Keanehan Chelsea yang Tak Terjawab
Untuk pertama kali di musim ini, Chelsea kemasukan empat gol dalam satu laga. Manajer Chelsea Thomas Tuchel menganggap banyak faktor yang menyebabkan anak asuhnya menelan kekalahan keempat di Liga Inggris musim ini.

Pemain Brentford, Bryan Mbeumo (kiri), berebut bola dengan pemain Chelsea, Reece James, dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
LONDON, SABTU – Secara mengejutkan Brentford bisa membenamkan juara dunia, Chelsea, 4-1, pada laga pekan ke-30 Liga Primer Inggris, Sabtu (2/4/2022), di Stadion Stamford Bridge. Bagi ”Si Lebah”, julukan Brentford, kemenangan di derbi London itu adalah sejarah baru dalam delapan dekade terakhir. Sebaliknya, gagal menjaga keunggulan atas Brentford menghadirkan tanda tanya terkait performa aneh Chelsea.
Sebelum menyambut kedatangan Brentford, Chelsea adalah tim yang paling sedikit kemasukan gol. Hanya 19 gol yang bersarang ke gawang Chelsea dalam 28 pertandingan di liga edisi 2021-2022.
Baca juga : Oase Chelsea di Tengah Krisis
Dari pertandingan yang telah dijalani itu, West Ham United menjadi satu-satunya tim yang bisa mencetak tiga gol ke gawang ”Si Biru” di kompetisi domestik musim ini. Kekalahan 2-3 dari West Ham, 4 Desember 2021, membuat Chelsea harus melepas singgasana di puncak klasemen.
Dengan materi dan performa gemilang West Ham di kandang, kekalahan Chelsea di Stadion Olimpiade London bukan sebuah kejutan yang membuat pendukung mereka terheran-heran. Pasalnya, Liverpool juga bertekuk lutut di hadapan West Ham ketika bertamu ke London.
Namun, Brentford adalah tim yang berstatus sebagai debutan di Liga Primer Inggris. Si Lebah hanya memiliki misi untuk terhindar dari zona degradasi di musim ini.

Pemain Brentford, Yoana Wissa, melakukan selebrasi seusai menjebol gawang Chelsea dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
Dalam dua lawatan ke markas dua tim teratas Liga Primer Inggris saat ini, yaitu Manchester City dan Liverpool, Brentford selalu pulang tanpa meraup poin. Mereka juga gagal menghasilkan satu gol ke gawang dua raksasa Inggris itu.
Hasil serupa seakan akan terulang ketika bek tengah Chelsea, Antonio Ruediger, mencetak gol ketika babak kedua baru berjalan tiga menit. Sepakan keras Ruediger dari luar kotak penalti gagal dihalau David Raya, kiper Si Lebah.
Hanya saja, gol itu membuat Si Biru ”tertidur”. Kuartet pemain belakang tampil ceroboh dan menghasilkan banyak ruang bagi pemain depan Brentford.
Baca juga : Adu Gengsi Dua “Kiblat”
Hasilnya, Brentford bisa mencetak tiga gol dalam kurun waktu menit ke-50 hingga ke-60. Pesta gol Brentford dimulai oleh Vitaly Janelt pada menit ke-50.
Kemudian, gelandang serang Christian Eriksen membawa Si Lebah berbalik unggul saat laga berjalan 54 menit. Janelt kembali menghasilkan gol di menit ke-60.

Gelandang Brentford, Christian Eriksen, menatap tajam ke arah bola dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
Parade gol Brentford ke gawang Chelsea yang dikawal Edouard Mendy disempurnakan oleh pemain pengganti, Yoane Wissa, pada menit ke-87. Wissa hanya membutuhkan waktu sekitar 90 detik berada di atas lapangan untuk memperparah derita Chelsea.
Itu menjadi kekalahan kedua Chelsea dalam delapan laga derbi London di liga musim ini. Selain dua kekalahan, Si Biru mengakhiri enam laga derbi lainnya dengan kemenangan.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel mengatakan, pertandingan setelah jeda internasional selalu berjalan tidak mudah. Meski begitu, ia sempat senang dengan keunggulan anak asuhannya yang memulai babak kedua dengan baik.
Baca juga : Gelombang Komitmen Pasukan ”Si Biru”
”Saya tidak tahu mengapa kami kehilangan kontrol selama 10 menit setelah mencetak gol yang indah. Brentford memanfaatkan dengan baik 10 menit ketika kami lengah,” ujar Tuchel seusai laga kepada Sky Sports.
Kelelahan mental
Menurut Tuchel, sejumlah pemainnya yang baru kembali dari membela tim nasional harus mengikis rasa kelelahan yang akut. Mendy adalah salah satu pemain yang tampil habis-habisan di laga play off Piala Dunia 2022.

Pemain Chelesa, Kai Havertz (kiri), dan pemain Brentford, Kristoffer Ajer, mengejar bola dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
Ia tampil selama 210 menit untuk membantu Senegal menumbangkan Mesir dan menyegel tiket ke Qatar.
Kami kelelahan. Bukan kelelahan fisik, melainkan keletihan mental. Sejumlah pemain tidak cukup segar secara mental.
”Kami kelelahan. Bukan kelelahan fisik, melainkan keletihan mental. Sejumlah pemain tidak cukup segar secara mental,” ucapnya.
Tuchel pun menolak alibi timnya kehilangan fokus karena telah memikirkan duel menghadapi Real Madrid di perempat final Liga Champions, Kamis (7/4/2022). ”Kami tidak terganggu dengan gim melawan Real Madrid. Kami memilih tim yang kami rasa tim terbaik, jadi tidak satu persen pun kami memikirkan Real di laga ini,” ujar Tuchel, manajer asal Jerman.
Baca juga : Magis Vieira Belum Memudar
Lebih lanjut, Tuchel juga enggan menyalahkan cuaca yang berubah signifikan pada satu hari sebelum pertandingan melawan Brentford. Pada sesi latihan terakhir, Jumat (1/4/2022), seluruh pemain Chelsea harus mengenakan sarung tangan karena salju turun di pusat latihan.
Turunnya salju membuat sesi latihan Chelsea tidak optimal. Di hari pertandingan, matahari ternyata bersinar terik yang menghasilkan cuaca hangat.
”Itu adalah sejumlah alasan yang bisa menjadi dasar hasil buruk ini. Tetapi, kami perlu melakukan analisis untuk mengetahui penyebab kekalahan ini dan bangkit di pertandingan berikutnya,” tutur Tuchel.

Pemain Chelsea, Romelu Lukaku, berebut bola dengan pemain Brenftord, Pontus Jansson, dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
Penampilan terbaik
Sementara itu, Manajer Brentford Thomas Frank tanpa ragu menyebut penampilan timnya di Stamford Bridge sebagai performa terbaik di musim ini. Ia pun menganggumi etos kerja skuadnya yang konsisten menjalankan rencana permainan meski sempat tertinggal lebih dulu.
”Hari ini saya sangat bangga menjadi bagian Brentford. Datang ke Stamford Bridge dan menang 4-1 adalah salah satu momentum terbesar dalam karier saya,” ujar Frank yang menduduki jabatan manajer Si Lebah sejak 2018.
Tak bisa dimungkiri kemenangan Brentford tidak lepas dari kecermatan Frank meramu taktik. Ia memainkan skema tiga bek untuk pertama kali di musim ini.
Baca juga : Di Balik Kontradiksi Nasib Gerrard dan Lampard…
Permainan defensif yang dipadukan dengan pressing ketat membuat pemain depan Chelsea kehabisan akal untuk membongkar pertahanan Brentford. Lalu, kehadiran Eriksen juga memungkinkan strategi serangan balik Brentford jadi lebih mematikan.
Pada laga itu, Eriksen menjadi pemain Si Lebah yang paling banyak menghasikan umpan akurat dengan total 29 operan. Ia juga mencatatkan tiga operan kunci.

Pemain Chelsea, Hakim Ziyech (kanan), menghadang pemain Brentford, Rico Henry, dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brentford di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu (2/4/2022).
”Christian (Eriksen) menghadirkan kualitas dan ketenangan di dalam tim. Anda hanya perlu memberikan bola kepadanya, selanjutnya ia akan menemukan solusi,” kata Frank.
Kemenangan atas Chelsea itu baru pertama kali diraih Brentford dalam 83 tahun. Terakhir kali Brentford mengalahkan Chelsea terjadi pada Divisi Satu Liga Inggris musim 1938-1939 berkat keunggulan 3-1. (REUTERS)