Novak Djokovic akan bertanding pada turnamen Monte Carlo Masters setelah absen pada tiga turnamen besar karena tak divaksinasi Covid-19. Dia tak punya target tinggi, hanya ingin mengetes kemampuannya setelah lama absen.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MONTE CARLO, MINGGU — Hanya berlaga dalam tiga pertandingan sejak awal musim kompetisi 2022, Novak Djokovic tak berekspektasi tinggi dalam turnamen ATP Masters 1000 Monte Carlo. Di Monte Carlo Country Club, Monako, pekan ini, dia hanya akan menguji kapabilitasnya yang lama tidak digunakan dalam turnamen.
Tahun ini, petenis tunggal putra nomor satu dunia itu hanya tampil dalam turnamen ATP 500 Dubai, Februari lalu. Dia hanya tampil pada tiga pertandingan karena kalah dari Jiri Vesely pada perempat final.
Selebihnya, Djokovic hanya bisa menjadi penonton turnamen lain dari jauh. Keteguhan dalam mempertahankan prinsip, yaitu tidak ingin menerima vaksin Covid-19, membuat petenis Serbia itu tak bisa tampil dalam banyak turnamen.
Pada Januari, dia dideportasi dari Australia hingga kehilangan kesempatan mempertahankan gelar juara Grand Slam Australia Terbuka. Djokovic dideportasi Pemerintah Australia karena tiba di Melbourne tanpa bisa menunjukkan bukti telah divaksin Covid-19.
Setelah itu, Djokovic melewatkan dua turnamen level ATP Masters 1000 di Indian Wells dan Miami, Amerika Serikat, 7 Maret-3 April lalu. Pemerintah Amerika Serikat juga tak mengizinkan warga non-AS datang tanpa vaksin Covid-19.
Djokovic pun mengakui bahwa masa empat bulan, yang dilalui hanya dengan satu turnamen, membuat mental dan emosinya turun. Akan tetapi, hal tersebut bukan kondisi yang tidak bisa ditanganinya. Dia berusaha melupakan semua kejadian buruk itu dan menjadikannya motivasi ketika mendapat kesempatan bertanding.
Peluang bertanding itu hadir pada turnamen Monte Carlo, kota di mana dia memiliki tempat tinggal selain di tanah kelahirannya, Serbia. Turnamen itu menjadi salah satu ajang pemanasan menjelang puncak persaingan di lapangan tanah liat, Grand Slam Perancis Terbuka, 22 Mei-5 Juni 2022.
Saya sangat termotivasi untuk berhadapan dengan petenis-petenis terbaik dunia dalam ajang besar, juga untuk bersaing dengan petenis-petenis muda. Saya sangat merindukan kompetisi.
Meskipun punya semangat besar untuk bertanding, Djokovic menyadari, dirinya akan menghadapi kesulitan setelah lama tak berkompetisi. ”Mungkin, saya tidak akan bisa tampil dengan optimal. Target saya pun adalah membiasakan diri kembali dalam atmosfer kompetisi sambil menguji kapabilitas diri. Saya pasti akan membutuhkan waktu untuk bisa benar-benar kompetitif, faktor yang saya butuhkan untuk bersaing di level atas,” tuturnya, Minggu (10/4/2022) malam.
Target terdekat
Target besar dan terdekatnya adalah mempertahankan gelar Perancis Terbuka yang akan membuatnya menyamai Rafael Nadal sebagai tunggal putra dengan gelar juara Grand Slam terbanyak, yaitu 21 gelar. Saat Djokovic absen, Nadal melampaui capaian petenis berusia 34 tahun itu dan Roger Federer, yaitu dengan menjuarai Australia Terbuka. Sebelum memasuki musim kompetisi 2022, tiga petenis berjuluk ”Big Three” itu sama-sama mengoleksi 20 trofi juara Grand Slam.
Gelar di Roland Garros 2021, setelah menyingkirkan Nadal pada semifinal dan membekap Stefanos Tsitsipas pada final, akan menjadi motivasi tambahan bagi Djokovic untuk memulai persaingan di lapangan tanah liat. Dia pun punya kans itu dengan absennya Nadal di Monte Carlo.
Nadal mengalami cedera retak tulang rusuk akibat tekanan saat tampil di Miami Masters. Pemiliki 11 gelar Monte Carlo Masters itu harus menepi dari turnamen selama 4-6 pekan dan direncanakan baru tampil pada Madrid Masters, 1-8 Mei.
”Saya sangat termotivasi untuk berhadapan dengan petenis-petenis terbaik dunia dalam ajang besar, juga untuk bersaing dengan petenis-petenis muda. Saya sangat merindukan kompetisi,” kata Djokovic.
Awal penampilannya di Monte Carlo akan berlangsung pada Selasa, yaitu melawan Alejandro Davidovich Fokina (Spanyol), di babak kedua. Sebagai salah satu dari delapan unggulan teratas, Djokovic mendapat bye pada babak pertama.
Pertemuan dengan petenis muda yang berada dalam penampilan terbaiknya, Carlos Alcaraz, berpotensi terjadi pada perempat final. Jika terjadi, duel ini bakal jadi persaingan dua generasi yang paling dinanti penggemar tenis di Monte Carlo.
Alcaraz, petenis Spanyol berusia 18 tahun itu, baru saja meraih gelar tertinggi dalam kariernya, yaitu dari Miami Masters. Hanya dalam waktu setahun, peringkatnya naik dari urutan ke-133 menjadi ke-11 dunia. Lawan pertamanya di Monte Carlo adalah Sebastian Korda yang mengalahkan Botic van de Zandschulp, 7-5, 6-4, di babak pertama, kemarin.
Turut melaju ke babak kedua dari pertandingan yang berlangsung Minggu waktu setempat di antaranya Grigor Dimitrov, Dusan Lajovic, dan Marton Fucsovics. (AFP/AP)