Tenis Butuh Tim Pemulihan Andal untuk Pertahankan Juara Umum
Di tengah kebijakan efisiensi, kontingen tenis Indonesia butuh dukungan tim pemulihan dan medis yang handal untuk mengarungi SEA Games 2021. Tanpa itu, mereka sulit untuk mempertahankan predikat sebagai juara umum.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Petenis putri Novela Rezha menjalani latihan di pelatnas di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Karena efisiensi kontingen ke SEA Games 2021 Vietnam, 12-23 Mei, kontingen tenis lapangan Indonesia hanya bisa mengirim 10 atlet, dua pelatih, dan satu manajer ke ajang tersebut.
JAKARTA, KOMPAS - Karena efisiensi, kontingen tenis lapangan Indonesia hanya bisa mengirim 10 atlet, dua pelatih, dan satu manajer ke SEA Games 2021 Vietnam, 12-23 Mei. Dengan komposisi itu, mereka sulit membawa tim pemulihan yang ideal. Padahal, tim itu sangat diperlukan di tengah jadwal padat dan upaya untuk mempertahankan gelar juara umum pada SEA Games Filipina 2019.
"Kami kemungkinan tidak bisa membawa tim recovery (pemulihan) dan medis. Padahal, atlet butuh mereka untuk mendapatkan penanganan rehabilitasi yang optimal," ujar staf pelatih pelatnas tenis Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Okki Yonda di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Okki mengatakan, 10 atlet itu terdiri atas lima putra dan lima putri. Di putra, ada Christopher Rungkat dan Muhammad Rifqi Fitriadi yang berpengalaman tampil di SEA Games, serta Achad Imam Ma’aruf, Tegar Abdi Satrio Wibowo, dan Rifqy Sukma Ramadhan Sumiarsa.
Di putri, ada Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya, dan Jessy Rompies yang pengalaman di SEA Games, serta Novela Rezha dan Fitriani Sabatini yang baru akan berlaga di SEA Games. Untuk petenis muda Priska Madelyn Nugroho yang sempat meraih perunggu tunggal putri SEA Games 2019, dia tidak bisa bergabung ke pelatnas dan ikut SEA Games 2021. Petenis 18 tahun itu baru masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat dan wajib menjalani masa awal pendidikan.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Petenis Tegar Abdi Satrio Wibowo menjalani latihan di pelatnas di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Karena efisiensi kontingen ke SEA Games 2021 Vietnam, 12-23 Mei, kontingen tenis lapangan Indonesia hanya bisa mengirim 10 atlet, dua pelatih, dan satu manajer ke ajang tersebut.
Menurut Okki, jika tidak bisa membawa tim pemulihan ke SEA Games, mereka berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bisa membawa tim pemulihan dan medis umum yang mencukupi guna melayani semua atlet Merah-Putih.
"Jumlah tim pemulihan harus cukup untuk menangani 400-an atlet Indonesia di SEA Games ini. Jika terbatas, mereka pasti kerepotan dan atlet tidak tertangani dengan optimal. Atlet tidak bisa menunggu untuk mendapatkan pelayanan tersebut,” katanya.
Fisik yang utama
Ketua Umum Rildo Ananda Anwar menuturkan, mereka menargetkan bisa mempertahankan gelar juara umum dengan perolehan minimal tiga emas dari tujuh nomor pertandingan. Tiga nomor yang membawa pulang emas pada SEA Games 2019 diharapkan bisa kembali menyamai prestasi itu di SEA Games 2021, yakni Aldila di tunggal putri, Beatrice/Jessy di ganda putri, dan Aldila/Christopher di ganda campuran.
PP Pelti juga berharap meraih emas di nomor ganda putra dan beregu putra atau putri yang menjadi dua nomor lama yang baru dipertandingkan lagi. Jika bisa mengunci lima emas, Indonesia otomatis keluar sebagai juara umum.
Jumlah tim pemulihan harus cukup untuk menangani 400-an atlet Indonesia di SEA Games ini. Jika terbatas, mereka pasti kerepotan dan atlet tidak tertangani dengan optimal. (Okki Yonda)
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Petenis Rifqy Sukma Ramadhan Sumiarsa menjalani latihan di pelatnas di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Karena efisiensi kontingen ke SEA Games 2021 Vietnam, 12-23 Mei, kontingen tenis lapangan Indonesia hanya bisa mengirim 10 atlet, dua pelatih, dan satu manajer ke ajang tersebut.
Secara teknis, kata Rildo, para atlet sudah siap untuk bertanding. Bahkan, Christopher, Aldila, Beatrice, dan Jessy tengah melakukan tur kejuaraan internasional. Sekarang, yang mereka butuhkan adalah penanganan fisik yang optimal, terutama selama SEA Games nanti. Apalagi sebagian besar akan bermain lebih dari satu nomor.
”Kalau fisiknya tidak siap, main satu-dua set mungkin mereka bisa. Tapi, kalau lebih dari itu, mereka pasti kerepotan. Belum lagi, jadwal cukup padat dan persaingan lumayan ketat, khususnya dengan tuan rumah, Thailand, dan Filipina,” tuturnya Rildo.
Novela mengungkapkan, berkaca dari Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021, atlet bisa bertanding setiap hari dan kadang ada dua laga dalam sehari. ”Maka itu, perlu sekali ada strategi recovery yang baik agar atlet bisa selalu prima di setiap pertandingan,” terang petenis yang merebut perak ganda putri dan perunggu tunggal putri PON 2021 tersebut.
Deputi I Ketua Kontingen (Chief de Mission/CdM) Indonesia di SEA Games 2021 Teuku Arlan Perkasa Lukman menyampaikan, karena anggaran terbatas, mereka ataupun pemerintah tidak bisa jor-joran dalam mengirim orang ke SEA Games kali ini. Untuk kebutuhan pemulihan atlet, mereka bakal mengirim tim pemulihan yang beranggotakan sekitar 10 orang. Mereka termasuk fisioterapi dan dokter.
”Cukup atau tidak, mereka berangkat bukan untuk santai. Mereka akan berkerja dari pukul 5 pagi hingga 11 malam, dengan berpindah dari satu cabang ke cabang lain. Kalau tidak mencukupi, semua orang dalam kontingen yang bisa membantu, diminta untuk membantu sebisanya,” ungkap Arlan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ilustrasi : Pemain tim futsal putra NTB Muhammad Fajrin Akbar (kanan) berusaha merebut bola pemain tim futsal putra Jatim Rionaldy Pradeka (kiri) dalam laga perebutan medali perunggu cabang futsal dalam PON Papua 2021 di Gedung Futsal Timika, Kota Mimika, Kabupaten Timika, Papua, melawan tim futsal putra Papua, Minggu (3/10/2021). Tim futsal putra NTB mengalahkan tim futsal putra Jatim dengan skor 5-1 dalam laga ini.
Futsal putra
Sementara itu, usai timnas futsal Indonesia menjadi runner-up Piala AFF Futsal 2022 di Stadion Indoor Huamark, Bangkok, Thailand, Minggu (10/4), muncul desakan agar futsal dikirim ke SEA Games 2021. Dukungan untuk tim yang kalah adu penalti 3-5 (2-2) dari Thailand di partai final itu mencuat lewat petisi berjudul ”Berangkatkan Timnas Futsal Indonesia ke SEA Games 2022” di laman Change.org beberapa hari terakhir.
CdM Indonesia di SEA Games 2021 sekaligus Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono mengatakan, tim review Kemenpora yang beranggotakan akademisi dan prakitisi olahraga dari Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) serta KOI tiga kali bertemu dengan Bidang Pembinaan Prestasi Federasi Futsal Indonesia (FFI). Hasilnya, tim review merekomendasikan timnas futsal putra untuk berangkat ke SEA Games.
Namun, FFI justru ingin mengirim timnas putrinya. ”Tim review menilai peluang timnas putra meraih medali lebih besar. Sampai akhirnya timnas putra lolos final Piala AFF 2022, tim review kembali mengundang FFI guna memastikan bahwa yang didaftarakan ialah tim putra. Tapi, sampai kemarin, FFI tetap ingin memberangkatkan tim putri. Mereka menganggap tim putri justru lebih berpotensi merebut medali,” ujarnya.
Ferry menjelaskan, untuk SEA Games ini, pemerintah melalui Kemenpora cuma mengirim atlet dari 14 cabang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang benar-benar berpeluang membawa pulang medali emas, perak, atau perunggu. Sisanya, mereka mensyaratkan atlet dari cabang di luar DBON minimal bisa merengkuh emas atau perak.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Ilustrasi : Kapten tim futsal putra Papua Pieter Everardus Masriat (tengah) berebut bola dengan pemain tim futsal putra Jabar Bagas Tegus Sutrisno (kanan) dalam final cabang futsal dalam PON Papua 2021 di Gedung Futsal Timika, Kota Mimika, Kabupaten Timika, Papua, Minggu (3/10/2021). Tim futsal putra Papua mengalahkan tim futsal putra Jabar dengan skor 4-2.
Futsal masuk cabang di luar DBON. Melihat prestasi timnas putra di Piala AFF 2022, mereka setidaknya bisa meraih perak SEA Games. ”Besok pukul 10.00, kami mengadakan rapat lagi dengan Menpora (Zainudin Amali). Dalam rapat itu, futsal bakal diputuskan secara resmi berangkat-tidaknya. Memang pendaftarakan nama atlet berakhir 31 Maret kemarin, tapi panitia memberikan izin kepada Indonesia untuk menunda pendaftaran futsal putra dan putri karena mereka paham kami menunggu hasil Piala AFF 2022,” katanya.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Chandra Bhakti mengutarakan, secara rekam jejak prestasi, timnas futsal putra jelas tidak bermasalah untuk berparitisipasi di SEA Games. Masalahnya, dalam pertemuan-pertemuan dengan tim review, FFI memaksa mengirim timnas putri. Padahal, tim review punya data lengkap bahwa prestasi tim putra jauh di atas tim putri.
”Kami berusaha seobyektif mungkin dalam pengiriman atlet ataupun tim ke SEA Games kali ini. Bahkan, sebenarnya, kami sudah setuju mendaftarkan timnas futsal putra ke SEA Games sebelum Piala AFF kemarin. Tapi, besok, kami akan rapat bersama untuk memberikan keputusan final. Kalau ada titik temu dengan FFI, kami pasti usahakan timnas putra tampil di SEA Games,” tuturnya. (DRI)