Kane, Son, dan Kulusevski menjadi senjata utama Tottenham Hotspur memenuhi target duduk di peringkat empat besar Liga Inggris. Kolaborasi gol dan asis mereka membantu Spurs menang empat kali beruntun.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BIRMINGHAM, MINGGU — Sempat tampil ”angin-anginan” nyaris sepanjang musim ini, Tottenham Hotspur mulai menemukan konsistensi yang diidamkan Manajer Antonio Conte. Penampilan kompak dan tajam dari trisula penyerangnya, Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski, menjadi jaminan bagi tim "Lili Putih" untuk menyegel tiket ke Liga Champions Eropa pada akhir musim ini.
Sejak Kulusevski datang dari Juventus dan menjalani debut pada laga kontra Southampton, 10 Februari lalu, ketiga pemain itu telah menjelma menjadi trio penyerang tertajam di Liga Inggris. Mereka telah berkontribusi pada 18 dari total 30 gol yang dicetak Spurs sejak saat itu.
Dari 18 gol itu, sebanyak 8 gol berasal dari Son, 7 gol oleh Kane, dan 3 gol dihasilkan Kulusevski. Tak hanya gol, mereka juga pemain yang ”dermawan” untuk rekan-rekan setimnya. Kane, misalnya, menjelma salah satu penyerang yang tidak hanya tajam di depan gawang lawan, tetapi juga punya visi untuk menghadirkan asis-asis cemerlang.
Ketika menggilas Aston Villa, 4-0, di Stadion Villa Park, Birmingham, Sabtu (9/4/2022) tengah malam WIB, Kane membuat dua asis berbuah gol bagi tandemnya di lini depan Spurs itu. Kane memberikan operan yang membelah lini pertahanan Villa untuk membantu Kulusevski mencetak gol kedua Spurs pada menit ke-50.
Kemudian, ia menghadirkan umpan sundulan ”telepati” untuk membuka ruang bagi Son mencetak gol ketiga bagi Spurs ketika laga berjalan 66 menit. Umpan Kane itu menunjukkan kekompakannya dengan Son.
Kane telah membuat total enam asis sejak trio lini depan itu terbentuk. Kulusevski juga telah menghasilkan jumlah asis yang sama. Salah satu asis itu berbuah gol pamungkas Spurs atas Villa, sekaligus menandakan trigol Son pada laga itu.
Adapun Son menyumbang tiga asis sejak trio itu terbentuk. Sementara koleksi golnya di Liga Inggris sepanjang musim ini adalah 17 gol. Koleksi golnya hanya kalah dari Mohamed Salah, penyerang Liverpool, yang memuncaki daftar sementara pencetak gol tersubur di liga itu dengan koleksi 20 gol.
”Hal paling penting bagi saya adalah menang. Meski begitu, tak bisa dimungkiri, kami mencetak banyak gol dalam beberapa laga terakhir berkat kolaborasi dan koneksi luar biasa dari ketiga pemain di depan,” ujar Conte seusai laga itu.
Bahu-membahu
Menurut dia, penampilan gemilang ketiga pemain depannya itu tidak lepas dari permainan tim yang bahu-membahu untuk mengkreasikan peluang. Karena itu, bagi Conte, seluruh gol ke gawang Villa adalah buah perkembangan positif pasukannya dalam menjalankan taktik seperti yang diinginkannya.
Pujian terhadap trisula lini depan Spurs juga disampaikan Manajer Villa Steven Gerrard. Ia menganggap Kulusevski adalah pemain baru yang ideal untuk melengkapi Kane dan Son.
”Kulusevski berpotensi menjadi pemain top bersama Kane dan Son yang sudah ada di level kelas dunia. Saya tidak yakin di mana Spurs akan duduk di klasemen akhir. Namun, biasanya, tim-tim berprestasi punya pemain terbaik di barisan depan,” kata Gerrard.
Empat beruntun
Sejak tumbang 2-3 dari Manchester United, 12 Maret lalu, ”Lili Putih”, sebutan Spurs, meraih empat kemenangan beruntun. Catatan positif itu didapat berkat kemenangan atas Brighton & Hove Albion, West Ham United, Newcastle United, dan terakhir, Villa.
Tren kemenangan itu adalah yang terpanjang yang diraih Spurs pada musim ini. Alhasil, performa itu membawa Spurs menduduki posisi empat besar pada pekan ke-31, seusai mengalahkan Newcastle, 3 April lalu.
Kami telah bekerja keras dengan manajer di latihan untuk mencoba dan menciptakan lebih banyak peluang. Kini, kami adalah salah satu tim terbaik di 2022 dan berharap kami bisa melanjutkan performa ini. (Harry Kane)
Kemenangan atas Villa membawa Spurs bisa mempertahankan posisi keempat. Mereka memanfaatkan dengan baik kekalahan dari Arsenal dan Manchester United di laga Sabtu malam.
Kini, Lili Putih unggul tiga poin atas Arsenal yang menjadi pesaing terdekat mereka. Torehan 57 poin membawa Spurs berada di peringkat keempat dan meninggalkan Arsenal, sang rival sekota, yang menduduki posisi kelima dengan 54 poin.
Arsenal memang masih memiliki tabungan satu laga, tetapi mereka hanya bisa menyamai perolehan poin Spurs. Apabila kedua tim memiliki poin setara, Spurs berhak di posisi lebih baik karena keunggulan produktivitas gol.
Meski telah mengantongi keunggulan poin dibandingkan pesaing terdekatnya, Conte belum menganggap timnya dalam posisi aman untuk mempertahankan tiket ke Liga Champions musim depan.
”Arsenal, MU, Wolverhampton Wanderers, dan West Ham adalah tim-tim yang juga masih berjuang dengan kami untuk berada di zona Liga Champions. Demi menyandang predikat tim top, kami harus bisa memanfaatkan setiap momen untuk meningkatkan jarak dengan rival-rival kami, terutama ketika pesaing gagal meraih kemenangan,” kata Conte yang memimpin Spurs sejak awal November lalu.
Poin tertinggi
Apabila merujuk performa sejak dipegang Conte, Spurs adalah tim ketiga dengan perolehan poin tertinggi di Liga Inggris. Merujuk data Squawka, mereka mengoleksi 42 poin bersama juru taktik asal Italia itu. Lili Putih hanya kalah dari Manchester City dan Liverpool yang mengoleksi 50 poin.
Di sisi lain, Spurs juga menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak ketiga dalam periode itu, yaitu 47 gol. City dan Liverpool tetap yang paling terdepan dengan koleksi 48 gol.
Sejalan dengan sang manajer, Kane juga tidak ingin rekan-rekan setimnya berpuas diri dengan hasil positif di empat laga terakhir. Ia menuturkan, skuad Spurs akan tetap berjuang keras dalam setiap latihan dan pertandingan untuk menjaga performa saat ini.
”Kami telah bekerja keras dengan manajer di latihan untuk mencoba dan menciptakan lebih banyak peluang. Kini, kami adalah salah satu tim terbaik di 2022 dan berharap kami bisa melanjutkan performa ini,” kata Kane.
MU pesimistis
Sementara itu, Manajer Arsenal Mikel Arteta dan Manajer interim MU Ralf Rangnick pesimistis timnya bisa duduk di peringkat keempat pada klasemen akhir musim ini apabila tidak segera bangkit. Arsenal tumbang dari Brighton, sedangkan MU dibenamkan Everton.
”Masih banyak pertandingan untuk dimainkan, tetapi kami tidak akan bisa memenuhi target (empat besar) apabila tidak menunjukkan respons seusai kalah di dua laga beruntun,” kata Arteta.
Adapun Rangnick berkata, ”Kami tidak pantas lolos ke kompetisi Eropa jika tidak bisa mencetak gol saat tampil dominan atas lawan, seperti yang kami tunjukkan selama 95 menit kontra Everton”. (AFP/AP)