Persipura Jayapura gagal mempertahankan predikat sebagai salah satu tim yang tidak pernah terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Indonesia. BRI Liga 1 2021-2022 menjadi momen terburuk dalam 59 tahun ”Mutiara Hitam”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persipura Jayapura, pemilik empat gelar Liga Indonesia, mendapatkan tinta merah dalam perjalanan mereka di kancah sepak bola Indonesia sejak berdiri 1 Mei 1963. Klub berjuluk ”Mutiara Hitam” itu untuk pertama kali terlempar dari persaingan kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air pada BRI Liga 1 2021-2022.
Sejak kompetisi sepak bola Galatama dan Perserikatanbergabung menjadi Liga Indonesia pada musim 1994-1995, Persipura adalah salah satu dari empat tim yang belum pernah turun kasta dari divisi tertinggi. Tiga tim lain ialah Persib Bandung, PSM Makassar, dan Persija Jakarta.
Walakin, catatan bersejarah itu harus tercoreng di musim ini. Persipura mengakhiri Liga 1 2021-2022 dengan berada di peringkat ke-16 atau posisi terakhir zona degradasi. Meskipun melibas Persita Tangerang 3-0 pada laga pekan pamungkas di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, Kamis (31/3/2022), Mutiara Hitam tidak beranjak dari posisi ketiga dari bawah klasemen.
Usai pekan ke-34, Persipura mengumpulkan 36 poin,jumlah poin yang sama dengan Barito Putera di posisi ke-15.Pada laga terakhir di waktu yang sama, Barito Putera mendapat tambahan satu poin hasil bermain imbang, 1-1,melawan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. ”Laskar Antasari” bertahan di Liga 1 karena keunggulan rekor pertemuan atas Persipura.
Hasil itu membuat seluruh pemain dan staf Persipura menangis seusai mengalahkan Persita. Kemenangan mutlak di laga terakhir terasa hambar karena tidak mampu menyelamatkan Persipura untuk tidak tampil di Liga 2 pada musim 2022-2023.
Yohanes Pahabol, yang mencetak gol pembuka Persipura ke gawang Persita, terduduk lesu dan menutup wajah dengan jerseinya di pinggir lapangan setelah mengetahui Barito bermain imbang melawan Persib. Penyerang sayap kiri itu pantas bersedih karena kerja kerasnya di akhir musim ini sia-sia.
Pada tiga laga terakhir Persipura, Pahabol menyumbangkan tiga gol dan dua asis. Ia pun mengakhiri musim ini sebagai pemain terproduktif Persipura dengan sembilan gol. Tak hanya itu, Pahabol adalah penghasil asis tertinggi timnya dengan torehan lima asis.
Pelatih Persipura Angel Alfredo Vera juga tidak bisa menahan air mata di akhir laga. Ketika mengetahui Barito bisa menyamakan kedudukan atas Persib melalui sumbangan gol penyerang pengganti, Beni Oktovianto, pada menit ke-84, Vera tidak tenang duduk di bangku cadangan. Ia terlihat tegang meski timnya telah unggul tiga gol melalui gol dari Pahabol, Yevhen Bokhashvili, dan Ramiro Fergonzi.
”Kami sudah berjuang keras untuk menang, tetapi hasil itu tidak cukup. Saya sudah tidak bisa berkata-kata,” kata Vera dengan suara parau. ”Yang bisa saya sampaikan, (Persipura) ini adalah tim yang luar biasa,” kata Vera yang kemudian tidak bisa lagi menahan tangis.
Bek Persipura, Yustinus Pae, mengungkapkan, seluruh pemain Persipura tidak saling berbicara ketika memasuki ruang ganti. Mereka amat sedih karena gagal menjaga sejarah baik Persipura. ”Kami tidak bisa berbicara satu sama lain. Kami masih tidak percaya dengan kenyataan (terdegradasi) ini,” kata Yustinus.
Membaik
Sejak melanjutkan tongkat estafet juru taktik Persipura dari Jacksen F Tiago di pekan ke-13, November lalu, Vera mampu memperbaiki performa Pahabol dan kawan-kawan.Pada 12 laga perdana musim ini, Persipura hanya meraih lima poin dari satu kali menang dan dua hasil imbang, lalu menelan sembilan kekalahan. Dengan performa itu, Persipura memiliki poin yang sama dengan Persiraja Banda Aceh yang menduduki posisi juru kunci di pekan ke-12.
Kami sudah berjuang keras untuk menang, tetapi hasil itu tidak cukup. Saya sudah tidak bisa berkata-kata.
Sejak Vera memegang kendali tim sejak pekan ke-13, Mutiara Hitam mengemas 34 poin dari hasil sembilan menang, tujuh seri, dan enam kalah. Apabila merujuk performa pada pekan ke-13 hingga ke-34, maka Persipura berada di peringkat ketujuh.
Namun, tanda-tanda Persipura terdegradasi sudah terlihat di awal musim. Mereka menjalani tiga laga perdana dengan kekalahan, yang menjadi rekor terburuk Persipura di Liga Indonesia.Dari 34 pekan musim ini, Persipura hanya 10 pekan berada di luar zona degradasi. Posisi terbaik yang diduduki Persipura adalah peringkat ke-13 pada pekan keempat.
Salah satu penyebab yang membuat Persipura terdegradasi adalah hukuman kalah 0-3 dari Madura United karena tidak menjalankan laga tunda pekan ke-22, 21 Februari lalu. Akibat itu, Persipura dihukum kalah sekaligus mendapat pengurangan tiga poin.
Andai tidak mengalami pengurangan tiga poin itu, Persipura akan bertahan di Liga 1 musim depan. Dengan 39 poin, Persipura akan mengumpulkan 39 poin dan bisa menduduki peringkat ke-12.
”Kalau kami tidak dapat pengurangan poin itu, kami tentu sudah aman. Namun, (hukuman) itu sudah terjadi dan poin yang dikurangi itu tidak bisa kembali,” ujar Vera yang pernah mempersembahkan gelar juara Indonesia Soccer Championship 2016 untuk Persipura.
Beruntung
Pelatih Barito Rahmad Darmawan mengakui, timnya beruntung bisa menahan Persib di laga terakhir untuk bisa bertahan di Liga 1. Pada laga pamungkas itu, Barito tampil di bawah tekanan Persib.
Performa gemilang kiper Barito, Muhammad Riyandi, menjadi penyebab Barito bisa menahan ”Maung Bandung”. Riyandi melakukan 12 penyelamatan, termasuk menangkap tendangan penalti penyerang Persib, David da Silva, pada menit ke-58.
”Kami jujur memiliki keberuntungan, salah satunya penalti lawan tidak masuk. Namun, seluruh pemain juga bekerja keras untuk mengatasi ketertinggalan meski pemain tampil tegang dan tidak dalam permainan terbaik,” ujar Rahmad.
Sebelum Beni mencetak gol enam menit jelang waktu normal berakhir di babak kedua, Persib unggul lebih dulu melalui gelandang muda, Beckham Putra, pada menit ke-54.
Rahmad bersyukur dengan capaiannya di musim ini. Selain memenuhi target untuk mempertahankan Laskar Antasari di Liga 1, juru taktik berusia 55 tahun itu juga membawa RANS Cilegon meraih tiket promosi ke Liga 1 berkat meraih predikat runner-up Liga 2 2021.
Selain Persipura, dua tim lain yang turun kasta ke Liga 2 adalah Persela Lamongan dan Persiraja. Tim yang menggantikan tempat mereka adalah tiga tim promosi dari Liga 2yakni Persis Solo, RANS Cilegon, dan Dewa United.