AC Milan sangat dominan kala menghadapi tim-tim semenjana, seperti Bologna. Namun, semua upaya tembakan mereka ibarat peluru kosong yang tidak membuahkan hasil.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
AP PHOTO/ANTONIO CALANNI
Ekepresi kekecewaan pemain AC Milan, Davide Calabria, setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga Liga Italia versus Bologna di Stadion San Siro, Milan, Italia, Selasa (5/4/2022) dini hari WIB. Laga itu berakhir imbang, 0-0.
MILAN, SELASA – AC Milan gagal menjauh dari kejaran para pesaingnya menyusul hasil imbang 0-0 saat meladeni Bologna di Stadion San Siro, Milan, Selasa (5/4/2022) dini hari WIB. Milan, yang mendominasi laga dengan mencatatkan 33 tembakan ke gawang lawan, bak melepaskan peluru kosong lantaran tiada satupun dari semua upaya itu mampu membuahkan hasil.
Menurut catatan Opta, 33 tembakan ke gawang lawan tanpa mampu menjadi gol ini adalah yang terbanyak di Liga Italia sejak musim 2004-2005. Milan telah menunjukkan tanda-tanda kesulitan membobol gawang lawan dalam tiga pertandingan sebelumnya.
Sebelum meladeni Bologna, Milan hanya mampu meraih kemenangan tipis 1-0 atas Napoli, Empoli, dan Cagliari. Di pertandingan menghadapi Cagliari, Milan melepaskan 21 tembakan ke gawang dengan satu di antaranya berbuah gol. Dengan begitu, dalam dua laga terakhir, Milan total sudah mencatatkan 54 upaya tembakan ke gawang dan hanya mencetak satu gol.
“Saya tidak punya keluhan tentang tim ini selain kami harus lebih tajam dan lebih efisien di area penalti. Kami memainkan setiap pertandingan untuk menang. Jadi, tentu saja itu adalah peluang yang terlewatkan, terutama di depan para penggemar kami,” ujar Pelatih AC Milan Stefano Pioli seusai laga itu seperti dikutip dari Sky Sport Italia.
TANGKAPAN LAYAR BBC
Statistik laga AC Milan versus Bologna pada lanjutan Liga Italia di Stadion San Siro, Milan, Selasa (5/4/2022) dini hari WIB. Laga itu berakhir imbang, 0-0.
Tampil dengan formasi 4-2-3-1, Pioli memilih menempatkan Oliver Giroud sebagai ujung tombak. Giroud tampil cukup meyakinkan dengan mencatatkan empat tembakan ke gawang dan dua di antaranya mampu menguji kiper Bologna, Lukasz Skorupski.
Anomali
Meski mendominasi laga dengan mencatatkan 54 persen penguasaan bola dan 33 tembakan ke gawang, Milan kesulitan dalam memecah kebuntuan. Hasil imbang kontra Bologna in menjadi semacam anomali bagi Milan.
“I Rossoneri” mampu berbicara banyak kala menghadapi tim-tim besar di Italia. Namun, mereka seolah kehabisan cara untuk mencetak gol saat meladeni tim-tim semenjana.
Upaya Milan mengejar gelar juara pertamanya dalam 11 tahun terakhir bisa berantakan karena dua masalah besar, yaitu ketidakmampuan mencetak gol dan kehilangan poin melawan tim kecil.
Milan tampil bagus dan mampu merebut poin-poin penting saat menghadapi rival-rival mereka secara langsung. Mereka mencuri empat poin dari Inter Milan, tiga poin dari Napoli, menahan imbang Juventus dua kali, mengalahkan AS Roma di kandang dan tandang, serta meraih kemenangan atas Atalanta dan Lazio.
Oleh sebab itu, Pioli mengakui hasil imbang dengan Bologna adalah kesempatan yang terlewatkan bagi timnya untuk menjauh dari kejaran Napoli dan Inter di papan atas klasemen Liga Italia. Jarak antara Milan dengan Napoli di peringkat kedua kini hanya terpaut satu poin.
Adapun Inter yang kini berada di peringkat ketiga menjaga jarak empat poin dari Milan usai mengatasi Juventus dengan skor 1-0. Selisih poin mereka dengan Milan bisa makin menipis menjadi satu poin karena “I Nerrazuri” masih memiliki satu laga yang belum dimainkan.
Penyerang Milan, Rafael Leao, menyesali hasil imbang yang diraih timnya kontra Bologna. Leao total mencatatkan delapan tembakan ke gawang Bologna dengan satu tembakan mengarah tepat ke sasaran. Namun, ketangguhan Skorupski mampu mementahkan itu semua.
“Itu hasil imbang yang buruk karena kami melakukan segalanya untuk mendapatkan tiga poin dan memperpanjang keunggulan kami di puncak. Sekarang, kami harus fokus pada pertandingan berikutnya, memulai dengan kuat, bertahan dengan baik dan menang. Itulah yang terpenting saat ini,” kata Leao.
AP PHOTO/ANTONIO CALANNI
Pemain Bologna, Aaron Hickey (kanan), berebut bola dengan pemain AC Milan, Theo Hernandez, saat kedua tim bertanding pada lanjutan Liga Italia di Stadion San Siro, Milan, Italia, Selasa (5/4/2022) dini hari WIB. Kedua tim bermain imbang 0-0.
Semakin panas
Hasil imbang yang diraih Milan kian memanaskan peta persaingan perebutan scudetto musim ini. Upaya Milan mengejar gelar juara pertamanya dalam 11 tahun terakhir bisa berantakan karena dua masalah besar, yaitu ketidakmampuan mencetak gol dan kehilangan poin melawan tim kecil.
Dengan tujuh laga tersisa, Milan harus menjaga konsistensi untuk meraih gelar juara liga pertama mereka. Milan terakhir kali menjuarai Liga Italia pada 2011 silam.
Napoli menjadi penantang serius Milan dalam perburuan gelar juara. Pasukan “I Partenopei” baru saja meraih kepercayaan diri tinggi usai melibas tim kuat, Atalanta, 3-1 di laga tandang.
Penyerang Napoli, Lorenzo Insigne, pun meyakini timnya bakal keluar sebagai juara pada akhir musim ini. “Kami percaya, dan akan selalu percaya (bisa meraih scudetto),” kata Insigne.
TANGKAPAN LAYAR GOOGLE
Peringkat 15 besar pada klasemen sementara Liga Italia hingga Selasa (5/4/2022) pagi WIB.
Meski performa timnya diragukan akhir-akhir ini, Pioli menolak panik. Menurutnya, masalah di timnya bukanlah persoalan mental. Masalah utama para pemainnya adalah efektivitas permainan.
“Saya benar-benar mengecualikan gagasan bahwa itu adalah masalah psikologis. Tim bermain dengan karakter, temperamen, dan mentalitas yang tepat, bahkan dengan kualitas hingga sepertiga akhir lapangan,” katanya.
Satu hal yang harus dibenahi Pioli adalah ketidakmampuan Milan berbicara banyak saat menghadapi tim kecil. Milan telah kehilangan 14 poin saat menghadapi tim yang di atas kertas kualitasnya di bawah mereka. Milan ditahan imbang dua kali oleh Udinese, kalah dari Spezia, meraih hasil imbang dari Salernitana, dan kini dipaksa bermain imbang oleh Bologna. (AFP/REUTERS)
