Seburuk apa pun tren mereka, Arsenal tidak pernah rela kehilangan muka dalam Derbi London. “Si Meriam” bangkit pada saat yang tepat dengan mencuri kemenangan di markas Chelsea.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS – Rentetan tiga kekalahan beruntun tidak membuat Arsenal terpuruk dalam Derbi London melawan Chelsea. Ledakan “Si Meriam” yang sudah cukup lama hilang, justru bermunculan lagi saat mencuri kemenangan 4-2 di markas lawan. Bukayo Saka dan rekan-rekan tampak terlecut atmosfer panas derbi, tidak mau kalah dengan rival sekota.
Tanpa diduga, Arsenal berhasil meraup tiga poin dari Stadion Stamford Bridge, London, pada Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Padahal, skuad asuhan manajer Mikel Arteta ini datang ke markas Chelsea dengan tren tiga kekalahan beruntun, melawan Southampton, Brighton Hove Albion, dan Crystal Palace. Mereka tampil buruk dalam tiga laga tersebut.
“Si Meriam” tiba-tiba menunjukkan wajah berbeda dalam derbi. Setelah hanya mencetak satu gol dari tiga laga sebelumnya, mereka tiba-tiba meledak dengan empat gol langsung ke gawang Chelsea. Sepasang gol striker Eddie Nketiah, serta satu gol penyerang sayap Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe, mengulang kisah kemenangan Arsenal di Stamford Bridge pada musim lalu.
“Kami ingin memberikan sesuatu kepada penggemar (dalam derbi) yang sudah percaya dengan tim ini dan berhasil melakukannya. Kami menunjukkan karakter dan keinginan bertarung. Kemenangan ini sangat berarti, sangat sulit menghadapi tiga kekalahan beruntun,” ucap Saka yang menutup laga lewat gol penalti di injury time.
Perjudian Arteta mengubah formasi tim terbayar lunas. Sang manajer yang biasa memainkan formasi 4-2-3-1, menurunkan tiga bek tengah sekaligus, yaitu Ben White, Rob Holding, dan Gabriel Magalhaes. White ditempatkan agak ke kanan untuk mendukung serangan. Gelandang bertahan Mohamed Elneny yang terakhir bermain pada awal Januari, juga kembali diturunkan.
Banyaknya pemain bertipe defensif membuat Arsenal lebih stabil. Mereka bisa sedikit lebih tenang menghadapi duel derbi yang berlangsung sengit dengan intensitas tinggi. Adapun pemain kedua tim saling menciptakan kesalahan karena tekanan tinggi ke pertahanan masing-masing.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel berkata, tim tamu menang karena efektif memanfaatkan kesalahan. “Semua karena tingkat kesalahan yang kami buat, jumlah kesalahan yang kami lakukan di kandang. Mustahil untuk memenangkan pertandingan dengan begitu banyak kesalahan,” ucapnya.
Arsenal unggul lebih dulu lewat Nketiah yang memanfaatkan blunder dari bek tuan rumah Andreas Christensen. Hanya empat menit berselang, Chelsea langsung membalas dengan gol Timo Werner. Gol itu juga seperti jatuh dari langit. Bola berbelok arah setelah terkena blok pemain bertahan Arsenal.
Saya pernah bermain di Chelsea sampai tim U-14 dan kemudian dibuang dari tim. Anda selalu ingin membuktikan diri ketika diperlakukan seperti itu. (Eddie Nketiah)
Saka dan rekan-rekan kembali unggul pada paruh pertama. Kali ini, giliran Smith Rowe yang sukses mengeksekusi serangan balik cepat Arsenal. Namun, tim tamu juga hilang keunggulan lagi sebelum turun minum. Kesalahan White di lini pertahanan, dimanfaatkan Chelsea yang berujung gol bek sayap Cesar Azpilicueta.
Tuchel tidak puas dengan performa lini pertahanan. Dia langsung mengganti Christensen dengan bek veteran Thiago Silva saat paruh kedua dimulai. Giliran Silva yang memimpin trio bek dalam formasi 3-4-1-2 milik “Si Biru”.
Pergantian itu tidak cukup untuk menghentikan energi besar seorang Nketiah. Striker yang belum mencetak gol di liga sejak awal musim itu, membawa Arsenal unggul lagi. Dengan pergerakan lincah, dia mampu merebut kembali bola yang semula hilang. Kemelut di kotak penalti Chelsea itu pun kembali menjadi petaka tuan rumah.
Menurut Nketiah, laga ini cukup emosional baginya. “Saya pernah bermain di Chelsea sampai tim U-14 dan kemudian dibuang dari tim. Anda selalu ingin membuktikan diri ketika diperlakukan seperti itu. Namun, ini semua bukan hanya tentang saya, lebih bagaimana tim kami bisa bangkit,” tambahnya.
Tertinggal 2-3, Chelsea langsung mengepung pertahanan sang rival. Tuchel juga memasukkan Kai Havertz untuk mengganti Romelu Lukaku yang tidak banyak berkontribusi sejak menit pertama. Beberapa peluang hadir dari sisi sayap, tetapi berhasil diamankan Arsenal yang mulai mengubah formasi jadi 5-4-1.
Kesabaran “Si Meriam” berbuah manis. Setelah peluang serangan balik berkali-kali, mereka akhirnya mendapat hadiah penalti. Azpilicueta menarik Saka yang sedang ingin mengejar umpan silang. Saka pun mengeksekusi tendangan dari titik putih dengan sempurna, ke kanan gawang mengecoh kiper Edouard Mendy.
Tim asuhan Arteta pun kembali menyalakan asa untuk masuk empat besar. Mereka berada di peringkat kelima dengan koleksi 57 poin, sama dengan peringkat ke-4 Tottenham Hotspur. Arsenal hanya tertinggal dalam selisih gol. Adapun kedua tim tersebut masih akan bermain enam pertandingan lagi.
“Saya berkata kepada para pemain, kalian harus memenangi laga di tempat seperti ini jika ingin bermain di Liga Champions. Mereka menjawab itu. Yang sangat saya suka adalah spirit dari para pemain. Kami sangat senang karena berhasil bangkit di Derbi London,” ujar Arteta. (AP/REUTERS)