MotoGP seri Argentina bak lolos dari lubang jarum setelah logistik balapan sejumlah tim akhirnya tiba di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Sabtu dinihari waktu setempat. Sejumlah tim pun menjalani kerja maraton hingga 16 jam.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TERMAS DE RIO HONDO MotoGP seri Argentina yang sempat dikhawatirkan batal, akhirnya bisa digelar dengan diawali sesi latihan bebas Moto3, Sabtu (2/4/2022) mulai pukul 18.15 WIB. Balapan seri ketiga ini sangat padat, dengan kesibukan di paddock mulai Sabtu dinihari menyusul kedatangan logistik balapan yang sempat tertahan di Mombasa, Kenya, karena kerusakan pesawat pengangkut.
Pemadatan jadwal ini menuntut efektivitas kerja tim untuk menemukan kompromi antara waktu putaran dan laju keausan ban di trek yang cepat ini. Kecepatan menjadi karakter Termas de Rio Hondo dengan lintasan lurus yang sangat panjang, serta tikungan cepat. Karakter itu menuntut kejelian para mekanik untuk mencari setelan motor yang cepat, tetapi dengan laju keausan ban yang rendah.
Tantangan itu menjadi lebih besar bagi tim-tim yang terdampak keterlambatan logistik balapan, terutama Gresini Racing dan VR46. Kedua tim itu paling sibuk karena semua perlengkapan mereka baru datang pada Jumat pukul 21.45 waktu setempat.
Perlengkapan mereka baru berada di depan paddock pada Sabtu pukul 04.00 waktu setempat. Para mekanik langsung membongkar peti-peti motor dan kru lainnya menyiapkan paddock. Pada pukul 05.00 sebagian perlengkapan, seperti rak-rak ban, dan meja komputer sudah terpasang. Namun, penyiapan garasi dan motor terus berlangsung hingga matahari terbit.
Mereka berkejaran dengan waktu karena latihan bebas pertama (free practice 1/FP1) MotoGP berlangsung Sabtu pukul 22.35 WIB disusul FP2 pada Minggu (3/4) pukul 01.40 WIB, setelah Moto3 dan Moto2 menyelesaikan kualifikasi. Sesi FP3 MotoGP dihapus. Sesi kualifikasi pertama (Q1) pukul 03.05 WIB, dan Q2 untuk meraih pole position pada pukul 03.30-03.45 WIB.
Para mekanik VR46 dan Gresini menjalani hari yang sangat panjang karena bekerja lebih dari 16 jam, mulai dari kedatangan kargo di sirkuit, Sabtu pukul 02.00 hingga setelah kualifikasi yang berakhir pukul 17.45 waktu setempat, atau Minggu (3/4) pukul 03.45 WIB. Setelah itu, para mekanik masih menyiapkan motor untuk sesi pemanasan serta balapan esok harinya.
Tantangan di Termas diurai oleh pebalap Suzuki Ecstar Alex Rins dan kepala mekaniknya Manuel Cazeaux.
"Trek Argentina sangat menuntut kerja keras terutama dalam setelan motor. Kami perlu menemukan kompromi yang bagus dengan rasio final karena ada lintasan yang sangat panjang (1,076 kilometer) dan ada tikungan lambat seperti dua tikungan terakhir. Jadi, sangat penting untuk mendapatkan setelan yang bagus," ujar Rins, yang finis ketiga di Termas pada musim 2018.
Trek Argentina sangat menuntut kerja keras terutama dalam setelan motor. (Alex Rins)
Cazeaux menilai sirkuit ini menuntut kejelian penyetelan motor, untuk mendapat kecepatan tinggi dan mengurangi laju keausan ban.
"Begitu mendengar nama Termas de Rio Hondo, yang melintas dalam pikiran saya adalah daya cengkeram ban belakang. Trek ini sangat cepat dan pebalap menggunakan tepi ban dalam waktu yang lama karena tikungan-tikungan panjang," ujar Cazeaux kepada MotoGP.
"Sepanjang akhir pekan kami perlu menemukan keseimbangan itu untuk mendapatkan waktu putaran yang bagus tetapi juga mempertimbangkan energi keseluruhan yang ditumpukan pada ban belakang. Jadi kami banyak mengerjakan itu di Termas," ungkap Cazeaux.
Terkait dengan suspensi, Cazeaux menilai, setelan standar untuk depan dan belakang akan bekerja dengan baik di Termas. Namun, motor harus memiliki kestabilan yang sangat bagus, supaya pebalap bisa melewati tikungan-tikungan panjang dengan kecepatan yang tinggi. "Pebalap harus melewati tikungan dengan tetap membuka gas, jadi saat mereka membuka gas, motor tidak boleh terlalu understeering. Jika terlalu understeer maka pebalap perlu membuka gas lebih besar, itu akan lebih membebani dan itu tidak bagus," jelas Cazeaux.
Balapan pertama dalam tiga tahun di Termas de Rio Hondo diawali dengan FP1 Moto3 yang dipuncaki oleh pebalap Leopard Racing Dennis Foggia dengan catatan waktu 1 menit 49,268 detik. Foggia unggul 0,105 detik atas Izan Guevara (Solunion GASGAS Aspar Team), dengan rookie Diogo Moreira (MT Helmets MSI) di posisi ketiga. Sedangkan pebalap Indonesia yang membela Honda Team Asia Mario Suryo Aji berada di posisi ke-23 dengan catatan waktu terbaiknya 1 menit 50,802 detik. Di awal FP2, Mario terjatuh di tikungan 1.
Sedangkan FP1 kelas Moto2 dipuncaki oleh pebalap tim MB Conveyors Speed Up Fermin Aldeguer dengan 1 menit 43,356 detik. Dia mengungguli Augusto Fernandes di posisi kedua, serta pemenang seri Indonesia Somkiat Chantra di posisi ketiga.
Pada kelas MotoGP, balapan di Argentina ini dapat menjadi momentum untuk kebangkitan bagi para pebalap Honda, terutama Pol Espargaro, yang mengalami "mimpi buruk" di Mandalika. Apalagi, ini merupakan trek di mana Honda meraih empat kemenangan dalam enam musim, 2014-2019.
Pebalap Yamaha kemungkinan akan kesulitan karena kurangnya kecepatan puncak motor M1, dibandingkan motor yang lain. Padahal, kecepatan puncak diperlukan untuk bersaing di trek lurus yang panjang ini. Para pebalap Ducati dan Suzuki juga mencari titik balik untuk kembali ke jalur persaingan juara.