Frank Vogel menjadi tumbal dari kegagalan LA Lakers lolos ke "playoff" NBA musim ini. Padahal, masalah Lakers saat ini jauh lebih serius dari sekadar kegagalan sang pelatih.
Oleh
YULVIANUS HARJONO
·4 menit baca
LOS ANGELES, SELASA – Kegagalan Los Angeles Lakers lolos ke babak playoff NBA musim ini dibayar mahal. Frank Vogel, pelatih yang membawa Lakers mengakhiri satu dekade penantian gelar juara NBA pada 2020 lalu, dipecat pada Selasa (12/4/2022) dini hari waktu Indonesia.
Lengsernya Vogel, pelatih pertama yang mampu membawa Lakers juara NBA setelah era keemasannya bersama mantan pelatih, Phil Jackson, dan almarhum Kobe Bryant pada dua dekade lalu, sebetulnya tidaklah mengejutkan. Vogel dianggap sebagai pihak paling bertanggung jawab di balik buruknya performa Lakers.
Mereka sempat digadang-gadang sebagai calon juara dan dijagokan ESPN bakal lolos mudah ke playoff dengan rekor 53 menang - 29 kalah. Realitasnya, Lakers justru terpuruk di peringkat ke-11 Wilayah Barat dengan rekor 33 menang – 49 kalah dan gagal ke playoff, bahkan lewat play-in.
“Hari ini, kami tidak ingin mencari kambing hitam. Kami hanya merasa, sebagai organisasi, di level tertinggi, kini saatnya menghadirkan suara baru. Namun, itu bukan berarti menegasikan pencapaian hebat yang telah Vogel raih,” ujar Manajer Umum LA Lakers Rob Pelinka menjelaskan alasan pihaknya memecat Vogel yang sebetulnya terikat kontrak hingga tahun depan di klub itu.
Vogel sebetulnya bukan pelatih yang buruk. Sepanjang 19 tahun kariernya melatih, hanya empat kali ia gagal membawa timnya gagal lolos ke playoff. Ia bahkan dua kali ditunjuk sebagai pelatih tim All Star. Namun, musim ini, ia memang seolah-olah tidak berdaya mengangkat performa Lakers.
Padahal, secara materi, musim ini, Lakers memiliki tim yang komplet dengan hadirnya point guard megabintang, Russel Westbrook, dari Washington Wizards. Kehadiran peraih MVP 2017 itu dianggap melengkapi dua megabintang yang membawa Lakers juara musim 2020, LeBron James dan Anthony Davis. Ketiga pemain itu menghabiskan 129 juta dollar AS atau setara Rp 1,8 triliun, porsi gaji terbesar di Lakers pada musim ini.
Namun, kehadiran banyak bintang tidak serta-merta berujung prestasi. Musim ini, Vogel tak beruntung karena jarang memainkan ketiganya bersama-sama. Hal itu dipicu cedera yang acapkali dialami James dan Davis. Musim ini, ketiga pemain itu hanya 21 kali bermain. Toh, dari 21 laga itu, rekor mereka ternyata tidak bagus. Rekor menang kalah Lakers adalah 11-10.
Saya tidak pernah memiliki masalah dengan pelatih-pelatih saya sebelumnya. Saya pun tidak yakin apa masalahnya (dengan Vogel) dengan saya dan mengapa. Saya tidak mampu menjelaskan mengapa saya tidak bisa benar-benar terkoneksi. (Russell Westbrook)
Tak pelak, sejumlah pihak menyebut faktor kohesi menjadi biang kerok Lakers mengalami musim terburuk dalam lima tahun terakhir. Padahal, kohesi itu menjadi faktor kesuksesan Vogel dan Lakers menjadi juara 2020 lalu. Ketika itu, James dan Davis nampak “sehati” dan bahu-membahu melewati masa sulit awal pandemi sebelum akhirnya menjadi juara.
Pemain termahal
Westbrook, pemain bergaji keempat tertinggi di NBA saat ini, dinilai kurang menyatu dengan timnya, terlepas musim ini adalah debutnya di Lakers. Vogel pun kesulitan mengoptimalkan kemampuan sang bintang, sehingga beberapa kali melakukan eksperimen taktik dan penempatan posisi sang pemain veteran.
Diakui mantan bintang Houston Rockets itu, performanya di Lakers musim ini ada di bawah standarnya. Dari 78 penampilan musim ini, ia rata-rata hanya menciptakan 18,5 poin, 44 persen akurasi tembakan, 7,4 rebound, dan 7,1 asis. Rata-rata sumbangan poinnya itu adalah yang paling rendah dalam 12 musim terakhirnya di NBA.
Westbrook pun mengakui, penurunan performanya itu akibat hubungan yang kurang baik dengan Vogel. “Saya tidak pernah memiliki masalah dengan pelatih-pelatih saya sebelumnya. Saya pun tidak yakin apa masalahnya (dengan Vogel) dengan saya dan mengapa. Saya tidak mampu menjelaskan mengapa saya tidak bisa benar-benar terkoneksi,” ujarnya dikutip ESPN.
Apa pun itu, yang pasti Lakers harus berbenah dengan bergerak aktif pada draft pemain pada musim depan. Mereka harus mengurangi ketergantungannya pada James yang kini telah berusia 37 tahun. Pemain berjuluk “King” alias "Raja" itu pun mensyaratkan ingin memulai petualangan baru, salah satunya bergabung dengan megabintang veteran Golden State Warriors, Stephen Curry.
Jika itu terjadi, Lakers kemungkinan akan membangun tim dengan Westbrook sebagai salah satu porosnya, pada musim depan. Itulah mengapa Vogel dikorbankan pada akhir musim reguler ini. Namun, tanda tanya terbesar masih sulit diterka. Siapa kandidat pelatih pengganti Vogel?
Saat ini, tidak ada yang difavoritkan. Siapa pun dia, sang pelatih baru bakal menghadapi tantangan baru. Sejak lengsernya Jackson pada era keduanya di Lakers, 2005-2011 silam, tidak ada pelatih yang bisa bertahan lama di Lakers. Posisi pelatih Lakers selalu menjadi kursi panas. Bahkan, Vogel—yang telah menghasilkan gelar juara pun—hanya bisa bertahan selama tiga musim. (AP)