Lima ratus hari jelang Piala Dunia Bola Basket 2023, Indonesia bergerak cepat menyelesaikan GOR Multifungsi di Kompleks GBK, Jakarta. Arena itu diharapkan rampung pada Maret 2023 agar bisa digunakan untuk ajang uji coba.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Lima ratus hari jelang Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023 di Indonesia, Filipina, dan Jepang, 25 Agustus-10 September 2022, Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan di Indonesia sedang mengebut pembangunan arena pertandingan GOR Multifungsi di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno atau GBK, Senayan, Jakarta. GOR berkapasitas 16.088 tempat duduk itu diharapkan rampung Maret 2023 guna menggelar ajang uji coba.
Kemarin, PB Perbasi (Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) dan FIBA Asia (Federasi Basket Asia) meninjau lokasi pembangunan arena itu. Pembangunannya lebih cepat 3-4 persen dari target rampung Juni 2023. Tetapi, FIBA Asia berharap pada Maret arena itu bisa mengadakan uji coba pertandingan.
”Kemarin, PB Perbasi (Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) dan FIBA Asia (Federasi Basket Asia) meninjau lokasi pembangunan arena itu. Pembangunannya lebih cepat 3-4 persen dari target rampung Juni 2023. Tetapi, FIBA Asia berharap pada Maret arena itu bisa mengadakan uji coba pertandingan. Maka itu, kami pun berharap pembangunannya bisa lebih dipercepat, setidaknya siap pada Februari agar Maret bisa menggelar uji coba,” ujar Ketua Pelaksana Piala Dunia FIBA 2023 di Indonesia Budisatrio Djiwandono di Jakarta, Selasa (12/4/2022).
GOR Multifungsi itu dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Desember 2021. Lokasinya berada di antara GOR Basket GBK yang lama dan Lapangan Panahan GBK. Kelak, dengan kapasitasnya yang besar, bahkan diklaim terbesar di Indonesia, arena itu bisa digunakan untuk menggelar laga olahraga lain, seperti bulu tangkis, bola voli, hingga kegiatan hiburan, seperti konser musik.
Budi mengatakan, ajang uji coba itu mungkin mengundang tim-tim dari luar negeri layaknya uji coba sebelum Asian Games 2018 Jakarta-Palembang lalu. Mereka mungkin mengundang sekitar empat atau lima negara saja. Setidaknya, dengan uji coba, panitia lokal bisa menguji kesiapan infrastruktur dan perangkat pendukungnya.
Yang paling utama untuk diuji ialah kesiapan mulai dari kedatangan tim luar, transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga kesehatan terkait dengan protokol Covid-19. ”Kemungkinan, pandemi masih ada tahun depan. Untuk itu, protokol kesehatan tetap menjadi perhatian utama. Yang jelas, kita punya modal dengan pelaksanaan anjuran kesehatan di masyarakat yang semakin baik dan kasus yang lebih terkendali,” katanya.
Seiring dengan itu, lanjut Budi, dirinya tengah membentuk panitia lokal. Anggotanya mungkin orang-orang dari dalam negeri atau tidak ada tenaga asing. Dia cukup yakin dengan pengalaman para pekerja lokal karena ada jam terbang menyelenggarakan Asian Games 2018 dan rutin melaksanakan Liga Basket Indonesia atau IBL.
Dengan tim itu pula, Budi menuturkan, dia berharap bisa menyiapkan konsep penyelenggaraan yang megah, meriah, dan atraktif dengan sentuhan unsur-unsur asli Indonesia, terutama dalam pembukaan. Hanya saja, konsep itu perlu dikoordinasikan dengan FIBA apakah memungkinkan atau tidak. ”Kami ingin membuat acara yang lebih baik dari dua negara tuan rumah lain (Filipina dan Jepang). Tetapi, tentu itu harus sesuai degan panduan FIBA,” ujarnya.
Dukungan Bank Mandiri
Sementara itu, di lokasi dan waktu yang sama, Bank Mandiri resmi menjadi sponsor utama Piala Dunia Basket FIBA 2023 di Indonesia. Hadir dalam acara peresmian itu, selain Budi, yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas, Direktur Eksekutif Piala Dunia Basket 2023 David Crocker, Ketua Komite Manajemen Gabungan (JMC) Piala Dunia FIBA 2023 Cahyadi Wanda, dan Ketua PB Perbasi Danny Kosasih.
Erick yang juga anggota FIBA menyampaikan, sebagaimana Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang diresmikan pada peringatan Hari Olahraga Nasional, 9 September 2021, BUMN berkomitmen ikut serta membantu pengembangan olahraga prestasi ataupun industri nasional. Untuk basket, dirinya menunjuk Bank Mandiri untuk membantu menyukseskan Piala Dunia Basket 2023.
Penunjukkan Bank Mandiri karena sesuai dengan karakternya yang dekat dengan ekosistem perkotaan, terkait dengan bidang koorporasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hiburan, serta olahraga. ”Jadi, dalam mendukung olahraga, kami tidak sekadar buta karena suka olahraga. Tetapi, dukungan itu harus sejalan juga dengan konsep bisnisnya,” ujarnya.
Menurut Zainudin, sesuai dengan DBON, kementerian/lembaga terkait diminta untuk mendukung upaya peningkatan prestasi 14 cabang prioritas dan tiga cabang industri, yakni sepak bola, basket, dan voli. Dengan Bank Mandiri yang ditunjuk untuk mengurus basket, pihaknya optimistis ajang itu bisa terselenggara dengan baik. ”PB Perbasi tidak berdiri sendiri, mereka akan dibantu pemerintah ataupun masyarakat,” ujarnya.
Danny mengutarakan, mereka mengapresiasi perhatian besar dari pemerintah, khususnya lewat BUMN dan Bank Mandiri. Bagi PB Perbasi, Piala Dunia Basket 2023 bukan sekadar hajatan pelaku basket nasional melainkan hajatan besar semua lapisan negara. Kalau gelaran itu sukses, ini bakal menjadi keberhasilan satu bangsa. ”Sebab, ajang sebesar ini belum tentu datang dua kali dalam waktu dekat di Indonesia,” ucapnya.