Prestasi AS Roma memang tak menonjol di Italia. Tapi, di Eropa, mereka bisa menjaga marwah sepak bola negaranya. Mereka satu-satunya wakil Italia yang bisa menembus semi final tiga kompetisi Eropa lima musim terakhir.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Meskipun prestasi di kompetisi domestik tidak mentereng, AS Roma menjadi wakil Italia tersukses dalam kompetisi Eropa lima musim terakhir. Klub berjuluk Serigala Ibu Kota itu menjadi satu-satunya tim Eropa yang menembus semi final tiga kompetisi Eropa lima musim ini, yakni di Liga Champions 2017/2018, Liga Europa 2020/2021, dan Liga Konferensi Eropa 2021/2022.
Prestasi AS Roma di Serie A Liga Italia memang tidak menonjol. Lima musim terakhir, prestasi terbaik klub berjuluk Si Merah-Oranye itu hanya runner-up musim 2016/2017. Sisanya, mereka berada di urutan ketiga musim 2017/2018, peringkat keenam musim 2018/2019, kelima musim 2019/2020, dan ketujuh musim 2020/2021. Di musim ini, mereka masih tertahan di tempat kelima dengan 57 poin dari 32 laga.
Namun, di tingkat Eropa, capaian AS Roma justru jauh lebih baik dibanding para juara Italia. Lima musim terakhir, mereka adalah klub Italia satu-satunya yang mampu menembus semi final Liga Champions, yakni pada musim 2017/2018. Saat itu, mereka kalah agregat 6-7 (2-5, 4-2) dari raksasa Inggris Liverpool.
Di kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Eropa, Roma lolos semi final musim 2020/2021. Ketika itu, mereka kalah agregat 5-8 (2-6, 3-2) dari klub kawakan Inggris Manchester United. Satu-satunya wakil Italia yang mencapai prestasi lebih baik di ajang tersebut, yakni Inter Milan sewaktu menjadi runner-up musim 2019/2020.
Roma meneruskan grafik positifnya dengan menembus semifinal kompetisi kasta ketiga Eropa, Liga Konferensi Eropa 2021/2022. Dalam ajang edisi perdana itu, Lorenzo Pellegrini dan kawan-kawan memastikan lolos babak empat besar usai menang agregat 5-2 (1-2, 4-0) atas klub asal Norwegia Bodo/Glimt di perempat final.
”Berada di semifinal merupakan hal yang paling penting. Sejak menit pertama, kami bermain dengan tekanan, intensitas, dan kualitas yang tinggi dari lini belakang hingga depan. Kami merasa permainan hari ini milik kami, bahkan saat kedudukan 2-0,” ujar pelatih Roma, Jose Mourinho, dilansir Football-Italia dari Sky Sport Italia seusai menang 4-0 atas Bodo/Glimt dalam laga kedua perempat final Liga Konferensi Eropa di Roma, Jumat (15/4/2022).
Capaian kali ini membuat Roma menjadi satu-satunya klub Italia menembus semifinal kompetisi Eropa. Mereka bak pelipur lara suramnya sepak bola negeri spaghetti akhir-akhir ini. Selain timnas Italia yang gagal lolos ke Piala Dunia Qatar 2022 pasca kalah 0-1 dari Makedonia Utara dalam play-off kualifikasi, Jumat (25/3) lalu, enam klub Italia lainnya gugur lebih dini di kompetisi Eropa masing-masing.
Juara Serie A musim lalu, Inter Milan gugur di 16 besar Liga Champions. Juventus pun demikian, gugur di 16 besar Liga Champions. Atalanta terpental dari Liga Champions ke Liga Eropa tetapi tersingkir di perempat final Liga Eropa. Runner-up Serie A musim lalu, AC Milan malah gugur di penyisihan grup Liga Champions. Napoli dan Lazio tersingkir di 32 besar Liga Eropa.
Berdasarkan pemeringkatan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) per 15 April 2022, prestasi itu membawa Roma berada di urutan ke-11 klub Eropa dengan 91.000 poin. Dari Italia, mereka cuma kalah dari Juventus yang berada di peringkat kedelapan dengan 107.000 poin. Juara bertahan Serie A, Inter Milan justru berada di tempat ke-23 dengan 67.000 poin. Klub Jerman Bayern Munchen di puncak klasemen dengan 137.000 poin.
Kegemilangan Roma di tingkat Eropa boleh jadi disebabkan ambisi pemilik Roma yang ingin mengantarkan timnya berbicara lebih banyak di Benua Biru. Sejak resmi mengakuisisi saham mayoritas AS Roma musim panas 2020, penguasa asal Amerika Serikat Dan Friedkin berkomitmen untuk membawa Roma bisa bersaing meraih prestasi di Italia maupun Eropa. ”Seperti yang disampaikan para fans, ambil klub ini dan jadikanlah salah satu nama terhebat dalam sepak bola dunia. Kami bermaksud melakukan itu,” terang Friedkin dalam laman resmi AS Roma ketika itu.
Langkah awal Friedkin membawa Roma menuju era baru, antara lain membenahi pondasi klub mulai dari perbaikan fasilitas latihan di kawasan Trigoria, Roma dan menaruh orang-orang kompeten di jajaran direksi ataupun manajemen. Usai mendatangkan direktur klub Portugal Benfica, Tiago Pinto sebagai Direktur Olahraga per 1 Januari 2021, Roma merekrut pelatih kawakan asal Portugal, Mourinho per 1 Juli 2021.
Friedkin percaya kolaborasi Pinto dan Mourinho bisa mengantarkan Roma menuju jalur yang tepat untuk merebut prestasi. ”Kami paham bahwa membangun kesuksesan di bidang olahraga butuh waktu, kesabaran, dan orang yang tepat di posisi yang tepat. Kami sangat yakin Jose (Mourinho) adalah pelatih yang sempurna untuk proyek kami, baik untuk masa depan maupun jangka panjang,” ungkap Pinto tak lama dari pengumuman perekrutan Mourinho.
Kami senang bisa melaju ke semifinal. Namun, kami tidak ingin berhenti sampai di sini. (Nicolo Zaniolo)
Mourinho pernah menyampaikan, tidak mudah untuk langsung membawa Roma menjadi juara. Namun, dia optimis semua bisa terwujud jika semua unsur klub mendukung secara penuh. Untuk musim perdananya, dirinya menargetkan Roma bisa mengangkat trofi Liga Konferensi Eropa.
Kemenangan di Liga Konferensi Eropa bisa menjadi tonggak awal Roma menancapkan taji di level Eropa. Apalagi pasca meraih trofi Piala Fairs yang notabene kompetisi cikal bakal Liga Europa pada 1960/1961, Roma belum pernah lagi mengangkat trofi di ajang Benua Biru. ”Kami senang bisa melaju ke semifinal. Namun, kami tidak ingin berhenti sampai di sini,” tegas Nicolo Zaniolo, penyerang Roma yang mencetak tiga gol ke gawang Bodo/Glimat kepada Sky Sport Italia.