Disparitas Kualitas MU-Liverpool Kian Menganga
Liverpool menegaskan keunggulan kualitas atas Manchester United di musim ini. ”Si Merah” mengalahkan MU dengan agregat 9-0 dalam dua duel di Liga Inggris. Hasil itu menjadi catatan memalukan bagi ”Setan Merah”.
LIVERPOOL, RABU — Persaingan antara Liverpool dan Manchester United adalah salah satu rivalitas terbesar dalam sepak bola Inggris. Pertarungan gengsi kedua tim amat terlihat dalam persaingan koleksi gelar liga terbanyak yang masih dipimpin MU dengan 20 trofi, sedangkan Liverpool telah mengoleksi 19 trofi. Namun, di musim ini, ”Si Merah” membuktikan telah memiliki kualitas tim dan permainan jauh di atas MU.
Dalam dua pertemuan di Liga Primer Inggris edisi 2021-2022, Liverpool mengoleksi back-to-back kemenangan atas ”Setan Merah”. Liverpool melibas MU 4-0 pada laga pekan ke-33 liga, Rabu (20/4/2022) dini hari WIB, di Stadion Anfield. Sebelumnya, Si Merah membenamkan sang rival dengan skor mencolok 5-0 pada pertemuan pertama di Stadion Old Trafford, 24 Oktober lalu.
Baca Juga: Beban Berat Menanti Ten Hag di Manchester United
Itu menjadi rekor kemenangan terbesar secara agregat yang dihasilkan Liverpool atas MU dalam satu musim di era Liga Primer Inggris. Selain itu, MU untuk pertama kali gagal membobol gawang Liverpool dalam satu musim liga.
Oleh karena itu, dua kekalahan telak yang dialami Setan Merah dari Liverpool menghadirkan rasa sedih yang mendalam bagi siapa pun yang mencintai MU. Hal itu dirasakan oleh salah satu legenda MU, Roy Keane.
Ketika menyaksikan kekalahan pertama ada perasaan marah, tetapi kini saya merasakan kesedihan. Anda lihat tim (MU) malam ini tidak memiliki hati, tidak ada jiwa, tidak ada kepemimpinan. Mereka benar-benar kekurangan kualitas yang sejati.
”Ketika menyaksikan kekalahan pertama ada perasaan marah, tetapi kini saya merasakan kesedihan. Anda lihat tim (MU) malam ini tidak memiliki hati, tidak ada jiwa, tidak ada kepemimpinan. Mereka benar-benar kekurangan kualitas yang sejati,” ujar Keane dalam analisis seusai laga di Sky Sports.
Keane melanjutkan, ”Sangat sedih melihat MU kini. Ini bukan klub yang pernah saya bela karena tidak ada perjuangan dan perasaan bermain dengan kebanggaan.”
Lihat Juga: Empat Gol Liverpool Benamkan MU
Pendapat yang sama juga disampaikan Gary Neville, mantan rekan setim Keane di era kejayaan MU pada akhir 1990-an hingga dekade awal 2000-an. Neville menilai kekalahan di dua laga musim ini menghadapi Liverpool membuktikan adanya disparitas kualitas kedua tim di seluruh aspek.
”MU berjarak jutaan mil di belakang Liverpool di seluruh departemen, baik di dalam maupun di luar lapangan. Saya belum pernah melihat tim MU yang layu dan amat buruk dalam permainan sepak bola selama 40 tahun saya hidup,” ucap Neville yang putra asli Manchester dan menganggumi MU sejak kecil.
Neville menambahkan, merosotnya prestasi MU sejak ditinggal Sir Alex Ferguson pada akhir musim 2012-2013 merupakan akumulasi dari berbagai masalah, seperti buruknya manajemen pemilik, pemain yang buruk, dan tertinggalnya fasilitas pusat latihan dibandingkan tim-tim papan atas Inggris lainnya.
Tidak hanya Keane dan Neville, Manajer Interim MU Ralf Rangnick juga malu dan kecewa atas performa yang ditampilkan anak asuhnya di Anfield. Rangnick berdiri di sisi lapangan sejak peluit mula, tetapi ia duduk ketika menyaksikan Mohamed Salah mencetak gol kedua tuan rumah ketika laga baru berjalan 22 menit.
Baca Juga: Jejak Rangnick di Skuad Liverpool
”Kekalahan ini memalukan, mengecewakan, bahkan mungkin menghina nama besar klub. Kami harus mengakui Liverpool enam tahun di depan kami,” kata Rangnick kepada BBC.
Perombakan besar
Lebih lanjut, Rangnick, yang akan memegang peran sebagai penasihat klub untuk dua musim mendatang, menegaskan, MU perlu melakukan perombakan besar-besaran di dalam skuad. Namun, katanya, kedatangan pemain baru itu harus menyesuaikan kebutuhan manajer baru.
Adapun MU hanya butuh membayar klausul pelepasan Erik ten Hag dari Ajax Amsterdam untuk meresmikan penunjukan juru taktik asal Belanda itu sebagai manajer baru. Ten Hag akan menjadi manajer keenam MU dalam sembilan tahun terakhir.
”Bagi saya, kami jelas butuh enam, delapan, mungkin sepuluh pemain baru. Sebelum membeli pemain (baru) itu, Anda harus paham bagaimana sepak bola yang ingin dimainkan,” ucap Rangnick, juru taktik asal Jerman itu.
Baca Juga: Secercah Cahaya untuk Manchester United
Keane menyebut tiga pemain yang diturunkan Rangnick dalam susunan 11 pemain inti tidak layak mengenakan seragam MU. Mereka adalah Jesse Lingard, Marcus Rashford, dan Harry Maguire, sang kapten.
”Lingard seharusnya meninggalkan MU dua tahun lalu, lalu Rashford bermain seperti bocah karena sentuhan buruknya. Kualitas operan dan bertahan Maguire tidak bisa diterima. Mereka tidak cukup bagus bermain untuk MU,” kata Keane yang membela MU pada 1993 hingga 2005.
Alhasil, satu-satunya perbincangan positif yang hadir di kubu MU ialah tepuk tangan penghormatan dari puluhan ribu pendukung Liverpool untuk Cristiano Ronaldo pada menit ke-7. Itu merupakan bentuk dukungan fans Liverpool untuk ”CR7” yang tengah berduka karena sang putra yang baru lahir, Senin (18/4) kemarin, wafat.
Atas musibah itu, Ronaldo pun tidak masuk dalam daftar skuad MU yang berlaga di Anfield. Selain tepuk tangan penghormatan, pendukung Liverpool juga menyanyikan sebait dukungan berbunyi, ”Cristiano Ronaldo, you’ll never walk alone!”.
Baca Juga: Spurs Buat MU Menyesal Batal Rekrut Conte?
Pembuktian Salah
Ketika MU tengah mengalami krisis identitas, Salah, penyerang Liverpool, membuktikan kembali ketajamannya untuk Si Merah di musim ini. Dua golnya untuk menaklukkan kiper MU, David De Gea, menjadikan Salah sebagai pemain pertama yang mencetak lima gol ke gawang MU dalam satu musim Liga Primer Inggris.
Ia pun menjadi pemain kedua yang mencetak gol dan menghasilkan asis pada dua laga kontra MU dalam semusim. Capaian itu sebelumnya diciptakan Mesut Oezil kala membela Arsenal di musim 2015-2016.
Selain gol pertama pada menit ke-22, Salah melengkapi kemenangan Liverpool melalui gol di menit ke-85. Pemain berjuluk ”Raja Mesir” itu juga menciptakan asis untuk gol pembuka Liverpool yang dicetak Luis Diaz ketika laga baru berusia 5 menit. Satu gol Liverpool lainnya dihasilkan Sadio Mane di menit ke-68.
Secara total, Salah telah menghasilkan 30 gol di seluruh ajang pada musim ini. Sebanyak 22 gol di antaranya tercipta di liga.
Baca Juga: Manchester United Memulai Pencarian Manajer Baru
Manajer Liverpool Juergen Klopp amat menikmati performa anak asuhnya yang membuat MU tidak berdaya. Dominasi Liverpool amat terlihat dengan koleksi 72 persen penguasaan bola dan 14 kreasi peluang, sedangkan MU hanya mencatatkan 28 persen penguasaan bola dan menciptakan dua tembakan.
Di babak pertama, Liverpool bahkan mencapai 78 persen penguasaan bola. Sedikit penurunan penguasaan bola itu didasari pemain MU yang lebih berani melakukan pressing dan beberapa kali melakukan operan pendek di babak kedua.
”Kami tidak bertujuan memalukan lawan karena yang kami lakukan adalah menampilkan permainan yang kami inginkan. MU memang sedang tidak dalam momen baik, tetapi kemenangan ini terasa besar bagi fans dan mereka pantas merasakan kebahagiaan ini,” ujar Klopp.
Klopp pun memuji performa empat pemain depan yang diturunkannya, yaitu Salah, Mane, Diaz, dan Diogo Jota yang masing-masing berkontribusi pada empat gol yang dihasilkan. Salah, Mane, dan Diaz saling membantu menciptakan gol, lalu Jota, yang masuk menggantikan Mane pada menit ke-70, adalah penyumbang asis untuk gol kedua Salah.
Berkat kemenangan atas sang rival, Liverpool untuk sementara mengudeta posisi puncak klasemen dari City. Si Merah mengoleksi 76 poin dan unggul dua poin atas City yang baru menjalani laga pekan ke-33 menghadapi Brighton & Hove Albion, Kamis (21/4) dini hari WIB, di Stadion Etihad. (AFP)