Perjalanan karier Stefanos Tsitsipas bagai jalan di tempat karena kalah bersaing dengan rival seangkatan, Daniil Medvedev dan Alexander Zverev. Tsitsipas punya kesempatan ”mereset” ulang motivasi di Monte Carlo Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MONTE CARLO, KAMIS — Petenis tunggal putra peringkat kelima dunia, Stefanos Tsitsipas, tampil tak konsisten pada persaingan di lapangan keras pada awal musim kompetisi 2022. Dia punya kesempatan memperbaikinya pada penampilan di lapangan tanah liat yang dimulainya dalam turnamen ATP Masters 1000 Monte Carlo, 10-17 April.
Tsitsipas melaju ke perempat final setelah mengalahkan Laslo Djere, 7-5, 7-6 (1), pada babak ketiga di Lapangan Rainier III, Monte Carlo Country Club, Monte Carlo, Monako, Kamis (14/4/2022). Tugas Tsitsipas pada salah satu turnamen pemanasan Grand Slam Perancis Terbuka ini adalah mempertahankan gelar juara.
Gelar dari Monte Carlo 2021, setelah mengalahkan Andrey Rublev pada final, menjadi yang pertama bagi petenis Yunani itu dari turnamen berlevel ATP Masters 1000. Dia pernah mencapai final Kanada Masters 2018 dan Madrid Masters 2019, tetapi kalah.
Tsitsipas, yang pernah berperingkat ketiga dunia pada 2019, mulanya berada sejajar dengan Daniil Medvedev dan Alexander Zverev. Mereka menjadi bagian dari ”NextGen” sebagai generasi penerus ”Big Three”.
Namun, perjalanan karier juara Final ATP 2019 itu seperti jalan di tempat. Dalam persaingan turnamen ATP Masters 1000, dia baru mendapat satu gelar juara, sedangkan Medvedev memiliki empat gelar dan Zverev dengan lima gelar.
Tantangan makin besar ketika petenis generasi baru, seperti Carlos Alcaraz, menunjukkan kemajuan. Alcaraz, petenis Spanyol berusia 18 tahun, bahkan selalu menang pada dua pertemuan dengan Tsitispas, yaitu pada babak ketiga Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2021 dan babak keempat Miami Masters 2022. Di Miami pula, Alcaraz meraih gelar pertama dari turnamen Masters 1000.
Awal perjalanan Tsitsipas pada tahun ini, pada persaingan di lapangan keras, sebenarnya tak terlalu buruk. Dia mencapai semifinal Australia Terbuka, lalu tampil pada final ATP 500 Rotterdam sebelum dikalahkan Felix Auger-Aliassime. Namun, petenis berusia 23 tahun itu tak konsisten. Pada dua turnamen terakhir di level Masters 1000 di Amerika Serikat, Tsitsipas hanya bertahan hingga babak ketiga di Indian Wells dan babak keempat Miami.
Musim persaingan di lapangan tanah liat, yang dimulai April, menjadi momen yang tepat untuk mereset permainan, motivasi, dan mentalnya. Apalagi, Tsitsipas bisa tampil cukup baik di lapangan tersebut.
Gelar pertama dari ajang ATP didapat dari turnamen lapangan tanah liat Estoril 2019. Trofi juara dari Monte Carlo 2021 juga diperoleh setelah dia melewati tantangan di lapangan berkarakter lambat itu. Satu-satunya final Grand Slam, juga didapat di tanah liat, yaitu Perancis Terbuka 2021, sebelum kalah dari Novak Djokovic.
Semoga penampilan saya bisa membaik. Saya harus tetap termotivasi karena lawan berikutnya pasti tak akan mudah.
”Semoga penampilan saya bisa membaik. Saya harus tetap termotivasi karena lawan berikutnya pasti tak akan mudah,” kata Tsitsipas yang akan melawan Diego Schwartzman pada perempat final, Jumat (15/4/2022). Petenis Argentina itu mengalahkan petenis muda Italia, Lorenzo Musetti, 2-6, 6-4, 6-3, pada babak ketiga, Kamis (14/4/2022).
”Diego bergerak sangat baik di lapangan tanah liat. Saya harus mewaspadai itu,” kata Tsitsipas.
Sementara petenis unggulan yang tersingkir terus bertambah. Casper Ruud, yang ditempatkan sebagai unggulan keempat, kalah dari Grigor Dimitrov 3-6, 5-7. Pada babak sebelumnya, kekalahan dialami unggulan teratas, Novak Djokovic, Felix Auger-Aliassime (6), Cameron Norrie (7), dan Carlos Alcaraz (8).
Sementara, langkah petenis AS, Sebastian Korda, yang menyingkirkan Alcaraz pada babak kedua, akhirnya terhenti pada babak ketiga. Dalam persaingan sesama petenis AS, Korda kalah dari unggulan ke-10, Taylor Fritz, 6-7 (4), 5-7. (AFP)