PB Perbakin akan mengandalkan petembak muda di SEA Games 2021. Walau beberapa baru menjalani debut di ajang itu, kemampuan mereka diyakini mampu membantu Indonesia mempertahankan predikat juara umum cabang menembak.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia atau PB Perbakin akan mengandalkan para petembak muda dalam SEA Games Vietnam 2021, 12-23 Mei mendatang. Walau beberapa atlet baru menjalani debut di ajang itu, kemampuan mereka diyakini mampu untuk membantu Indonesia mempertahankan predikat juara umum cabang menembak yang diraih pada SEA Games Filipina 2019.
Disiplin menembak senapan angin, misalnya, yang dipertandingkan di level Olimpiade, bakal diperkuat oleh sembilan atlet dari 17 atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang disiapkan untuk SEA Games 2021. Sembilan atlet itu terdiri dari tiga putra dan enam putri. Mereka akan mengikuti semua nomor pertandingan yang ada, yakni 10 meter individu putra, 10 meter individu putri, 10 meter tim putri, 10 meter tim campuran, 50 meter tiga posisi individu putra, dan 50 meter tiga posisi individu putri.
Praktis, dari sembilan atlet, hanya tiga yang berusia lebih dari 25 tahun, yakni Paragra Duncan (28) di 10 meter individu putra, 10 meter tim campuran, dan 50 meter tiga posisi individu putra, Monica Daryanti (27) di 10 meter individu putri dan 10 meter tim putri, serta Diaz Kusumawardani (26) di 50 meter tiga posisi individu putri. Paragra baru akan menjalani debut di SEA Games kali ini.
Sisanya, para atlet masih berusia di bawah 25 tahun. Di putra, ada Fathur Gustafian (23) di 10 meter individu putra, 10 meter tim campuran putra, dan 50 meter tiga posisi individu putra serta Davin Rosyiid Wibowo (22) di 10 meter individu putra dan 50 meter tiga posisi individu putra.
Di putri, ada Dewi Laila Mubarokah (23) di 10 meter individu putri, 10 meter tim putri, dan 10 meter tim campuran, Citra Dewi Resti (18) di 10 meter individu putri, 10 meter tim putri, dan 10 meter tim campuran. Kemudian, ada Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (20) dan Audrey Zahra Dhiyaanisa (17) di 50 meter tiga posisi individu putri. Davin, Dewi, Citra, dan Audrey adalah wajah baru di SEA Games.
Dengan komposisi itu, asisten pelatih senapan angin pelatnas Ipung Saeful Tammamie saat ditemui di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Kamis (21/4/2022), mengatakan, timnya berupaya untuk membantu Indonesia mempertahankan juara umum menembak SEA Games.
Di SEA Games 2019, mereka merebut dua emas dari tiga nomor yang ada, yakni melalui Vidya di 10 meter individu putri dan Fathur/Vidya di 10 meter tim campuran, serta satu perak dari Fathur di 10 meter individu putra. Pada SEA Games 2021, mereka optimistis bisa membawa pulang medali dari enam nomor yang ada.
Peluang Indonesia dengan lawan terberat, Singapura dan Thailand, 50:50. Sekarang, kami berusaha untuk meningkatkan satu persen saja dari peluang itu. Caranya, dengan mengoptimalkan program latihan last minute di Hongaria Terbuka, akhir bulan ini.
”Peluang Indonesia dengan lawan terberat, Singapura dan Thailand, 50:50. Sekarang, kami berusaha untuk meningkatkan satu persen saja dari peluang itu. Caranya, dengan mengoptimalkan program latihan last minute di Hongaria Terbuka, akhir bulan ini. Di sana, para atlet bakal bertemu petembak-petembak Eropa yang sudah level dunia. Itu diharapkan bisa memacu atlet meningkatkan kemampuannya bukan lagi untuk bersaing di level Asia Tenggara ataupun Asia, melainkan dunia,” tutur Ipung.
Ipung mengatakan, mereka percaya diri dengan kemampuan para atlet yang sebagian masih berusia muda tersebut. Citra contohnya, meski masih muda dan baru bergabung dengan pelatnas, atlet asal Jawa Barat itu sudah bisa mendekati rekor skor terbaik milik Vidya. Dalam ISSF Grand Prix di Jakarta, Februari lalu, Citra mencatat skor 626,4 poin pada babak kualifikasi.
Skor itu hampir menyamai capaian Vidya dengan 627,8 poin dalam seri Piala Dunia di New Delhi, India, tahun lalu, yang mengantarkannya lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Adapun Vidya, pasca-Olimpiade, grafiknya di 10 meter terus melorot sehingga dialihkan untuk sementara ke 50 meter tiga posisi. Itu akibat faktor penurunan berat badan dari program diet yang dijalaninya.
Selain itu, ada Audrey. Atlet asal Jawa Barat itu lumayan menonjol di 50 meter tiga posisi. Bahkan, di usia 16 tahun, dia menjadi tim inti Indonesia yang meraih perunggu nomor pertandingan tersebut dalam seri Piala Dunia di New Delhi tahun lalu. Itu merupakan medali pertama yang didapat Indonesia dalam gelaran tersebut. Ketika itu, tim Indonesia beranggotakan Audrey, Vidya, dan Monica.
”Dari sisi kemampuan, para atlet muda itu tidak kalah dengan atlet-atlet kawakan dari Singapura dan Thailand. Sekarang, yang paling penting untuk dijaga adalah mental berlomba. Sebab, menembak ini olahraga unik. Hari ini bisa menembak dengan bagus, besok belum tentu bisa sama. Kalau ada faktor yang mengganggu konsentrasi, hasilnya bisa jauh menurun,” ungkap Ipung.
Menurut Audrey, dirinya sudah siap untuk berlomba. Apalagi selama pelatnas, pengurus ataupun pelatih telah memberikan dukungan terbaik. Kini, tidak ada lagi cerita atlet kekurangan amunisi dan kesempatan menambah jam terbang dalam kejuaraan internasional karena pengurus sudah menyediakan amunisi berlebih dan mengagendakan atlet ikut kejuaraan setiap bulan, baik kejuaraan internasional yang dibuat di dalam negeri maupun ikut kejuaraan internasional di luar negeri.
Pelatih kepala asal Iran, Ebrahim Inanlou alias Ali Reza, pun berupaya meningkatkan kemampuan atlet, baik dari sisi teknis maupun nonteknis. Ali dinilai mampu memunculkan kepercayaan diri atlet dari hal-hal terkecil, seperti memacu kedisiplinan mulai dari merapikan tempat tidur sehabis tidur dan cara berjalan seorang juara.
”Di SEA Games nanti, saya berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia, setidaknya saya bisa mencatat skor lebih baik dibanding skor terbaik saya, 1.153 poin, yang dibuat dalam latihan akhir-akhir ini,” kata Audrey yang merengkuh tiga emas dan dua perak dari lima nomor pertandingan yang diikutinya pada Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 lalu.
Ketua Harian PB Perbakin Siswanto menyampaikan, dengan 17 atlet yang disiapkan, mereka ditargetkan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mempertahankan juara umum menembak. Untuk mencapai itu, mereka sedikitnya mesti merebut delapan emas dari 22 nomor pertandingan yang ada.
Target itu tidak mudah. Belum lagi, mereka bermain di kandang Vietnam yang terkenal jago di disiplin menembak pistol. ”Saat ini, kami berusaha mengajukan kepada pemerintah agar diizinkan menambah 11 atlet dengan pembiayaan mandiri. Kalau dikabulkan, kekuatan tim bisa lebih optimal. Apalagi, untuk aman mengunci juara umum, kami harus mendapatkan paling tidak 10 emas,” ucapnya.
Sewaktu di SEA Games 2019, secara total, Indonesia bisa menggondol tujuh emas, enam perak, dan dua perunggu dari 14 nomor pertandingan. Mereka unggul atas Thailand di urutan kedua dengan empat emas, satu perak, dan dua perunggu serta atas Filipina di tempat ketiga dengan tiga emas, tiga perak, dan satu perunggu.