Ibarat gladiator pada masa Kekaisaran Romawi, AS Roma menjadi tim yang tidak pernah menyerah pada musim ini. Mereka selalu berusaha sampai akhir laga guna mengubah keadaan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ROMA, SENIN — Tokoh fiksi dalam film Gladiator, Jenderal Maximus Decimus Meridius, pernah berkata, ”apa pun yang terjadi, kita memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup jika kita bekerja sama.” Karakter gladiator seperti tokoh fiksi mantan pemimpin pasukan perang Kekaisaran Romawi itu ditunjukkan pula oleh skuad AS Roma di Liga Italia.
Para pemain AS Roma menjadi tim yang paling tidak pernah menyerah di musim ini. Terlepas dari performa keseluruhan yang tidak terlalu menarik dan hasilnya yang fluktuatif, tim asal ibu kota Italia itu selalu berusaha sampai akhir laga. Bahkan, mereka tercatat sebagai tim pertama Liga Italia Serie A yang mencetak enam gol di atas menit ke-90 dan mengumpulkan sembilan poin dari kerja keras tersebut.
Roma mencuri kemenangan dramatis seusai mencetak gol injury time, yakni saat penyerang sayap Stephan El Shaarawy mencetak gol di menit ke-91 untuk membantu timnya menang 2-1 atas tim tamu Sassuolo pada pekan ketiga. Lalu, pada pekan ke-27, penyerang Tammy Abraham melesatkan gol pada menit ke-99 untuk membawa timnya menang 1-0 atas tuan rumah Spezia.
Tak kalah dramatis, penyerang muda Roma, Felix Afena-Gyan, mencetak gol pada menit ke-82 dan ke-94 untuk mengantarkan timnya menang 2-0 atas tuan rumah Genoa pada pekan ke-13 Serie A. Tim berjuluk ”Serigala” itu pun selamat dari kekalahan berkat gol injury time, yakni saat gelandang Bryan Cristante melesakkan gol pada menit ke-94 untuk membantu timnya imbang 2-2 dengan tuan rumah Sassuolo pada pekan ke-25.
Lalu, pada pekan ke-29, gelandang sekaligus kapten tim Roma, Lorenzo Pellegrini, mengukir gol pada menit ke-94 untuk membantu timnya imbang 1-1 dengan tuan rumah Udinese. Kemudian, walaupun kalah 1-2 dari tamunya, AC Milan, pada pekan ke-11, El-Shaarawy tetap berupaya menyumbangkan gol pada menit ke-93.
Karakter yang sama ditunjukkan Roma di kompetisi regional, Liga Konferensi Eropa edisi pertama. Tim berjersei khas merah-oranye itu selamat dari kekalahan tatkala Abraham mencetak gol pada menit ke-90 yang membantu timnya imbang 1-1 dengan tim tamu asal Belanda, Vitesse, dalam laga kedua babak 16 besar ajang tersebut. Hasil itu membuat mereka menang agregat 2-1 dan lolos ke perempat final.
Mengubah keadaan
Secara keseluruhan, Roma bisa mengubah keadaan sekitar 20 menit akhir pertandingan. Pada pekan ke-10, mereka berbalik menang 2-1 atas tuan rumah Cagliari karena gol bek Roger Ibanez pada menit ke-71 dan Pellegrini pada menit ke-78. Sekitar 16 pekan kemudian, mereka urung kalah untuk menahan imbang 2-2 tim tamu, Hellas Verona, karena gol gelandang muda Edoardo Bove pada menit ke-84.
Dengan karakter (tidak pernah menyerah) ini, saya pikir kami bisa bersaing untuk mencapai target liga (finis di empat besar klasemen akhir Liga Italia). Itu juga penting sebagai modal kepercayaan diri menghadapi Bodo/Glimt tengah pekan ini. (Chris Smalling)
Terakhir, pada pekan ke-32, Minggu (10/4/2022) tengah malam WIB, Roma berbalik unggul dan menang 2-1 atas tim tamu, Salernitana, berkat gol penyerang sayap pengganti, Carles Perez, pada menit ke-81 dan bek Chris Smalling pada menit ke-85. Mereka tidak putus asa meskipun sempat tertinggal 0-1 oleh gol tendangan bebas bek lawan, Ivan Radovanovic, pada menit ke-22.
”Salernitana telah memberikan perlawanan yang hebat, tetapi mereka akan kesulitan untuk mempertahankan level intensitas bertahan selama 90 menit. Pada akhirnya, saya pikir kami pantas mendapatkan kemenangan ini. Sebab, kami adalah tim yang—bahkan kalau kami tidak bermain cemerlang sekalipun—sangat ingin memenangi pertandingan hingga akhir,” kata Pelatih AS Roma Jose Mourinho dikutip laman resmi klubnya, Senin (11/4/2022).
Grafik meningkat
Dilansir Corriere dello Sport, grafik Roma meningkat dari paruh pertama ke paruh kedua musim ini. Seusai takluk 3-4 dari tim tamu, Juventus. pada pekan ke-21 tanggal 9 Januari lalu, mereka terus menunjukkan tren positif. Dari 11 laga sejak itu, Roma meraih tujuh kemenangan dan empat imbang. Tren itu adalah salah satu hasil terbaik pada tahun ini.
Smalling, dilansir Football-Italia, menyampaikan, salah satu modal utama timnya saat ini adalah semangat tidak pernah menyerah di setiap laga. Kendati tertinggal, mereka terus berusaha untuk mengubah keadaan, terutama tetap mengejar kemenangan.
Roma memiliki motivasi besar untuk mencapai peringkat empat besar di Liga Italia guna mendapatkan tiket ke Liga Champions Eropa dan menjuarai Liga Konferensi Eropa. Setidaknya, raihan tiga poin atas Salernitana itu membuat mereka kokoh di urutan kelima dengan 57 poin dari 32 laga. Mereka menjaga jarak lima poin dari Juventus di peringkat keempat dan unggul dua poin atas tim sekotanya, Lazio, di peringkat keenam.
Di Liga Konferensi Eropa, Roma masih berjuang lolos ke semifinal. Pada laga pertama perempat final, Jumat (8/4/2022), mereka kalah 1-2 dari tuan rumah asal Norwegia, Bodo/Glimt. Jika menang minimal 1-0 pada laga kedua di Italia, Jumat (15/4/2022), mereka berhak melaju ke semifinal.
”Dengan karakter (tidak pernah menyerah) ini, saya pikir kami bisa bersaing untuk mencapai target liga (finis di empat besar klasemen akhir Liga Italia). Itu juga penting sebagai modal kepercayaan diri menghadapi Bodo/Glimt tengah pekan ini,” ujar Smalling.