Manchester City dipaksa keluar dari zona kenyamanan oleh Atletico Madrid. Tim bergaya main elegan ini harus menderita bermain defensif selama 45 menit demi tiket semifinal.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/OSCAR DEL POZO
Bek Atletico Madrid, Felipe (kiri), merebut bola dari kaki sayap serang Manchester City, Phil Foden, pada laga kedua perempat final Liga Champions Eropa antara Atletico Madrid dan Manchester City di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Kamis (14/3/2022) dini hari WIB. Karena aksinya, Felipe menerima kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan.
MADRID, KAMIS — Manchester City menjalani dua babak berbanding terbalik di Stadion Wanda Metropolitano, markas Atletico Madrid. City yang merasakan angin surga pada paruh pertama berjibaku dengan panasnya neraka dari gempuran rasa frustrasi tuan rumah pada babak kedua. Kevin de Bruyne dan rekan-rekan beruntung bisa pulang dengan senyum kemenangan.
City memastikan langkah ke semifinal Liga Champions seusai imbang dengan Atletico, 0-0, pada Kamis (14/4/2022) dini hari WIB. Mereka unggul agregat 1-0 berkat modal kemenangan di kandang sendiri, Stadion Etihad, pada laga pertama perempat final.
Meskipun berakhir tanpa gol, duel tim dengan pelatih beda kutub ini berlangsung ramai. Selain laga berintensitas tinggi, kericuhan antarpemain juga sempat terjadi pada akhir babak kedua yang membuat bek Atletico, Felipe, diganjar kartu merah.
Menariknya, City dipaksa menjalani pengalaman bermain yang berbanding terbalik sebelum dan setelah turun minum. Adrenalin mereka berpacu kencang pada paruh kedua. Menurut sang manajer Josep Guardiola, anak asuhnya dipaksa bertahan total menghadapi gempuran sporadis Atletico.
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Reaksi Pelatih Atletico Madrid' Diego Simeone (kiri) terhadap keputusan wasit pada laga kedua perempat final Liga Champions Eropa antara Atletico Madrid dan Manchester City di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Kamis (14/3/2022) dini hari WIB. Laga berakhir imbang 0-0, dan City lolos ke semifinal dengan keunggulan agregat 1-0.
”Kami harus beradaptasi ketika Atletico melakukan perubahan pada babak kedua. Kami tidak bisa memegang bola dan mengembangkan permainan. Kami menderita karena lupa cara bermain seharusnya, selain juga karena tim lawan tampil sangat, sangat bagus,” ucap Guardiola.
Tim tamu bermain sangat nyaman pada 45 menit pertama. Skuad asuhan manajer Josep Guardiola memainkan umpan-umpan pendek seperti sedang dalam sesi latihan. Mereka bisa menguasai 70 persen penguasaan bola karena Atletico yang turun dengan formasi 5-4-1 sangat berhati-hati.
Penyerang tunggal Atletico, Joao Felix, bekerja keras sendirian. Dia beberapa kali merepotkan bek lawan John Stones, tetapi selalu dikepung pemain lain setelah itu. Tim asuhan Pelatih Diego Simeone ini pun hanya sekali melakukan percobaan tembakan. Sementara itu, City nyaris menunggul lewat tendangan Ilkay Gundogan yang membentur tiang.
Angin berbalik arah setelah turun minum. Butuh satu gol untuk menyamakan agregat, skuad Atletico tampil habis-habisan. Simeone menginstruksikan enam pemainnya menekan hingga lini pertahanan lawan. Rasa frustrasi ditunjukkan oleh sosok pelatih yang terkenal dengan sepak bola bertahannya itu. Kata Simeone, dia ingin menang apa pun caranya.
AFP/OSCAR DEL POZO
Pengatur serangan Manchester City, Kevin de Bruyne, ditarik keluar lapangan karena cedera pada babak kedua pada laga kedua perempat final Liga Champions Eropa antara Atletico Madrid dan Manchester City di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Kamis (14/3/2022) dini hari WIB.
”Kami tidak mengubah strategi apa pun. Kami hanya bermain lebih ke depan, lebih menekan, dan mengambil risiko. Para pemain sudah sepakat untuk berjuang mengeluarkan segalanya hingga detik terakhir,” ujar gelandang Atletico, Koke.
”The Citizens” terdesak. Mereka terkurung di separuh lapangan. Atletico terus menyerang lewat umpan langsung ke sisi sayap. Tembakan bertubi-tubi menghujani pertahanan City, salah satunya dari Antoine Griezmann, tetapi belum ada yang tepat sasaran. Tim tamu semakin kehilangan arah setelah De Bruyne, pengatur permainan, ditarik keluar akibat cedera.
Kami tidak bisa memegang bola dan mengembangkan permainan. Kami menderita karena lupa cara bermain seharusnya, selain juga karena tim lawan tampil sangat, sangat bagus.
Simeone berjudi jelang akhir babak kedua. Dia memasukkan lima pemain berkarakter menyerang. Pelatih asal Argentina itu memainkan Yannick Carrasco, Rodrigo De Paul, dan Angel Correa pada menit ke-68. Lalu, dia juga menurunkan penyerang Luis Suarez dan Matheus Cunha pada menit ke-82.
AFP/OSCAR DEL POZO
Penyerang Atletico Madrid, Joao Felix (kanan), dikawal bek Manchester City, John Stones (tengah), pada laga kedua perempat final Liga Champions Eropa antara Atletico Madrid dan Manchester City di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Kamis (14/3/2022) dini hari WIB.
Pergantian itu membuat tim tuan rumah semakin beringas. Mereka tidak membiarkan City bernapas pada 20 menit terakhir, termasuk injury time selama 9 menit. Dukungan lebih dari 65.000 penonton terus melecut Suarez dan kawan-kawan.
Total, Atletico menciptakan 13 tembakan pada 45 menit kedua. City kehabisan akal mengantisipasi tekanan tersebut. Mereka terpaksa mengulur waktu dengan beberapa pemain yang tergeletak untuk mendapat perawatan, seperti dilakukan Fernandinho dan Ederson.
Drama terjadi tepat sebelum injury time. Penyerang sayap City, Phil Foden, ditekel keras oleh bek tuan rumah Felipe. Foden yang tergeletak di lapangan diseret keluar oleh rekan Felipe, Stefan Savic. Para pemain kedua tim pun sempat terlibat keributan.
Dari insiden ini, Felipe dan Savic diganjar kartu kuning. Felipe harus keluar lapangan karena sudah menerima kartu kuning kedua. Tim asuhan Simeone pun harus bermain dengan 10 pemain di sisa waktu.
AFP/OSCAR DEL POZO
Reaksi Pelatih Manchester City Josep Guardiola (kiri) saat gelandang bertahan City, Fernandinho, terbaring di pinggir lapangan setelah dilanggar lawan pada laga kedua perempat final Liga Champions Eropa antara Atletico Madrid dan Manchester City di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Kamis (14/3/2022) dini hari WIB.
Walaupun kalah jumlah pemain, Atletico justru nyaris mencetak gol lewat sepakan keras Correa yang memanfaatkan kemelut di kotak penalti. Namun, kiper City, Ederson, masih bisa menepis bola itu. Peluang Correa menjadi peluang terbaik sekaligus terakhir Atletico.
Terlepas dari kekalahan, Simeonebangga dengan perjuangan anak asuhnya. ”Kami bermain seperti yang kami inginkan. Kami menghadapi tim terbaik di dunia dan bisa bersaing dengan mereka. Saya bangga, tetapi tidak puas karena semua ini pada akhirnya tentang kemenangan dan lolos ke semifinal,” ucapnya.
Stones mendapat pujian dari Guardiola karena bermain sangat solid. Dia juga terpilih sebagai pemain terbaik dalam laga ini. ”Kami tahu tidak akan mudah bermain di tempat ini. Ini pertama kali untuk saya. Kami kesulitan sepanjang malam, tetapi bisa menyelesaikannya dengan luar biasa,” kata Stones.
Di semifinal, City akan menantang raksasa Spanyol, Real Madrid. Adapun Madrid lolos pada hari sebelumnya seusai menaklukkan juara bertahan Chelsea dengan agregat 5-4. Laga pertama City versus Madrid akan berlangsung di Stadion Etihad pada 26 April. (AP/REUTERS)