menjadi pesaing gelar liga, melainkan juga terancam absen di Liga Champions Eropa musim depan.
”Saya sangat tertarik dengan tantangan di masa depan sebagai manajer MU. Saya tahu sejarah besar MU dan hasrat fans. Saya berambisi mengembangkan tim agar bisa meraih kesuksesan yang pantas dicapai klub ini,” kata Ten Hag.
AFP/INA FASSBENDER
Pelatih Ajax Amsterdam Erik Ten Hag memimpin latihan timnya menjelang duel versus Borussia Dortmund pada ajang Liga Champions Eropa, November 2021 lalu. Pada Kamis (21/4/2022), Ten Hag resmi ditunjuk sebagai manajer baru Manchester United mulai musim depan.
Selain merekrut Ten Hag, MU juga dalam tahap negosiasi akhir untuk mengontrak Mitchell van der Gaag, asisten pelatih Ajax. Van der Gaag adalah tangan kanan Ten Hag di Ajax sejak 2019 silam.
Perlu waktu
Jamie Carragher, kolumnis Sky Sports, menilai, Ten Hag punya seluruh bekal untuk mengembalikan kejayaan MU. Namun, ia mengingatkan, Ten Hag masih perlu waktu untuk melakukan perubahan, baik dalam hal permainan tim maupun gelar juara. Ia ragu Ten Hag bisa langsung membawa MU bersaing dengan Manchester City dan Liverpool musim depan.
”Masih sangat sulit menjangkau dua tim terbaik itu, musim depan. Tetapi, secara perlahan, MU bisa kembali menjadi tim yang berada di posisi empat besar,” ucap Carragher.
Sebelum memberikan gelar juara, Ten Hag tentunya ingin menghadirkan permainan yang diidamkannya bersama MU. Keinginan itu bukan hal mudah apabila membandingkan statistik Ajax dan MU musim ini.
AFP/LINDSEY PARNABY
Ekspresi kekecewaan gelandang Manchester United, Fred, seusai berakhirnya laga versus Leicester City pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, 2 April 2022 lalu. Laga itu berakhir imbang, 1-1.
Ajax rata-rata mengemas 67,4 persen penguasaan bola dan 84,8 persen akurasi operan per laga di Liga Belanda. Sementara MU hanya membuat rata-rata 53 persen penguasaan bola di kompetisi domestik musim ini.
Tak heran, MU sulit bersaing dengan tiga tim teratas di Inggris musim ini, yaitu City, Liverpool, dan Chelsea, yang memiliki rata-rata penguasaan bola di atas 60 persen.
Pengalaman City
Ketika MU tengah membangun asa untuk bangkit bersama Ten Hag, City telah menikmati masa keemasannya di era manajer Pep Guardiola. ”The Citizens” unggul pengalaman dibandingkan rivalnya, Liverpool, dalam perebutan trofi juara Liga Inggris musim ini.
Meskipun Liverpool menekan hebat, City tetap optimistis karena punya bekal pengalaman saat juara musim 2018-2019. Ketika itu, City menjadi kampiun dengan keunggulan tipis, satu poin, dari Liverpool.
Musim itu dikenal sebagai pertarungan tersengit menuju juara di era Liga Primer Inggris. Pasalnya, untuk pertama kali, dua tim teratas mengoleksi lebih dari 90 poin. City menjadi juara dengan 98 poin, sedangkan Liverpool finis kedua dengan 97 poin.
AFP/OLI SCARFF
Reaksi Manajer Manchester City Pep Guardiola saat timnya melawan Brighton and Hove Albion pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Manchester, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. City memenangi laga itu, 3-0.
”Momen seperti musim ini terjadi pada tiga tahun lalu. Kami bisa menang 14 laga beruntun untuk juara. Jadi, jika memenangkan laga-laga tersisa. kami akan merayakan gelar. Apabila gagal, kami akan memberikan selamat ke Liverpool,” kata Guardiola seusai timnya memukul Brighton & Hove Albion, 3-0, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB, di Stadion Etihad.
Kepercayaan diri Guardiola memiliki dasar yang kuat. Performa The Citizens musim ini amat mirip dengan penampilan mereka di liga itu pada edisi 2018-2019 silam. Hal itu terlihat dari sejumlah catatan statistik. Pada musim ini, City rata-rata mengoleksi 68 persen penguasaan bola per laga. Jumlah yang sama juga tercipta pada tiga musim lalu.
Kreasi peluang City pada musim ini juga nyaris identik dengan tiga musim lalu. Pada musim 2018-2019, City menghasilkan sekitar 17,84 tembakan per 90 menit. Musim ini, Kevin De Bruyne dan kawan-kawan menghasilkan 17,97 tembakan per 90 menit.
Tak heran, dua situs analisis data olahraga, Opta dan FiveThirtyEight, menjagokan City kembali menjuarai Liga Inggris musim ini. Opta memprediksi peluang City juara sebesar 61 persen, adapun FiveThirthyEight menilai kans itu 64 persen. (REUTERS)