Liverpool semakin dekat untuk kembali tampil di semifinal Liga Champions. Kemenangan 3-1 atas Benfica di Lisabon, Rabu WIB, membuat hanya keajaiban yang bisa menghentikan langkah ”Si Merah” menuju babak empat besar.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LISABON, RABU — Berkat membawa pulang kemenangan 3-1 atas Benfica pada laga pertama perempat final Liga Champions di Stadion da Luz, Lisabon, Portugal, Rabu (6/4/2022) dini hari WIB, Liverpool telah menempatkan satu kaki di babak semifinal. ”Si Merah” pantas optimistis bisa melaju ke fase empat besar karena akan menjalani laga kedua di Stadion Anfield, pekan depan.
Hanya keajaiban yang bisa membuat Liverpool tersingkir di babak perempat final. Pasalnya, belum ada satu pun tim yang bisa mencetak lebih dari dua gol ke gawang Alisson Becker, kiper Liverpool, dalam laga kandang di seluruh kompetisi musim 2021-2022.
Hanya Manchester City, Brighton & Hove Albion, dan AC Milan yang bisa mencetak dua gol ketika bertamu ke markas Liverpool. Benfica harus menang dengan minimal keunggulan tiga gol untuk menyingkirkan Liverpool.
Andrew Robertson, bek sayap kiri Liverpool, mengatakan, laga melawan Benfica adalah pertandingan yang sulit. Robertson berandil menyumbangkan asis melalui sepak pojok untuk gol pertama Liverpool yang dicetak bek tengah, Ibrahima Konate, pada menit ke-17.
Kami bermain baik di babak pertama, lalu kebobolan di babak kedua karena lengah. Tetapi, gol ketiga yang dicetak Diaz bermakna besar. Semoga kami bisa menuntaskan laga kedua nanti dengan cara yang baik.
”Kami bermain baik di babak pertama, lalu kebobolan di babak kedua karena lengah. Tetapi, gol ketiga yang dicetak Diaz bermakna besar. Semoga kami bisa menuntaskan laga kedua nanti dengan cara yang baik,” kata Robertson, yang telah menghasilkan 14 asis di musim ini, kepada BT Sport seusai laga.
Setelah unggul satu gol, Liverpool menambah keunggulan berkat gol Sadio Mane setelah menerima operan sundulan dari Diaz pada menit 34.
Meski Darwin Nunez, penyerang Benfica, bisa memperkecil ketertinggalan ketika babak kedua baru berjalan empat menit, kondisi itu tidak meruntuhkan mental Liverpool. Sebaliknya, Manajer Liverpool Juergen Klopp memetik berkah atas keputusannya untuk mendatangkan Diaz pada jendela transfer musim dingin, Januari lalu.
Pasalnya, Diaz menunjukkan dengan sempurna pengalamannya selama 2,5 musim berkarier di Liga Portugal untuk menjadi pemain terpenting bagi hasil positif Si Merah dari Lisabon. Pada menit ke-87, Diaz lolos dari jebakan offside Benfica untuk menerima umpan terbosoan dari Naby Keita.
”Gol Diaz itu bermakna besar bagi Liverpool. Diaz mencetak gol ketiga yang menghadirkan (kesedihan) di hati pendukung Benfica,” ucap legenda Liverpool, Michael Owen, dalam analisis pertandingan itu di BT Sport.
Diaz tentu mengenal dengan baik Benfica. Sejak berkarier di Liga Portugal bersama Porto pada musim 2019-2020, Diaz telah tujuh kali berduel kontra Benfica dengan mengasilkan sebuah gol dan dua asis.
”Ini adalah momen yang saya nantikan, kembali ke sini (Da Luz) untuk menampilkan permainan yang baik dan mencetak gol. Terpenting bagi saya ialah membantu tim untuk menang melawan Benfica, tim yang sangat bagus,” ujar Diaz kepada Eleven Sport.
Tidak terlena
Manajer Liverpool Juergen Klopp memuji performa anak asuhannya di Lisabon yang berbuah kemenangan penting. Meski begitu, Klopp meminta skuad Liverpool tidak terlena dengan keunggulan agregat sementara.
Ia menekankan, dirinya tidak ingin lagi melihat penampilan Liverpool seperti pada laga kedua babak 16 besar kontra Inter Milan. Pada pertandingan kedua di Anfield, Si Merah tumbang 0-1 dari juara bertahan Liga Italia itu. Keunggulan Liverpool pada laga pertama di Milan membantu Liverpool unggul agregat 2-1.
”Kami tahu lawan kami (Benfica) bisa menang ketika bertandang ke kandang Ajax. Oleh karena itu, kami harus menyiapkan diri lagi untuk pertandingan kedua karena mereka (Benfica) adalah tim yang berkualitas,” ujar Klopp.
Secara terpisah, menurut Pelatih interim Benfica Nelson Verissimo, kekalahan 1-3 membuat situasi timnya kian rumit untuk lolos ke babak semifinal. Meski begitu, ia menganggap skuad Benfica telah bekerja keras untuk mengimbangi Liverpool, terutama di babak kedua.
”Pintu (ke semifinal) belum sepenuhnya tertutup, tetapi pekerjaan kami kian sulit. Kesulitan itu disebabkan gol ketiga yang mereka hasilkan,” ucap Verissimo yang sejatinya menjabat Pelatih Benfica B alias tim yunior.
Pertolongan kiper
Lebih lanjut, Klopp menilai, Liverpool seharusnya bisa mencetak lebih dari tiga gol di Da Luz. Hal itu didasari dua peluang emas yang dimiliki Mohamed Salah dan Diogo Jota yang hanya tinggal berhadapan dengan kiper Benfica, Odysseas Vlachodimos.
Peluang Salah hadir di pengujung babak pertama. Gol urung tercipta karena sepakan Salah bisa ditepis oleh Vlachodimos.
Adapun Jota juga gagal mencantumkan nama di papan skor karena sepakannya mengenai kaki kiri kiper tim nasional Yunani itu.
”Kami seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol, tetapi itu tidak terjadi karena kiper mereka, kredit saya berikan kepada dia (kiper Benfica). Andai kami bisa memaksimalkan dua peluang itu, tentu hasil akhir akan terasa lebih baik,” kata Klopp yang berkebangsaan Jerman.
Pada laga itu, Vlachodimos melakukan lima penyelamatan dari delapan tembakan mengarah ke gawang yang dikreasikan pemain Liverpool. Di sisi lain, Alisson mengagalkan dua peluang penyerang sayap Benfica, Everton Soares.
Hasil positif atas Benfica membuat Klopp menjadi manajer tim Inggris pertama yang bisa meraih lima kemenangan beruntun dalam lawatan ke Portugal. Klopp pun menggeser Fabio Capello sebagai pelatih dengan jumlah laga terbanyak tak terkalahkan ketika menghadapi tim asal Portugal di Liga Champions.
Capello, pemegang rekor sebelumnya, mencatatkan enam laga tak terkalahkan. Berkat poin penuh dari Da Luz, Klopp mencapai tujuh laga tak pernah kalah dari duta Portugal, yang terdiri dari enam kemenangan dan sekali seri. (AFP)