Meleburkan LeBron James dan Stephen Curry dalam satu tim tidak lebih dari sekadar mimpi pada siang bolong. Namun, mimpi terindah itu coba dijaga oleh “King James”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
Jika melihat panasnya rivalitas Stephen Curry dan LeBron James pada dekade lalu, tidak ada yang akan percaya mereka bisa bergabung dalam satu tim. Kedua wajah NBA itu bagai dua sisi rel kereta yang searah, tetapi tidak ditakdirkan menyatu.
Bagi James, Curry adalah sosok antagonis dalam perjalanan kariernya. Pada masa keemasannya bersama Cleveland Cavaliers (2014-2018), dia takluk tiga kali di final dari Curry bersama Golden State Warriors. Pebasket berjuluk “King James” itu hanya menyabet satu dari potensi empat cincin juara.
Sebaliknya, bagi Curry, James juga ibarat noda dalam karier cemerlangnya. Warriors nyaris saja meraih gelar pada 2015-2016 setelah unggul 3-1 di final. Namun, trofi di depan mata itu dibuyarkan James dan rekan-rekan yang menciptakan momen kebangkitan terhebat dalam sejarah NBA. Curry dan kawan-kawan amat kecewa karena mereka sebelumnya mampu memecahkan rekor kemenangan musim reguler (73 menang-9 kalah).
Rivalitas mereka surut seiring kepindahan James dari Cavaliers (Wilayah Timur) ke Los Angeles Lakers (Wilayah Barat) pada 2018. Meskipun berada di satu wilayah, keduanya justru jarang bertemu di playoff karena masing-masing bergantian cedera.
Waktu berlalu. Hingga akhirnya diketahui, rivalitas itu tidak akan kembali tersaji musim ini. Lakers dipastikan terdepak dari perebutan tiket playoff akibat kalah dari Phoenix Suns, pada Rabu (6/4/2022) WIB. Mereka menempati peringkat ke-11 Wilayah Barat (31-48) dengan sisa tiga laga musim reguler.
Sehari setelah Lakers gugur, wawancara James dengan The Shop dirilis. Dia berkata, bermain bersama anak sulungnya, Bronny James (17), di NBA merupakan prioritas utama dalam sisa kariernya. Pebasket 37 tahun ini juga menyebut punya mimpi bermain bersama Curry. ”Di permainan hari ini, banyak pemain hebat, tetapi saya (memilih) Curry,” ketika ditanya keinginan satu tim dengan pemain NBA lain.
Saya menyukai segalanya dari pria ini. Mematikan. Ketika dia keluar dari mobil, Anda lebih baik sudah menjaganya sebelum masuk arena. Anda mungkin juga harus menjaganya sejak dia bangun dari tempat tidur.
”Saya menyukai segalanya dari pria ini. Mematikan. Ketika dia keluar dari mobil, Anda lebih baik sudah menjaganya sebelum masuk arena. Anda mungkin juga harus menjaganya sejak dia bangun dari tempat tidur. Demi Tuhan, dia berbahaya,” tambah James.
”King James” merujuk pada kehebatan lemparan jauh Curry. Adapun Curry yang memegang rekor jumlah tembakan tiga angka terbanyak dalam sejarah NBA sering dijuluki sebagai makhluk dari planet lain. Dia memasukkan lemparan tiga angka seperti melakukan lay-up.
Spekulasi masa depan James pun bermunculan. Kontraknya dengan Lakers akan habis pada musim depan. Dia bisa pindah ke tim mana pun setelah itu. Sebuah kemustahilan pada dekade lalu, tampak jadi sesuatu yang mungkin terjadi saat ini. James dan Curry punya peluang bermain dalam satu tim.
Curry merespons harapan James dengan ”datar”. ”Dia sudah mendapatkan keinginannya. Dia menjadi kapten dan memilih saya dalam dua laga All-Star terakhir. Jadi saya tidak tahu apakah itu cukup atau tidak. Namun, saya baik-baik saja sekarang (di Warriors),” ucapnya kepada 95.7 The Game.
Meskipun begitu, pebasket berjuluk ”Chef Curry” ini juga merasa tersanjung. ”Sangat luar biasa rasanya ketika Anda diinginkan oleh salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Kita semua bisa hidup dalam dunia fantasi itu (spekulasi satu tim),” pungkasnya.
Peluang menyatu
Rumit. Kata itu cukup mewakili kemungkinan James dan Curry bisa berada dalam satu tim. Kedua megabintang ini mungkin punya keinginan besar untuk bersama, tetapi situasi di sekitar mereka yang menjadi batu penghalang.
Satu-satunya skema terbaik menggabungkan mereka adalah James pindah ke Warriors. Curry, yang sudah bersama Warriors sejak Draft NBA pada 2009, nyaris tidak mungkin pindah. Dia sudah menganggap Warriors seperti rumah sendiri. Hampir pasti sang point guard akan pensiun di tempat tersebut.
Kepindahan James paling mungkin terjadi setelah musim 2022-2023, saat kontraknya habis. Hadangan pertama, dia harus merelakan penurunan gaji dari potensi pendapatan 44,4 juta dollar AS (sekitar Rp 638 miliar) pada musim terakhir di Lakers. Warriors akan melampaui salary cap pada musim 2023-2024 dengan total 3 bintang yang gajinya lebih dari 25 juta dollar AS (sekitar Rp 359 miliar).
Jika James mau berkompromi dengan urusan gaji, rintangan selanjutnya ada di manajemen Warriors. Mereka akan melihat urgensi kehadiran James yang pada musim itu sudah berusia 38 tahun. Adapun dia sudah digerogoti cedera pada musim ini, absen dalam 23 laga Lakers.
Manajemen Warriors dipimpin oleh manajer umum Bob Myers dan pelatih kepala Steve Kerr. Di bawah era mereka dalam sedekade terakhir, tim asal kota San Francisco ini selalu mengutamakan kesinambungan tim. Mereka memprioritaskan proses dengan melahirkan bintang dari draft. Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green merupakan hasil proses itu.
Saat ini, Warriors punya fondasi pemain muda sangat solid, antara lain guard Jordan Poole, forward Jonathan Kuminga, dan center James Wiseman. Ketiganya disiapkan untuk menggantikan trio megabintang saat ini dalam beberapa tahun mendatang.
Di titik ini, kedatangan James akan jadi pertaruhan besar. Dia mungkin bisa membawa Warriors meraih satu gelar, sebelum bermain dengan anaknya di klub lain. Namun, para pemain muda bisa kehilangan momentumnya. Adapun setiap James datang ke tim baru, tim itu akan mengincar prestasi instan, melupakan program jangka panjang.
Belum lagi, Kerr mungkin diharuskan mengganti sistem bermain. Selama ini, dia memiliki sistem bermain kolektif dengan rotasi bola sangat banyak. Jika ada James, hampir pasti pusat permainan akan beralih kepadanya, seperti yang selalu terjadi dalam semua tim sebelumnya.
Masalah terbesarnya, akan tercipta matahari kembar di Warriors, yaitu James dan Green. Mereka adalah pemimpin vokal dalam tim. Menyatukan kedua pemain yang sering terlibat pertikaian pada dekade lalu itu bukanlah ide terbaik. Green, sebagai rekan terbaik Curry, tidak mungkin dipindahkan hanya demi kisah romantis singkat menyatukan Curry-James.
Bersatunya dua ikon NBA itu memang nyaris mustahil. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Semuanya mungkin terjadi di NBA yang semakin condong ke industri hiburan. Apalagi, sejarah telah mencatat, selalu ada jalan ketika ”King James” sudah bertekad. (AP)