Menjawab Problem Timnas Bola Basket dari Pentas IBL
Sejumlah bintang baru muncul di IBL Tokopedia 2022. Mereka pantas mendapat kesempatan masuk timnas. Dengan performa di level tertinggi dan rasa lapar tampil di internasional, mereka bisa jadi jawaban.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Ibarat hujan meteor, bintang-bintang baru bola basket bermunculan sporadis menyinari kompetisi musim reguler Liga Bola Basket IBL Tokopedia 2022. Para pebasket lokal berstatus nonpelatnas itu muncul pada saat yang tepat ketika timnasional butuh darah segar untuk menghadapi agenda terpenting dalam sejarah bola basket nasional.
Musim reguler IBL telah berakhir pada Kamis (31/3/2022). Saat ini, para pemain lokal mengganggur, menunggu playoff yang baru akan berlangsung pada Agustus. Beberapa dari mereka menanti pemanggilan ke timnas yang akan menggelar pelatnas mulai 11 April.
Dari ratusan pemain lokal, terdapat beberapa pebasket nonpelatnas yang mencuri perhatian selama tiga bulan musim reguler. Mereka antara lain Fisyaiful Amir dan Stevan Neno (Hangtuah), Reggie William Mononimbar (Pelita Jaya), dan Reza Guntara (Prawira).
”Pemanggilan pemain baru pastibisa menjadi poin yang sangat positif untuk timnas. Mereka bisa membawa kesegaran untuk mengubah chemistry di dalam tim. Apalagi mereka, kan, masih haus akan laga internasional,” kata Antonius Ferry Rinaldo, Pelatih Hangtuah yang juga merupakan mantan guard andalan timnas.
Pelatih yang kerap disapa Inal itu menambahkan, penyegaran dibutuhkan karena timnas sedang dalam rentetan hasil buruk di kualifikasi Piala Asia 2021 hingga Piala Dunia 2023. Dengan skuad hampir sama selama dua tahun terakhir, timnas tampak tidak berkembang.
Karena itu, mantan asisten pelatih timnas tersebut menyarankan pemanggilan pemain baru sebagai opsi terbaik. Mereka akan membawa atmosfer lebih kompetitif ke dalam pelatnas. Hal itu bagus untuk perubahan dalam waktu singkat mengingat Indonesia akan menghadapi dua agenda penting, yaitu SEA Games Vietnam 2021 pada Mei dan Piala Asia pada Juli.
Fisyaiful, disapa If, menjadi salah satu pemain paling konsisten dalam dua musim terakhir IBL. Namun, dia tak kunjung dipanggil timnas. Musim ini, pemain di posisi forwarditu mengantar Hangtuah lolos playoff dengan rata-rata sumbangan 11 poin dan 5,1 rebound.
Lebih istimewa lagi, pebasket berusia 25 tahun itu mencatatkan angka persentase true shooting (TS%) sebesar 50,4 persen. Adapun persentase true shooting mengukur efesiensi lemparan keseluruhan seorang pemain, termasuk tiga angka dan tembakan bebas.
Hanya ada lima pemain lokal di liga yang mencatatkan rerata lebih dari 10 poin dengan TS% di atas 50 persen. Selain If, sisanya adalah tulang punggung timnas, antara lain Abraham Damar Grahita (Prawira) dan Andakara Prastawa (Pelita Jaya).
If mempunyai tubuh kekar setinggi 1,83 meter. Dengan kemampuan atletis di atas rata-rata pebasket lokal, dia sering mencetak poin dengan penetrasi ke area keranjang. Di sisi lain, pemain All-Star 2022 itu juga bisa berkontribusi dalam pertahanan. Dia melakukan rerata 1,3 steal setiap laga.
Saya pasti ingin masuk timnas kalau ada kesempatan. Tetapi, itu semua tergantung kriteria pelatih.
”Saya pasti ingin masuk timnas kalau ada kesempatan. Tetapi, itu semua tergantung kriteria pelatih. Saya sadar level liga kita beda dengan internasional. Saya harus banyak belajar untuk bisa bersaing di level internasional,” ucap If.
Rekannya, Neno, juga tampil cukup impresif dengan kekuatan lemparan tiga angka. Shooting guard setinggi 1,8 meter itu mencetak rerata 9,3 poin dengan TS% 55,2. Angka TS% miliknya melebih Prastawa (54,2). Dengan akurasi lemparan tiga angka 37,8 persen, Neno bisa menjawab problem tembakan jauh di timnas.
Fisik menjulang
Kalah atletis dan postur merupakan salah satu problem timnas di kualifikasi Piala Dunia. Indonesia kalah telak dari negara Timur Tengah yang mempunyai tubuh tinggi dan besar, seperti Arab Saudi (66-95) dan Jordan (64-94). Masalah ini perlu diperbaiki karena timnas akan berhadapan dengan dua negara itu pada babak grup Piala Asia.
Reggie (1,85 meter) dan Reza (1,93 meter) bisa menjadi jawaban dari problem itu. Keduanya mempunyai postur lebih tinggi dibandingkan dengan pemain timnas di posisi yang sama. Tidak hanya tinggi, mereka juga pemain berpengalaman yang bisa bekerja sama dengan sangat baik, melengkapi kemampuan rekan-rekannya.
Adapun Reggie, berduet dengan Prastawa di posisi guard, membawa Pelita Jaya jadi tim terbaik selama musim reguler lewat sumbangan 10,6 poin, 5,3 rebound, dan 3,5 asis. Sementara itu, Reza dengan sumbangan 8 poin dan 5,5 rebound sempat mengantar Prawira menang 10 kali beruntun.
Seperti kata mantan pelatih timnas, Fictor Roring, pemilihan pemain harus selalu berdasarkan kepada performa. Para pemain terbaik di liga sudah seharusnya mendapat kesempatan berseragam ”Merah Putih”. Tidak perlu melihat sudah mempunyai pengalaman internasional atau belum.
Manajer timnas bola basket putra, Jeremy Santoso, berkata akan mengumpulkan pemain terbaik dalam pelatnas untuk SEA Games. Tim asuhan pelatih Milos Pejic ini akan kehadiran bantuan dari luar negeri. Pebasket naturalisasi dari NBA G-League, Marques Bolden, dipastikan hadir.
Bolden akan menjalani debut bersama timnas setelah dinaturalisasi pada tahun lalu. Ada juga pemain-pemain remaja seperti Derrick Michael yang dipanggil dari NBA Academy dan Fatih Respati yang bermain dalam kompetisi SMA di Amerika Serikat.
Terlepas dari siapa pun yang akan mewakili ”Merah Putih” di SEA Games dan Piala Asia, bintang-bintang baru IBL itu pantas mendapat kesempatan. Setidaknya dipanggil untuk bergabung dalam seleksi pelatnas. Mereka sudah membuktikan kepantasan di liga yang sering dikatakan sebagai cermin prestasi timnas.