PB PASI dan PT Freeport Indonesia menjalin kerja sama membuat pelatnas desentralisasi atletik di Timika, Papua. Kerja sama itu diharapkan bisa mewujudkan pemerataan pembinaan atletik nasional, terutama di Papua.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·7 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kiri) dan Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan jersei simbolis kerja sama PB PASI dan Freeport Indonesia dalam mewujudkan pelatnas desentralisasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, dalam acara di Jakarta, Rabu (13/4/2022). PB PASI membuat terobosan dalam pengembangan pembinaan atletik nasional. Lewat kerja sama dengan Freeport Indonesia, mereka mewujudkan pelatnas desentralisasi untuk kawasan Indonesia timur di Timika.
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI membuat terobosan dalam pengembangan pembinaan atletik nasional. Lewat kerja sama dengan PT Freeport Indonesia, mereka mewujudkan pemusatan latihan nasional atau pelatnas desentralisasi untuk kawasan Indonesia timur di Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Langkah itu diharapkan bisa memudahkan pemantauan, perekrutan, dan pemerataan prestasi bibit atlet di daerah yang mungkin kurang tersentuh selama ini.
Kerja sama itu diresmikan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Ketua PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan dan Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (13/4/2022). Hadir pula dalam acara itu Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung, para pelatih, dan atlet pelatnas utama yang ada di Jakarta.
Kerja sama itu akan berlangsung tiga tahun dan dilakukan di arena bekas Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021, yakni Kompleks Olahraga Mimika yang dibangun Freeport Indonesia pada 2017. Program itu dimulai akhir bulan ini karena masih menunggu pemindahan delapan pelatih dan 19 atlet yang masuk gelombang pertama.
”Sekarang, Timika menjadi kota atletik di wilayah Indonesia timur. Kita hanya butuh satu-dua orang untuk menggetarkan dunia, seperti sprinter asal Jamaika, Usain Bolt, di putra dan sprinter asal Amerika Serikat, Florence Griffith-Joyner, di putri. Saya pernah bertugas tujuh tahun di Papua, saya yakin kita bisa menemukan bakat-bakat terbaik dari Papua dan sekitarnya. Sebab, khususnya anak-anak Papua, mereka dikaruniai bakat luar biasa untuk atletik,” ujar Ketua Bidang Organisasi dan Provinsi PB PASI Zacky Anwar Makarim saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas (keempat dari kiri) dan rombongannya, serta Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan (kelima dari kanan) dan rombongannya berpose seusai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama PB PASI dan Freeport Indonesia untuk mewujudkan pelatnas desentralisasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, dalam acara di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Minta dioptimalkan
Luhut mengatakan, dirinya meminta pelatnas desentralisasi itu berjalan optimal sejak pemantauan, perekrutan, hingga pelatihan. Dia berharap pelatih dan atlet pelatnas utama bisa turut mendukung upaya itu dengan datang langsung ke Timika. Lagi pula, Freeport Indonesia siap membantu mobilisasi pelatih dan atlet dari Jakarta ke Timika dan sebaliknya.
Saya minta pelatih dari Jamaika (yang bakal direkrut pelatnas utama), yang janjinya Juni datang ke Indonesia, bisa diajak ke Papua. Minta dia bantu-bantu rekrut atlet di Papua dan minta dia melatih pelatih-pelatih kita pula sehingga kualitas pelatih kita lebih baik.
”Saya minta pelatih dari Jamaika (yang bakal direkrut pelatnas utama), yang janjinya Juni datang ke Indonesia, bisa diajak ke Papua. Minta dia bantu-bantu rekrut atlet di Papua dan minta dia melatih pelatih-pelatih kita pula sehingga kualitas pelatih kita lebih baik. Nanti, pelatih kita bisa ke luar (negeri) atau pelatih dari luar itu dibawa ke sini (Indonesia),” ujarnya.
Luhut menerangkan, kerja sama itu akan menjadi percontohan dalam mengembangan pembinaan atlet Indonesia yang berkonsep pelatnas desentralisasi. Setelah Timika, dia berencana membuka tempat yang sama di Pangalengan, Jawa Barat. Pembangunan di Pangalengan dikabarkan dimulai sehabis Idul Fitri ini.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan sebelum penandatanganan nota kesepahaman kerja sama PB PASI dan PT Freeport Indonesia untuk mewujudkan pelatnas desentralisasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, dalam acara di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Luhut ingin sekurangnya ada 10 sentra pelatnas desentralisasi dari 34 provinsi yang ada. Selain di Papua dan Jawa Barat, tempat lainnya mungkin di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Lokasi-lokasi tersebut memang punya rekam jejak melahirkan atlet-atlet atletik andal di Tanah Air. Dengan begitu, pencarian bibit unggul lebih luas.
”Saya pun tidak ingin para atlet cuma diperhatikan prestasi olahraganya, tapi juga perhatikan pendidikan mereka, supaya nanti mereka ada masa depannya. Saya sudah berkomunikasi dengan Profesor Yohanes Surya (fisikawan nasional) untuk membantu pendidikan matematika dan bahasa para atlet,” kata Luhut.
Tigor menuturkan, pelatnas desentralisasi itu merupakan perubahan sistem pelatnas yang pernah dilakukan pada kepemimpinan Bob Hasan (Ketua PB PASI 1984-2020). Waktu itu, pelatnas utama yang didanai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta pelatnas mandiri yang berisi atlet-atlet muda berkumpul jadi satu dengan 100-an atlet di Jakarta. Itu justru menyebabkan latihan kurang optimal.
Karena itu, PB PASI menginisiasi pelatnas desentralisasi yang dimulai di Timika. Pada tahap awal ini, pelatnas desentralisasi itu diisi 8 pelatih dan 19 atlet. Mereka berasal dari hasil seleksi tim Pembinaan Prestasi PB PASI pada PON Papua dengan kriteria prestasi atlet masuk kisaran lima besar SEA Games.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kiri) dan Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan menandatangani nota kesepahaman kerja sama PB PASI dan Freeport Indonesia untuk mewujudkan pelatnas desentralisasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, dalam acara di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Para atlet yang berusia 19-25 tahun itu tersebar di 15 nomor pertandingan, yakni 11 nomor putra dan 4 nomor putri. Sebagian besar berada di nomor lari jarak pendek dan lempar. Jumlah itu masih mungkin bertambah jika ditemukan atlet-atlet potensial lain.
”Di samping berlatih dan dievaluasi secara periodik, melalui program ini, para atlet pun bakal mendapatkan kesempatan berlomba di luar negeri,” ujar Tigor.
Untuk atlet pelatnas utama, lanjut Tigor, mereka tetap berada di Jakarta. Akan tetapi, mereka bisa saja sesekali berangkat ke Timika untuk memberikan motivasi kepada atlet-atlet daerah dan mencari suasana latihan baru.
”Program pelatnas utama terus berjalan. Kami telah bekerja sama dengan Presiden Asosiasi Pelatih Lintasan dan Lapangan Jamaika David Riley. Nanti, ada pelatih dari Jamaika datang ke sini dan kami boleh jadi mengirimkan atlet ke sana. Nomor sprint dan estafet 4 x 100 meter mungkin dikirim ke sana karena cocok dengan Jamaika yang jagoan di dua nomor tersebut,” ujar Tigor.
Kebangkitan Papua
Tony menyampaikan, kerja sama itu merupakan bentuk komitmen Freeport Indonesia untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, terutama di Papua. Lewat program yang bernilai Rp 20 miliar untuk tiga tahun ini, mereka ingin membangkitkan prestasi atletik Papua.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet Sumbar, Jumra Fauma Defril, saat memimpin di urutan terdepan pada laga lari 400 meter dasalomba putra cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Mimika Sport Complex, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (6/10/2021). Kota Timika menjadi lokasi pelatnas desentralisasi cabang atletik untuk kawasan Indonesia timur.
Dahulu, Papua dikenal sebagai gudang atlet atletik. Terbukti, sedikitnya ada empat atlet asal Bumi Cendrawasih itu yang berada dalam daftar rekor atletik nasional. Beberapa di antaranya merupakan rekor yang bertahan lebih dari 20 tahun.
Antara lain Elieser Wattebosi yang memegang rekornas 400 meter dengan 46,37 detik yang dicetak pada SEA Games Singapura, 14 Juni 1993; dan Julius Uwe memegang rekornas dasalomba (decathlon) dengan 7.013 poin pada SEA Games Singapura, 13-14 Juni 1993.
Rekor lebih lama yang belum pecah, yakni milik Frans Mahuse yang memegang rekornas lempar lembing dengan 75,58 meter pada SEA Games Malaysia, 22 Oktober 1991.
Namun, prestasi atletik Papua terus merosot beberapa tahun terakhir. Paling tidak, mereka masih meraih 10 emas atletik pada PON Sumatera Selatan 2004, tetapi hanya merebut masing-masing satu emas pada PON Riau 2012, PON Jawa Barat 2016, dan PON Papua 2021.
Terakhir kali ada atlet atletik Papua yang mencuat di level nasional, yakni sprinter Franklin Burumi. Burumi yang masih berusia 20 tahun kala itu mencetak prestasi fenomenal dengan merengkuh emas 100 meter, 200 meter, dan estafet 4 x 100 meter pada SEA Games Jakarta-Palembang 2011. Akan tetapi, sehabis itu, dia bak hilang ditelan bumi.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi atlet Papua, Arnoldus Gawai Kaize, melakukan lemparan dalam nomor lempar cakram cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Kompleks Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (13/10/2021). Kota Timika menjadi lokasi pelatnas desentralisasi cabang atletik untuk kawasan Indonesia timur.
”Semoga dengan program ini, kami bisa membantu membangkitkan prestasi atletik Papua. Selain dukungan infrastruktur, kami juga membantu dalam sarana dan prasarana lainnya. Salah satunya, kami mau mendatangkan pelatih dari luar negeri, mungkin dari Amerika Serikat. Semoga semua usaha ini bisa mempercepat tujuan tersebut,” ujar Tony.
Futsal putra
Ketua Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia di SEA Games Vietnam 2021 sekaligus Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono menegaskan, pihaknya menambahkan nomor pertandingan futsal putra kepada panitia penyelenggara SEA Games 2021. Keputusan itu berdasarkan hasil rekomendasi tim review yang terdiri dari perwakilan Kemenpora, akademisi, dan praktisi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) serta KOI.
”Dari rekomendasi itu, ada tambahan futsal putra ke SEA Games. Pertimbangannya, mereka runner-up Piala AFF 2022 sehingga ada peluang emas atau perak di SEA Games. Futsal ini cabang (subcabang) di luar DBON (Desain Besar Olahraga Nasional). Untuk cabang non-DBON, cuma yang berpeluang membawa pulang emas atau perak yang dikirim,” kata Ferry seusai rapat koordinasi persiapan SEA Games 2021 yang dipimpin Menpora Zainudin Amali di Jakarta, Rabu.
Ferry mengatakan, timnas futsal putra memang sudah direkomendasikan ke SEA Games 2021 sejak sebelum tenggat pendaftaran nama atlet (entry by name) pada 31 Maret lalu. Namun, ketika itu, Federasi Futsal Indonesia (FFI) masih ngotot mengirim timnas putri karena dianggap lebih berpotensi meraih medali.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemain tim futsal putra Papua, Fransiskus Tanu (kiri), berebut bola dengan pemain tim futsal putra Jabar, Aji Satria Pratama (kanan), dalam final cabang futsal pada PON Papua 2021 di Gedung Futsal Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (3/10/2021). Komite Olimpiade Indonesia menambahkan nomor futsal putra kepada panitia SEA Games Vietnam 2021 setelah timnas futsal putra menjadi runner-up Piala AFF 2022.
Karena itu, tambah Ferry, pihaknya meminta penangguhan kepada panitia sembari menunggu hasil timnas putra di Piala AFF 2022. Setelah timnas putra lolos final kejuaraan itu, mereka tambah yakin timnas putra yang berhak ke SEA Games.
”Jadi, tidak masalah kalau kami baru mendaftarkan timnas putra saat ini. Kami bisa mengupayakannya sebelum perwakilan kami di Hanoi, Vietnam, kembali ke Indonesia pada 15 April ini,” tuturnya.
Kini, tim CdM maupun tim review akan berkoordinasi dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang membawahkan FFI. Kalau rekomendasi itu tetap tidak dipenuhi, kontingen futsal tidak diberangkatkan sama sekali ke SEA Games.
”Kalau mereka masih bersikeras untuk timnas putri, futsal tidak usah berangkat saja. Karena rekomendasi jelas, yakni untuk timnas putra,” kata Ketua Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Moch Asmawi.