Real Madrid seperti punya tinta untuk menuliskan takdir mereka di Liga Champions. Dua kebangkitan terakhir di Santiago Bernabeu menunjukkan kekuatan magis sang raja Eropa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Pemain Chelsea Timo Werner merayakan golnya ke gawang Real Madrid pada laga kedua babak perempat final di Stadion Santiago Bernabeau, Madrid, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Chelsea menang 3-2, tetapi Madrid lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
MADRID, RABU – Liga Champions sudah seperti dunia paralel milik Real Madrid. Tim lawan bisa mendominasi sepanjang permainan, tetapi mereka selalu bisa menentukan takdir keluar sebagai pemenang. Dunia “El Real” yang kejam dan tidak adil itu kembali tersaji di Stadion Santiago Bernabeu, pada Rabu (13/4/2022) dini hari WIB.
Timo Werner, penyerang Chelsea, berlari sambil teriak dan merentangkan tangan. Dia menunjukkan rasa bahagia sekaligus tak percaya setelah golnya membuat “Si Biru” unggul 3-0 atas Madrid. Di momen itu, tim asuhan manajer Thomas Tuchel hanya berjarak 15 menit untuk lolos ke semifinal.
Sang juara bertahan begitu dekat dengan kemenangan, juga kebangkitan terhebat dalam sejarah Liga Champions. Mereka datang ke Bernabeu dengan kondisi tertinggal agregat 1-3 akibat kalah pada laga pertama. Selama 29 tahun turnamen, hanya satu tim yang bisa bangkit dengan kondisi serupa, yaitu Manchester United.
Spanduk besar terpampang di salah satu sisi tribun Bernabeu sebelum kick-off. Tulisannya “No juegues con el rey” yang berarti “Jangan main-main dengan sang raja”. Di tengah tulisan, terdapat gambar raksasa seorang raja yang menjentikkan kartu. Kartu itu berisi trofi dan nomor 13 yang menandakan jumlah gelar Liga Champions milik tuan rumah.
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Ekspresi pemain Real Madrid Karim Benzema usai mencetak gol ke gawang Chelsea pada laga kedua babak perempat final di Stadion Santiago Bernabeau, Madrid, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Chelsea menang 3-2, tetapi Madrid lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
Chelsea agaknya lupa dengan peringatan itu. Mereka lupa, Madrid adalah raja Eropa yang terkenal pantang menyerah. “Dewi Fortuna” yang tidak kenal kata adil, pun berbalik arah. Tim tamu dihukum lewat gol Rodrygo pada menit ke-79 dan Karim Benzema pada babak tambahan waktu. Madrid yang nyaris gugur, justru melaju ke semifinal lewat keunggulan agregat 5-4.
Surat kabar Spanyol Marca menulis, “Itu bukan sepak bola. Itu adalah Madrid.” Seperti kata pelatih Madrid Carlo Ancelotti, Chelsea memang lebih dari sisi permainan. Namun, “El Real” punya rumus sendiri dalam sepak bola, yaitu bermain dengan jiwa. Tidak ada yang bisa mengalahkan jiwa juara mereka, apalagi di kandang.
“Saya tidak pernah melihat kami akan kalah. Laga memang sulit, tetapi Anda tidak bisa memikirkan akan kalah di Bernabeu. Sulit untuk menjelaskan hal magis yang terjadi di stadion ini. Semua itu membantu pemain dan tim untuk tidak menyerah,” kata Ancelotti.
Lapangan Bernabeu pun dipenuhi luapan emosi para pemain setelah peluit panjang. Mason Mount dan Antonio Rudiger, pencetak dua gol awal Chelsea, hanya bisa tertunduk lesu sambil memegangi kepala. Mereka masih mencerna, bagaimana momen kebangkitan itu bisa berbalik arah dalam sekali jentikan jari.
Saya tidak pernah melihat kami akan kalah. Laga memang sulit, tetapi Anda tidak bisa memikirkan akan kalah di Bernabeu. (Carlo Ancelotti)
AFP/OSCAR DEL POZO
Reaksi para pemain Chelsea (kuning) dan Real Madrid (putih) usai laga kedua babak perempat final di Stadion Santiago Bernabeau, Madrid, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Pada laga itu, Chelsea menang 3-2, tetapi Madrid lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
Tuchel mengatakan, kekalahan di Bernabeu memang begitu menyakitkan. Dia mendeskripsikannya seperti patah hati terhebat. “Kami tidak meninggalkan penyesalan sama sekali. Kami bermain dengan kualitas dan karakter seharusnya. Kami pantas lolos, hanya kurang beruntung,” ucap manajer yang mengantar Chelsea juara Liga Champions musim lalu.
Bagi Rudiger, sosok penghacur mimpi “Si Biru” adalah Luka Modric dan Benzema. Modric menjadi orkestrator serangan sepanjang laga, sampai akhirnya melepaskan umpan indah yang berujung jadi gol Rodrygo. Gol itu memperpanjang napas “El Real” ke babak tambahan waktu.
Benzema yang mencetak 4 dari 5 gol di dua laga perempat final, masih menjadi predator yang begitu ditakuti pertahanan Chelsea. Seperti pada pertemuan pertama, penyerang 34 tahun itu tiba-tiba mencetak gol dari peluang tanggung. Dia mendadak muncul dari posisi buta bek Chelsea, bagai singa yang sudah mengetahui letak mangsanya.
Hasil di luar logika ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan untuk tim asuhan Ancelotti. Pada babak 16 besar lawan Paris Saint Germain, mereka juga menciptakan keajaiban nyaris serupa di Bernabeu. Mereka membalikkan ketertinggalan agregat 0-2 saat laga tersisa 30 menit. Pahlawan kebangkitan itu sama, Benzema dan Modric.
AFP/OSCAR DEL POZO
Pemain Real Madrid Rodrygo (kiri) menendang bola untuk mencetak gol ke gawang Chelsea pada laga kedua babak perempat final di Stadion Santiago Bernabeau, Madrid, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Chelsea menang 3-2, tetapi Madrid lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
Menurut Modric, takdir itulah yang harus dijalani mereka sebagai tim berkarakter juara. “Jika ingin memenangi kompetisi ini, Anda harus mengalahkan semua tim dengan cara apa pun. Kami selalu saling percaya dan tidak kenal menyerah. Termasuk para pendukung yang luar biasa. Mereka tetap mendukung walaupun kami tertinggal 0-3,” ujarnya.
“El Real” pun kembali berkuasa di dunia paralel mereka. Dengan pencapaian kali ini, Benzema dan rekan-rekan berhasil melaju ke semifinal sebanyak 10 kali dalam 12 musim terakhir. Sang pemenang titel juara terbanyak Liga Champions tetap dominan meskipun tanpa ikon seperti mantan pemain Cristiano Ronaldo ataupun mantan pelatih Zinedine Zidane.
Di sisi lain, Liga Champions musim ini juga menjadi titik balik kebangkitan sepak bola Spanyol. Villarreal mendampingi Madrid di empat besar setelah menyingkirkan raksasa Jerman Bayern Muenchen. Tim asuhan pelatih Unai Emery itu menciptakan kisah David dan Goliath lewat agregat kemenangan 2-1.
“Perasaan ini tidak ada tandingannya. Kami berhasil mencapai sesuatu hal yang luar biasa. Untuk meraih sesuatu, Anda harus melakukan hal penting dan mengalahkan favorit. Kemenangan atas Juventus di 16 besar memberi kami banyak kepercayaan diri. Kami memanfaatkannya dengan sangat baik,” ucap Emery yang menolak pinangan Newcastle United untuk tetap di Villarreal, pada November lalu. (AP/REUTERS)