Penerapan efisiensi untuk kontingen ke SEA Games akan menyulitkan sejumlah cabang untuk mencapai target prestasi. Jumlah atlet yang terbatas membuat mereka khawatir tidak bisa tampil optimal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Dua pemain tim Bandung bjb Tandamata Yolana Betha Pangestika (tengah) dan Wildha Siti Nurfadhilah Sugandi (kanan) menghadang serangan pemain Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia Mediol Stiovanny Yoku (kiri) di partai final PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2022).
JAKARTA, KOMPAS – Penerapan efisiensi kontingen Indonesia oleh pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kemenpora bisa menyulitkan sejumlah cabang olahraga dalam mencapai target prestasi di SEA Games 2021 Vietnam, pada 12-23 Mei 2022. Jumlah atlet yang terbatas membuat sejumlah cabang khawatir tidak bisa tampil optimal dalam SEA Games ke-31 tersebut.
Salah satunya dirasakan oleh cabang bola voli. Tim nasional voli ruangan putri akhirnya diizinkan berpartisipasi pada SEA Games setelah sebelumnya sempat santer tidak diberangkatkan. Timnas putri diizinkan berangkat karena dianggap punya peluang meningkatkan prestasi dari perunggu SEA Games 2019 Filipina menjadi perak di SEA Games ini.
”Namun, pelatnas yang dimulai 11 April ini berstatus mandiri. Sedangkan, keberangkatannya ditanggung KOI (Komite Olimpiade Indonesia) yang anggarannya juga dari Kemenpora,” ujar Yunyun Yudiana, Wakil Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Namun, lanjut Yunyun, jumlah atlet yang dikirim minimalis, yakni hanya 12 atlet dari awalnya diusulkan 14 atlet. Hal itu dampak dari harus berbagi kuota dengan cabang-cabang lainnya. Dalam konferensi pers di Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/3), Menpora Zainudin Amali menyampaikan bahwa jumlah atlet yang dikirim sebanyak 476 atlet dari 31 cabang atau berkurang 43,4 persen dibanding SEA Games sebelumnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemain Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia Mediol Stiovanny Yoku (kiri) melancarkan serangan ke kubu Bandung bjb Tandamata di partai final PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2022).
”Atlet yang dikirim itu cuma yang berpotensi besar meraih medali. Atlet-atlet cabang DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) mesti yang bisa dapat emas, perak, atau perunggu, sedangkan yang di luar DBON wajib bisa dapat emas atau perak. Adapun voli masuk kelompok di luar DBON,” katanya.
Harus kerja keras
Menurut Yunyun, untuk timnas putri, jumlah 12 pemain itu masih memenuhi kuota untuk tampil di SEA Games. Akan tetapi, pelatih harus kerja keras untuk menjaga pemain agar tidak cedera. Kalau ada yang cedera, tentu itu bakal menyulitkan untuk latihan maupun pertandingan.
”Memang, jika ada yang cedera, kami masih bisa minta untuk pergantian pemain dengan memberikan keterangan resmi kepada panitia karena jadwal pendaftaran sudah berakhir 31 Maret. Tapi, dengan waktu yang mepet, pemain baru pasti tidak memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan tim,” tuturnya.
Andai bisa mendaftarkan 14 pemain, tambah Yunyun, itu akan lebih menguntungkan. Selain tidak terlalu khawatir kalau ada yang cedera, tim pasti lebih kompetitif dalam latihan. Pelatih pun lebih leluasa menerapkan strategi dalam pertandingan, terutama untuk menjalankan rotasi pemain.
Atlet yang dikirim itu cuma yang berpotensi besar meraih medali. (Zainudin Amali)
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ekspresi para pemain Jakarta Mandiri Popsivo Polwan seusai mengalahkan Jakarta Pertamina Fastron dalam laga perebutan posisi juara ketiga PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2022).
Semua itu sangat dibutuhkan untuk menyiapkan tim yang lebih optimal. Apalagi pesaing Indonesia cukup berat, yakni ada tuan rumah dan Filipina. Untuk Thailand, level mereka jauh di atas negara-negara Asia Tenggara sehingga kemungkinan besar melenggang mulus untuk merebut emas. ”Sekarang, kami berharap tim pelatih bisa memaksimalkan 12 pemain yang ada. Setidaknya, kita bersyukur masih bisa tampil di SEA Games,” terang Yunyun.
Fisik yang utama
Yunyun menuturkan, dengan pelatnas yang baru dimulai 11 April, pekerjaan utama timnas putri adalah meningkatkan fisik. Sebab, mereka baru saja mengeluarkan kemampuan terbaik di Proliga 2022 dan waktu yang ada dari jadwal pertama pelatnas ke SEA Games kurang lebih satu bulan. ”Bahkan, sejatinya, waktu efektif mereka hanya 20 hari,” ujarnya.
Adapun 12 pemain itu terdiri dari pemain senior dan yunior. Mereka Nandita Ayu Salsabila, Arsela Nuari Purnama, dan Dita Azizah yang dari DKI Jakarta, Shintia Alliva Maulidina, Ratri Wulandari, Shella Bernadetha Onnan, Tisya Amallya Putri, Wilda Siti Nurfadilah, Amalia Fajrina Nabila, dan Yolla Yuliana yang asal Jawa Barat, serta Megawati Hangestri Pertiwi dan Yolana Betha Pangestika asal Jawa Timur.
”Sebagian besar pemain berasal dari Jawa Barat karena mereka punya prestasi menonjol akhir-akhir ini, yakni membawa tim Jawa Barat meraih emas PON (Pekan Olahraga Nasional) Papua 2021 dan Bandung bjb Tandamata juara Proliga 2022. Dengan usia yang rata-rata masih muda, mereka mesti diimbangi dengan kehadiran pemain senior, seperti Amalia dan Yolla,” kata Yunyun.
Yunyun mengutarakan, tim itu bakal ditukangi Risco Herlambang sebagai pelatih kepala dan Muhammad Alim Suseno serta Pedro B. Lilipaly selaku asisten pelatih. ”Risco memang gagal mengantarkan Jakarta Elektrik PLN menembus final four Proliga 2022 tapi dia yang membawa tim Jawa Barat mendapatkan emas PON Papua. Sedangkan Alim yang membantu bjb Tandamata juara Proliga 2022. Semoga kolaborasi Risco dan Alim bisa lebih meningkatkan potensi pemain-pemain tersebut,” tuturnya.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Suasana latihan di pelatnas finswimming yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI) Riyad di Arena Akuatik, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2022). Jelang SEA Games 2021, pelatnas finswimming menghadapi kendala peralatan tanding baru yang belum tersedia. Peralatan terbaik berasal dari Ukraina. Karena ada konflik antara Ukraina dan Rusia beberapa waktu terakhir, peralatan yang dipesan belum bisa didatangkan sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Peralatan yang dibutuhkan itu, yakni monofin atau sirip tunggal, bi-fins atau sirip ganda, snorkel atau pipa udara, dan kacamata renang.
Nasib finswimming
Nasib serupa dialami cabang selam. Pelatih kepala pelatnas finswimming Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI) Riyad mengatakan, sejauh ini, anggota pelatnas finswimming 14 atlet. Namun, pemerintah cuma merestui 10 atlet ikut serta ke SEA Games.
Itu dinilai akan berpengaruh negatif terhadap target mereka. Pemerintah menargetkan mereka merebut satu emas, tiga perak, dan lima perunggu. Sebaliknya, PB POSSI justru optimistis bisa merengkuh tiga emas, tiga perak, dan lima perunggu. Hanya saja, peluang pribadi dari pengurus itu sulit terealisasi jika finswimming cuma berkekuatan 10 atlet.
”Target tiga emas, tiga perak, dan lima perunggu itu sulit tercapai kalau jumlah atlet kami dikurangi menjadi 10 atlet. Itu sangat berdampak untuk tim estafet yang tidak bisa datang dengan kekuatan penuh. Padahal, tim estafet surface 4x200 meter putri ada potensi meraih emas, sedangkan estafet bi-fins 4x100 meter campuran berpotensi mendapatkan perak,” tegas Riyad.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Suasana latihan di pelatnas finswimming yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI) Riyad di Arena Akuatik, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2022).
Jika tidak ada perubahan kebijakan, finswiming tinggal berharap pada Wahyu Anggoro Tamtomo untuk merebut emas surface 50 meter, Janis Rosalita untuk merengkuh emas surface 100 meter putri, dan Harvey Hubert Marcello untuk meraih emas bi-fins 100 meter. Akan tetapi, Wahyu paling berpeluang menyumbangkan emas karena catatan waktu terbaiknya sekaligus rekor nasional dengan 15,49 detik yang dicetak pada seleksi nasional kedua SEA Games sebulan lalu berada di urutan keenam dunia medio Januari-Maret 2022.
Deputi I Ketua Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia di SEA Games 2021 Teuku Arlan Perkasa Lukman menuturkan, semua cabang harus memaklumi kondisi saat ini. Karena keterbatasan anggaran, Indonesia mesti selektif dalam mengirim atlet ke SEA Games. Atlet yang dikirim yang dianggap benar-benar bisa mendapatkan medali. Semua itu telah diseleksi dengan ketat oleh tim review yang terdiri dari perwakilan Kemenpora, praktisi dari KOI dan Komite Nasional Olahraga Indonesia, dan akademisi beberapa waktu lalu.