Keteladanan Guardiola dan Klopp untuk Pemain Berpuasa
Pemain Muslim di Liga Inggris tak lagi termarjinalkan saat menjalani puasa Ramadhan. Duo manajer terbaik, Pep Guardiola dan Juergen Klopp, menjadi orang terdepan pembawa perubahan untuk menghormati ibadah di bulan suci.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Kehadiran Pep Guardiola dan Juergen Klopp di Liga Primer Inggris tidak hanya menghadirkan pengaruh dalam persaingan gelar juara dan perkembangan taktik di atas lapangan. Dua sosok manajer inovatif dan progresif itu juga menghadirkan evolusi dalam kultur pengelolaan pemain, salah satunya mendukung anak asuhnya untuk menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan.
Pada musim ini, Klopp memiliki tiga pemain utama yang menjalankan ibadah puasa, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Ibrahima Konate. Adapun Guardiola telah menyaksikan langsung komitmen besar Riyad Mahrez dan Ilkay Guendogan selama Ramadhan untuk tidak makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam.
Peran besar Klopp dan Guardiola sebagai inisiator untuk memberi keleluasaan kepada pemainnya menjalankan ibadah puasa diungkapkan Manajer Direktur Muslim Chaplains in Sport (MCS) Ismail Bhamji. MCS adalah satu-satunya organisasi yang didukung dan didanai oleh Premier League serta English Football League (EFL) untuk memberikan edukasi terkait pelaksanaan ibadah pemain Muslim bagi 92 klub profesional di Inggris.
”Pep Guardiola dan Juergen Klopp amat menonjol dalam mendukung kegiatan kami karena mereka progresif dan berpikiran maju. Jadi, saya melihat peningkatan (dukungan kepada pemain Muslim) yang dibuat Manchester City dan Liverpool dalam beberapa musim terakhir,” ujar Bhamji kepada BBC Sport.
Sejak dibentuk pada 2014, MCS rutin melakukan seminar dan agenda pendidikan kepada klub di Inggris untuk menyosialisasikan kegiatan ibadah pemain beragama Islam. Program itu berguna membantu klub memahami ibadah yang dijalankan pemain pada bulan Ramadhan, terutama berpuasa.
Bhamji mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya bermitra langsung dengan dua klub top Inggris saat ini, yaitu Liverpool dan Manchester City. Khusus di dua klub itu, MCS tidak hanya memberikan edukasi. Mereka juga membantu manajemen klub untuk menyusun kegiatan dukungan kepada pemain yang berpuasa.
Dukungan itu tidak sekadar diperuntukkan bagi tim utama yang tampil di Liga Primer Inggris. Bhamji mengatakan, dirinya juga melakukan agenda ”Ramadhan Talk” di Kampus Etihad, milik akademi City, serta akademi Liverpool, untuk menjalankan program nutrisi khusus dan kegiatan penyesuaian untuk mendukung pemain di level yunior tetap bisa menjalankan ibadah puasa.
”City dan Liverpool adalah tim terbaik dalam menerapkan dukungan bagi pemain menjalankan ibadah Ramadhan. Mereka punya orang-orang yang tepat secara mental dan visi untuk menolong semua tingkatan, dari level akademi hingga tim utama,” ujarnya.
Untuk mendukung para pemainnya berpuasa pada bulan Ramadhan, Guardiola menerapkan aturan khusus kepada pemain Muslim untuk tidak perlu ikut berkumpul pada sesi makan siang. Agenda makan siang bersama menjadi kegiatan wajib semua pemain ”The Citizens” sejak Guardiola memimpin di Stadion Etihad sejak 2016.
Dalam kegiatan makan siang itu, Guardiola biasanya berbicara kepada pemain terkait evaluasi pertandingan, latihan, hingga membahas lawan di pertandingan selanjutnya. Selama bulan Ramadhan, agenda itu berpindah menjadi sesi makan malam setelah tim menyelesaikan latihan sore.
Pep Guardiola dan Juergen Klopp amat menonjol dalam mendukung kegiatan kami karena mereka progresif dan berpikiran maju.
Tidak hanya penyesuaian waktu, Guardiola juga meminta pakar nutrisi dan koki di dalam klub untuk menyiapkan makanan bagi pemain yang berpuasa di waktu berbuka dan sahur. Klub juga menyiapkan program nutrisi khusus untuk mendukung Mahrez dan Guendogan tetap bisa menjalankan puasa.
Sejalan dengan Guardiola, Klopp juga tidak mempermasalahkan pemainnya untuk berpuasa pada hari pertandingan. Bahkan, juru taktik asal Jerman itu mendukung pemain Muslim untuk menjalankan puasa dengan menunjang kebutuhan nutrisi dan menerapkan program diet khusus kepada Salah, Mane, dan Konate.
”Tidak ada masalah bagi pemain saya yang berpuasa. Mereka selalu bisa memberikan performa terbaiknya ketika berpuasa atau tidak,” kata Klopp dilansir Liverpool Echo.
Klopp juga dikenal sebagai manajer yang menghormati perbedaan di dalam timnya. Ia pun menerapkan kebijakan khusus untuk mengakhiri masa pemanasan jelang pertandingan malam, dua menit lebih awal.
Langkah itu untuk memberikan kesempatan kepada tiga pemain Muslim Liverpool menjalankan ibadah shalat Maghrib sebelum bertanding.
”Saya tidak memiliki masalah untuk memberikan dua menit itu kepada pemain Muslim, seperti Salah dan Mane, untuk menyucikan diri mereka sebelum pertandingan karena hal itu penting bagi mereka. Saya suka memiliki tim multikultural. Memiliki duta Muslim di tim kami adalah sesuatu yang amat luar biasa,” kata Klopp dalam seri film dokumenter The End of the Storm.
Untuk agenda di sisa musim ini, City dan Liverpool akan bertemu dua kali selama bulan Ramadhan. Pertama, kedua tim akan saling duel di Liga Inggris, Minggu (10/4/2022).
Kemudian, kedua tim akan berjumpa pula di semifinal Piala FA, 16 April. Dua pertandingan itu berlangsung sebelum waktu berbuka puasa.
Selain saling duel itu, City dan Liverpool sama-sama akan menjalani dua laga lain di Liga Inggris sebelum matahari terbenam selama bulan Ramadhan tahun ini.
Wajib disiplin
Menjalankan ibadah puasa di kompetisi terbaik di dunia bukan perkara mudah. Asisten Pelatih Leicester City Kolo Toure mengatakan, pemain wajib menjalani program diet secara disiplin agar puasa tak menurunkan performa mereka pada sesi latihan dan pertandingan.
”Anda harus disiplin. Ketika tampil di lapangan dengan rekan setim, Anda ingin juga memberikan kemampuan 100 persen dan tidak ingin membuat rekan setim menyadari Anda sedang berpuasa,” kata Toure kepada Sky Sports.
City dan Liverpool adalah tim terbaik dalam menerapkan dukungan bagi pemain menjalankan ibadah Ramadhan.
Toure menjalani karier selama 14 musim sebagai pemain di Liga Primer Inggris. Pemain asal Pantai Gading itu membela Arsenal, Manchester City, dan Liverpool pada periode 2002 hingga 2016.
Kehadiran Toure juga membantu pemain Muslim di Leicester untuk tetap menjalankan puasa di tengah kompetisi, terutama Wesley Fofana.
Pada laga Leicester lawan Crystal Palace musim lalu, pertandingan sempat dihentikan sejenak untuk memberikan kesempatan kepada Fofana dan dua pemain Palace, Cheikhou Kouyate dan Jordan Ayew, untuk berbuka puasa. Momen itu terjadi ketika laga berjalan 34 menit.
Manajer Leicester Brendan Rodgers tidak segan lagi memainkan Fofana selama 90 menit pada bulan Ramadhan. Musim lalu, ia hanya memberi kesempatan bek asal Perancis tersebut tampil sekitar 60 menit.
Pada dua laga ”Si Rubah” di bulan Ramadhan ini, Fofana telah bermain penuh. Dua pertandingan itu ialah saat menghadapi MU, 2 April lalu, serta kontra PSV Eindhoven di Liga Konferensi Eropa, Jumat (8/4/2022) dini hari WIB.
”Ia (Fofana) belum makan dan minum sebelum dan selama pertandingan. Bermain dengan level terbaik di bulan Ramadhan ini menunjukkan ia adalah seorang pemain top,” kata Rodgers.
Selain kebijakan dari setiap klub, Professional Game Match Officials Limited (PGMOL), badan wasit di kompetisi profesional Inggris, Maret lalu, mengeluarkan aturan untuk mempersilakan wasit menghentikan laga sejenak dan memberikan kesempatan pemain Muslim berbuka puasa. Aturan itu akan disepakati dulu oleh kapten dua tim yang berlaga sebelum peluit mula.
Terdapat 10 dari 20 kontestan Liga Primer Inggris musim 2021-2022 yang dihuni pemain Muslim. Selain City, Liverpool, dan Leicester, tim lain yang memiliki pemain Muslim ialah Chelsea, MU, Newcastle United, Arsenal, Everton, Wolverhampton Wanderers, dan Brighton and Hove Albion.
Akhirnya, dukungan yang diberikan semua pihak di Liga Primer Inggris kepada pemain Muslim untuk berpuasa pada bulan Ramadhan ini memberikan dampak yang besar. Itu tidak hanya membuat pemain tetap bisa menjalankan kewajibannya sebagai Muslim dan menjaga performa terbaik di lapangan hijau, tetapi juga memberi pesan bahwa kompetisi terbaik di dunia itu telah jauh di depan liga-liga lain untuk mendukung keberagaman. (AP/REUTERS)